Bersedih Secukupnya Saja, Kepergian Seseorang Tak Bisa Selamanya Ditangisi

Fimela diperbarui 09 Mei 2018, 14:30 WIB

Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Seperti tulisan sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Vemale Ramadan 2018, Ceritakan Usahamu Wujudkan Bersih Hati ini. Ada sesuatu yang begitu menggugah perasaan dari kisah ini.

***

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kesalahannya masing-masing. Tak ada manusia yang sempurna, tidak ada pula manusia yang tidak memiliki kesalahan. Entah dalam bentuk kesalahan yang disengaja ataupun tidak, besar maupun kecil, semua manusia tak ada yang luput dari hal tersebut, dan ini adalah bagian dari cerita hidup saya ketika saya berusaha melewati masa-masa terburuk dalam hidup dan berusaha bangkit dari segala keterpurukan yang terjadi. Kunci dan pegangan saya sehingga saya kembali kuat dalam menghadapi badai kehidupan ini adalah, sabar dan ikhlas.

Apakah kalian pernah mengalami hari paling buruk dalam hidup kalian? Hari yang benar-benar membuat kalian lupa akan kebesaran sang Maha Pencipta, hari di mana kalian melupakan bahwa segala sesuatunya sudah diatur dan diskenariokan oleh-Nya? Saya pernah, dan hal tersebut terjadi pada tahun 2016 silam ketika secara tiba-tiba saya mendapat kabar yang begitu mengejutkan bahwa Ayah saya harus berpulang ke rahmatullahsecara begitu mendadak. Saya merasa bahwa pada saat itu saya adalah orang yang paling menyedihkan, merasakan ketidakadilan yang begitu luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada saya dan keluarga besar saya terutama.

Pada titik terpuruk dalam hidup saya, saya seperti kehilangan arah dan lupa bagaimana caranya bersyukur, saya merasa bahwa hidup ini begitu kejam kepada saya. Seperti mimpi rasanya kehilangan seseorang yang begitu dekat dan begitu sayang terhadap saya. Bayangan hari-hari yang saya lalui tanpa kehadiran ayah begitu menakutkan dan menyedihkan, bayangan masa lalu ketika saya sering mengeluh dan tak mendengarkan nasihat beliau begitu jelas dalam benak saya, dan itu membuat saya begitu menyesal dan merasa bersalah luar biasa.

Dalam skenario yang telah diatur dan diciptakan-Nya, saya disadarkan dengan sungguh-sungguh bahwa kepergian seseorang bukanlah suatu hal yang perlu ditangisi atau disesali, justru ada banyak pelajaran yang perlu diambil dari kepergian seseorang itu. Belajar untuk semakin meluangkan waktu dengan orang-orang yang kita cintai dan sayangi, belajar untuk semakin taat kepada segala apa yang diperintahkan oleh sang Maha Pencipta dan berusaha menghindari segala larangan-Nya, dan tentu saja dengan moto kehidupan saya yaitu sabar dan ikhlas. Bahwa segala sesuatu yang terjadi ada dasarnya adalah yang sudah ditangani oleh sang Maha Bijak bahwa segala hal sudah ada porsi dan masanya masing-masing.

Allah SWT sudah menentukan segala hal yang terbaik untuk kita para umat-Nya, kita hanya perlu selalu berbaik sangka kepada-Nya, bahwa Allah adalah apa yang kita pikirkan.

    

(vem/nda)
What's On Fimela