Sukses

FimelaMom

Nike Nadia: Menjadi Rumah Bagi Anak, Diri Sendiri, dan Perempuan Lain

Fimela.com, Jakarta - Bagi Nike Nadia, rumah bukan sekadar tempat pulang setelah lelah beraktivitas. Rumah adalah ruang aman—tempat seseorang bisa menjadi diri sendiri, diterima saat gagal, dan bertumbuh tanpa rasa takut. Pemaknaan inilah yang ia pegang teguh, terutama dalam perannya sebagai seorang ibu.

Terpilih sebagai SuperMom kategori The Heart of Home Mom, Nike Nadia membagikan pengalamannya. Sebagai ibu dari seorang anak perempuan bernama Kaina, yang kini berusia tiga tahun. Ia juga dikenal sebagai ibu rumah tangga sekaligus founder komunitas perempuan yang fokus pada isu relasi sehat. Dari rumah kecilnya, Nike membangun makna besar tentang kehadiran, cinta, dan keberdayaan.

Menanti Kehadiran Kaina yang Melalui Proses Panjang

Perjalanan Nike menjadi seorang ibu tidak instan. Ia dan pasangan harus menunggu lima tahun pernikahan untuk akhirnya dikaruniai Kaina. Proses panjang program hamil, inseminasi, hingga IVF mengajarkannya satu hal penting: kehadiran anak bukan penentu nilai seorang perempuan. Anak adalah rezeki, bukan ukuran keutuhan. Namun ketika Kaina akhirnya hadir, rasa syukur itu terasa berlipat karena perjuangan yang menyertainya.

“Buat aku, Kaina segalanya,” ujarnya. Namun Nike tetap percaya bahwa perempuan tetap utuh, dengan atau tanpa anak, karena nilai diri tidak ditentukan oleh status keibuan semata.

Perubahan Besar saat Ia Berperan sebagai Ibu

Menjadi ibu membawa perubahan besar dalam hidupnya. Nike yang terbiasa hidup terencana, belajar untuk melepaskan kontrol. Anak mengajarkannya bahwa tidak semua hal berjalan sesuai rencana, dan di situlah regulasi emosi, kesabaran, serta penerimaan diuji. Prioritas hidup pun bergeser. Musim hidupnya kini adalah menemani tumbuh kembang anak serta memastikan gizi anak terpenuhi.

Keputusan menjadi ibu rumah tangga pun diambil bukan tanpa pertimbangan. Di satu sisi, Nike tumbuh dalam keluarga dengan figur ibu rumah tangga. Di sisi lain, pengalamannya hampir sepuluh tahun sebagai relawan di lembaga pengaduan kekerasan terhadap perempuan membuatnya paham betul tentang kerentanan perempuan, terutama di ranah domestik. Karena itu, baginya, pilihan menjadi ibu rumah tangga harus dilandasi kesadaran, komunikasi dengan pasangan, dan pemahaman akan batasan diri.

Nike juga menyoroti beban tak terlihat yang sering dipikul ibu rumah tangga—pekerjaan yang berjalan 24 jam tanpa jeda, tanpa cuti, dan kerap dianggap tidak produktif secara ekonomi. Padahal, pekerjaan ini menuntut kerja mental dan emosional yang besar. Menurutnya, dukungan pasangan dan ruang untuk tetap bertumbuh menjadi hal yang sangat penting.

Komunitas HelpNona sebagai Support System Terbaik

Di masa-masa sulit, Nike belajar menemukan kebahagiaan dari hal-hal kecil. Ia belajar mengenali kebutuhannya sendiri, menyampaikan dengan jujur, dan tidak ragu meminta bantuan. Dari sinilah ia semakin percaya pada pentingnya support system, termasuk kekuatan komunitas dan sisterhood. Tidak semua orang memiliki rumah yang aman dalam keluarga atau pasangan, dan komunitas bisa menjadi rumah alternatif yang sama hangatnya.

Dari keresahan inilah komunitas HelpNona lahir. Melalui komunitas yang ia bangun, Nike melihat bagaimana suara perempuan bisa menjadi cahaya bagi perempuan lain. Dari berbagi pengalaman, proses pulih, hingga saling menguatkan, ia percaya bahwa keberdayaan lahir dari tangan-tangan yang saling terulur.

Pesan Nike Nadia untuk Semua Ibu dan Perempuan

Dalam wawancara yang Fimela lakukan, Nike Nadia berpesan untuk para ibu dan perempuan yang merasa kehilangan jati diri begitu tulus: tidak apa-apa merasa tidak baik-baik saja. Akui, cari dukungan, dan maafkan diri sendiri karena tidak sempurna. Menjadi ibu dan perempuan adalah proses belajar yang tidak pernah selesai.

“Be there dan that, kayak pernah merasa gitu dan familiar. Dan setelah melalui itu kayak, I think that's okay.” Ungkapnya.

Bagi Nike, mencintai diri sendiri dimulai dari mengetahui nilai diri dan batasan. Dari situlah seseorang bisa bersikap tegas sekaligus tetap berempati.

 

Dan untuk Kaina, putri kecilnya, Nike menyimpan pesan penuh cinta; “Kalau mama belum jadi mama yang baik buat Kaina, tapi yang pasti mama bakal belajar terus jadi mama yang baik supaya mama bisa jadi orang yang juga baik, Kaina juga bisa jadi orang yang baik, biar kita sama-sama jadi orang yang baik ya.”

Karena bagi Nike Nadia, menjadi ibu bukan hanya soal menjaga rumah—tetapi juga tentang membantu lebih banyak perempuan menemukan rumahnya sendiri. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading