Benarkah Aeromonas Bukan Bakteri Baik Dalam Telur Bebek?

Fimela diperbarui 28 Agu 2014, 22:35 WIB

Pada dasarnya aeromonas terbagi menjadi 3 jenis yaitu aeromonas hydrophila, aeromonas caviae dan aeromonas sobria. Meskipun terbagi-bagi ketiganya memiliki banyak kesamaan dalam berbagai hal termasuk bentuknya yang sama-sama seperti batang dan sama-sama membentuk nonspore. Aeromonas ini seperti yang dilansir dari laman ovefoodsafety.blogspot.com ditemukan pada telur bebek sebanyak 18%, tapi benarkah aeromonas bukan bakteri baik dalam telur bebek?

Karena aeromonas adalah bakteri pembusuk sudah barang tentu bakteri ini tidak baik untuk telur bebek. Seperti yang dilansir dari laman digilib.unimus.ac.id telur bebek yang telah terkontaminasi aeromonas ini putih telurnya akan pecah dan kuning telurnya akan berwarna hitam.

Setelah pengonsumsian telur bebek selama kurang lebih 24 sampai 48 jam (khususnya pada anak-anak) akan menimbulkan gejala kolera dan disentri. Pada dasarnya kolera dan disentri adalah sama-sama diare namun dalam skala yang berbeda. Jika kolera adalah diare berair yang disertai dengan demam ringan, maka disentri adalah diare yang dalam tinjanya terdapat darah dan lendir.

Cara untuk menghindari dampak bakteri tersebut adalah dengan membenarkan cara menyimpan dan mengolah telur bebek. Cara menyimpan yang baik adalah dengan membiarkan telur bebek dalam suhu yang pas, karena dalam suhu-suhu tertentu bakteri ini dapat tumbuh dan berkembang. Sedangkan cara mengolah yang baik adalah dengan mencuci bersih telur bebek sebelum dimasak.

Oleh: Yousika Nindiana

(vem/ver)