Menikah Lagi Setelah Suami Meninggal Tak Selalu Jadi Pilihan Terbaik

Fimela diperbarui 18 Apr 2018, 13:45 WIB

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Pernikahan Mama dan Papa hanya berlangsung sekitar lima tahun karena 4 hari setelah ulang tahunku yang ke-3, Papa dipanggil Tuhan di umurnya yang masih 28 tahun. Aku yang masih kecil waktu itu belum mengerti apa itu meninggal dunia dan aku tak tahu bahwa Mamaku akan merawat dan membesarkan aku tanpa Papa.  

Setelah kepergian Papa, tak sedikit orang yang menyuruh Mama untuk menikah lagi karena pada saat itu umur Mama masih 26 tahun, terlalu muda untuk menjadi janda dan hanya memiliki satu putri. Suatu saat pernah ada seorang Ibu yang bertanya kepada Mamaku, “Kenapa kau tidak menikah lagi? Kau masih muda, masih cantik, membesarkan anak sendirian itu tidak mudah." Namun Mamaku menjawab, “Tidak Inang (panggilan dalam bahasa Batak untuk orang tua perempuan). Ini sudah pilihanku menjadi seorang single parent, aku yakin Tuhan memampukan aku dan aku akan tetap membesarkan anakku ini sendiri."



Lalu aku pernah bertanya kepada Mama, “Ma, kalau ada laki-laki kaya raya yang mengajak Mama menikah mau nggak?” Sambil tertawa Mama menjawab, “Enggak, Boru (panggilan orangtua untuk anak perempuan). Mama sudah memilih untuk menjadi orangtua tunggal untukmu, Mama tidak punya pikiran untuk menikah dengan siapapun, Mama akan tetap memperjuangkanmu dan merawatmu sampai kau sukses dan berguna buat orang lain supaya Papa di surga bangga melihat putrinya ini berhasil.”

Aku dan Mama sangat dekat sehingga kami sering bercerita dan bertukar pikiran. Sering Mama bercerita tentang orang-orang yang sering meremehkannya karena tidak punya suami, meremehkan Mama kalau Mama tidak mampu membesarkan aku sendirian. Dalam hati aku merasa sedih, kenapa orang lain meremehkannya hanya karena dia tidak memiliki suami seperti yang lainnya? Tapi Mama selalu bilang begini padaku, “Mama tidak pernah dendam sama mereka, biarlah cacian dan remehan mereka menjadi doa untukmu supaya kau berhasil. Remehan itu harus kita jadikan cambuk baik dan motivasi untuk menjadi sukses.”

Tahun 2013 adalah tahun di mana kehidupan kami berubah drastis, keadaan ekonomi kami mulai menurun. Mama harus membayar utang ke bank karena membangun rumah, sementara penjualan Mama menurun. Saat itu toko Mama ada dua namun karena penjualan sepi dan modal tidak ada karena harus membayar rutin ke bank, terpaksa Mama menyewakan satu tokonya.

Hidup kami berubah, yang dulunya sering makan di restoran, beli baju dan lainnya, sekarang harus hidup hemat. Semakin banyak lagi orang yang meremehkan Mama karena kondisi ekonomi kami yang memburuk. Saat itu juga aku harus masuk ke bangku perkuliahan. Sempat terpikirkan oleh Mama supaya aku menganggur satu tahun sampai ada biaya untuk aku boleh kuliah. Namun, aku punya keinginan besar, aku harus kuliah. Kami berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan menunjukkan jalan-Nya kepada kami. Tuhan menjawab doa kami, keluarga membantu Mama agar aku bisa kuliah.



Selama aku kuliah, Mama melakukan berbagai hal untuk mendapatkan tambahan uang. Mama menerima jahitan baju dan sering menjahit sampai larut malam selesai berjualan di pasar. Dia juga menerima catering makanan, karena kebetulan Mama hobi memasak dan masakannya selalu enak. Dia menjadikan semua hobinya menjadi peluang untuk mendapatkan uang tambahan. Melihat Mama melakukan itu semua untukku, aku berjanji pada diriku aku akan membuatnya bangga nantinya. Mama menjadi motivasiku menyelesaikan perkuliahan S1-ku kurang dari 4 tahun. Tak sampai menganggur, di hari wisudaku aku dipanggil interview dan bekerja di salah satu perusahaan kontraktor terkenal di Indonesia.

Sekarang aku mencoba membalas jerih payah Mama selama ini. Sekarang orang-orang yang mencibir dan meremehkan Mama dulu, sudah berbalik memuji Mama karena ketangguhannya merawatku dari aku kecil sampai aku besar, dari aku sekolah sampai sekarang sudah bekerja dan berpenghasilan sendiri.

Kalau Mama membaca ini, aku mau menyampaikan, terima kasih banyak Ma, pilihan mama untuk menjalani hidup sebagai single parent sangatlah luar biasa, Mama adalah wanita terhebat yang pernah aku kenal. Aku bersyukur kepada Tuhan sudah dilahirkan oleh ibu sehebat Mama. Terima kasih untuk perjuangan Mama selama ini. Terima kasih untuk setiap jerih payah Mama agar aku bisa kuliah. Terima kasih untuk setiap perhatian dan dukungan yang Mama berikan. Terima kasih untuk pilihan hidup Mama yang membuatku sadar betapa hebatnya Mama. Aku sayang Mama.




(vem/nda)
What's On Fimela