Ladies, berbanding terbalik dari pahaman umum, justru masa-masa anak berusia pra-sekolah merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan mereka tentang organ seks yang mereka miliki. Tentunya, Ladies tidak perlu memebrikan penjelasan dengan tergesa-gesa. Mulailah memberi penjelasan sedikit demi sedikit dan dari hal-hal kecil seperti nama dan bentuk organ. Dengan bimbingan dan perhatian serius dari orang tua, Ladies bisa membina kewaspadaan dan tanggung jawab seksual anak-anak sejak dini.
Dan tanggung jawab tersebut sangat penting ya Ladies. Pada usia dini tersebut, anak-anak biasanya lebih penasaran dengan organ-organ yang mereka miliki. Mereka tahu bahwa mereka mempunyai organ seksual, tapi belum sepenuhnya mengerti apa saja yang bisa dilakukan dengan organ genital tersebut.
Dorongan ingin tahu tersebut yang membuat anak mulai mencoba melakukan eksplorasi secara alamiah seperti memegang kemaluan organ vital mereka ataupun teman mereka. Pada tahap inilah, peran dan tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan anak-anak sangat besar. Sebagai orang tua, wajib hukumnya untuk menunjukkan mana yang diperbolehkan atau pun dilarang.
Mengapa Ladies? Bisa jadi pada masa ini anak akan melakukan masturbasi di tempat umum, atau sekedar mempertontonkan organ vital mereka tanpa rasa malu. Ingat loh Ladies, ini semua sangat alamiah karena anak belum tahu apa itu dosa, malu, apalagi jenis kelainan seksual.
Secara garis besar, seperti dilansir melalui situs mayoclinic.com, disebutkan jika anak tetap melakukan hal tersebut di atas, hanya dan jika hanya, setelah diberi tahu atau diingatkan berulang kali, baru ada kemungkinan si anak memiliki masalah. Tapi, jangan keburu menghujat si anak ya Ladies. Bisa jadi penyebabnya justru berawal dari lingkungan atau pendidikan keluarga yang kurang baik.
Dan kecenderungan seperti ini tentu saja bukan tidak mungkin. Pikiran anak masih sangat polos dan masih bisa diluruskan atau dibentuk sesuai lingkungan. Tapi jika anak berkembang secara tidak normal, pertanyaannya adalah bisakah anak menjadi 'jahat' tanpa ada yang mengajari?
Oleh: Nurrohman Sidiq
(vem/rsk)