Sajian Menu 45 Legenda Kuliner di Kota Malang I

FimelaDiterbitkan 11 Juli 2011, 12:20 WIB
Vemale.com - Perjalanan Festival Jajanan Bango 2011, tiba di kota terakhir, kota Malang yang dingin dan kaya akan warisan kuliner nusantara nan menggoda. Memadati Lapangan Parkir Selatan, 45 legenda kuliner nusantara baik dari luar kota maupun kota Malang sendiri menyajikan menu-menu spesial bagi para pengunjung siang itu. Warung Lama, H Ridwan Salah seorang legenda kuliner asal kota tuan rumah Malang yang memeriahkan acara ini adalah Warung Lama H. Ridwan, dengan hidangan legendarisnya, Sate Komoh. Rasanya mustahil menemukan warga Malang yang belum pernah mendengar atau mencoba kelezatan Sate Komoh di warung yang terkenal sebagai tempat bernostalgia karena pengunjung yang datang dari berbagai generasi ini. Betapa tidak, usaha ini sudah berdiri sejak tahun 1925, lebih dari 80 tahun yang lalu dan kini masih dibanjiri pengunjung setiap harinya. Saat ini warung ini dikelola oleh Ibu Susana, yang merupakan generasi ke-empat di Pasar Besar Lama, baru kemudian awal 1925 menempati kios sampai saat ini. "Alhamdulillah, warung kami tidak pernah sepi karena kami selalu menjaga mutu dan rasa. Sampai sekarang kami tidak pernah mengganti resep, bagaimanapun juga kami yakin resep Jawa kuno tetap paling uenak!" kisah Susana. Berbagai pasang surut telah dialami, seperti saat harga bahan baku melonjak sementara harga jual tidak mungkin dinaikkan. Namun, hal itu tak menggoyahkan tekad keluarga H. Ridwan untuk terus memuaskan selera para penggemarnya. Berkat sikap pantang menyerah dan kesepenuh hatian dalam menjalani usahanya, warung ini layak memperoleh predikat sebagai salah satu legenda kuliner nusantara. Gado-gado Warung Citra
Bahannya sama seperti gado-gado pada umumnya, lontong, rebusan telur, tahu, selada, kentang, taoge yang kemudian disiram dengan saus kacang dan kecap. Namun yang istimewa dari gado-gado ini, ia sudah hadir sejak tahun 1956. Uniknya lagi, gado-gado ini dijual di atas sepeda kumbang yang hingga kini masih terawat dan kokoh menemani berjualan. Soto Daging Duro, Pak Markeso
Nama sotonya diambil dari nama penjualnya, Pak Markeso. Bapak yang usianya sudah sepuh ini sudah berjualan soto daging khas Madura sejak tahun 50-an. Ada bumbu khas Madura yang digunakan sebagai tambahan bumbu dasar, katanya. Inilah yang membuat soto daging Pak Markeso rasanya lezat dan nendang di lidah. Semur Brintik
Semur yang satu ini menggelitik namanya. Dan benar tebakan Anda, bahwa semur ini diberi nama 'Semur Brintik' karena penjualnya berambut brintik alias kribo. Di stand satu ini tak hanya menyediakan menu semur saja, namun ada beberapa menu lain seperti bumbu rujak ayam dan rawon. Salah satu yang khas dari dapur Semur Brintik adalah dendeng daging yang dipipihkan hingga empuk dan dikemas dalam plastik. Rasanya, jangan ditanya... ada aroma gurih di setiap kecapan rasanya. Nasi Tempong Warung Bu Kholifah
Nasi tempong ini semacam nasi campur yang isi lauknya beraneka ragam. Anda dapat menyantapnya dengan nasi hangat, tambahan terong yang digoreng dan pilihan lauk seperti telur, tahu, tempe, ayam atau ikan mujaer, serta tak ketinggalan sayur dan sambal. Tahu Campur Cak Kahar
Tahu Campur Cak Kahar ini merupakan menu khas Sidoarjo, racikan tahu campurnya istimewa. Ada tahu, perkedel singkong, selada dan mie kuning yang berbeda dengan tahu campur lamongan yang pada umumnya menggunakan suun. Mie yang digunakan pada tahu Campur Cak Kahar ini agak berbeda, teksturnya lembut dan bentuknya kecil, rasanya sangat lezat terutama didukung dengan petis khas Sidoarjo dan bawang goreng. Di stand yang satu ini, aneka menu tahu lain juga disediakan, seperti tahu lontong dan tahu bumbu. Menurut sang pemilik yang akrab dipanggil Cak Kahar, tahu campur buatannya disukai oleh para artis, seperti Yuni Shara salah satunya. Ayam Goreng Ndelik Gg. Arema
Keunikan menu kuliner satu ini terletak pada namanya. Ndelik merupakan bahasa Jawa yang artinya bersembunyi. Ayam goreng dengan sambel yang mantap ini awal mulanya dijual di sebuah gang kecil yang lokasinya tersembunyi. Namun, karena kelezatan rasanya, ayam goreng ini pun menjadi salah satu menu yang dicari para pecinta kuliner. Lontong Balap Pak Gendut
Sambil tertawa, Pak Gendut, demikian biasanya pemilik kedai lontong balap ini bercerita, " yang istimewa apa ya... lontong balap khas Surabaya ini masih dimasak dengan menggunakan kuali, rasanya pasti istimewa. Terutama ada tambahan mendol yang digoreng kering, pasti ketagihan rasanya." Dan namanya? diambil dari postur tubuhnya yang cukup bugar itu, Pak Gendut. Nasi Madura Gang Semarang
Nasi Madura ini bisa dibilang seperti nasi campur khas ala Madura. Menu lauknya beraneka ragam, mulai dari jerohan, sate usus, sate jerohan, telur puyuh, ayam bakar, dan gorengan. Yang istimewa adalah kerupuk khas Madura yang terbuat dari kelapa dan taburan koyah kelapa nan gurih. Baca 45 Legenda Kuliner di Kota Malang Lainnya... (vem/bee)