Ladies, Anda telah akrab dengan penyakit stroke bukan? Ya. Penyakit yang tergolong dalam 10 penyakit kronis penyebab kematian ini tidak hanya menghantui kehidupan pasangan yang telah lanjut usia saja, bagi pasangan muda pun, stroke bisa menjadi momok yang perlu diwaspadai.
Stroke yang mengakibatkan ketidakmampuan bergerak pada penderita tentu dapat menempatkan beban yang besar pada hubungan karena perubahan peran dan tanggung jawab. Selain itu, stroke juga dapat memiliki efek emosional yang membuat penderita cenderung untuk menghindari orang-orang terdekat mereka, karena tidak mau menjadi beban.
Sebagian penderita stroke dalam usia muda merasa bahwa dukungan yang diberikan oleh pasangan mereka justru membuat mereka tidak nyaman. Sensitivitas perasaan yang meningkat, menempatkan mereka dalam posisi sebagai penjebak pasangan mereka, penghalang kebahagiaan bagi pasangan mereka.
Dilaporkan dari laman healthtalkonline.org, beberapa orang merasa bahwa stroke yang dialami oleh pasangan mereka telah menyebabkan masalah dalam hubungan mereka, tidak hanya secara lahir karena hilangnya intensitas bercinta, melainkan juga batin, karena sikap penderita stroke yang kadang cenderung memiliki inferiority complex terhadap pasangannya.
Seorang wanita yang suaminya pernah mengidap stroke menemukan bahwa kehilangan pekerjaan dan kesehatan yang dialami suaminya menempatkan regangan besar pada pernikahan mereka, tetapi mereka mampu untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga mereka melalui bantuan seorang psikolog.
Sementara, ada juga beberapa pasangan yang belum mampu menyelesaikan perbedaan mereka dan memutuskan untuk berpisah dan berpikir bahwa perpisahan adalah satu-satunya cara terbaik bagi satu sama lain.
Oleh: Maulisa
(vem/riz)