Penyesuaian Diri saat Beralih Jadi Pengguna Kendaraan Umum di Ibu Kota

Endah Wijayanti diperbarui 25 Jun 2020, 09:43 WIB

Fimela.com, Jakarta Mengubah kebiasaan lama memang tidak mudah. Mengganti kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik pun kadang butuh proses yang tak sebentar. Membuat perubahan dalam keseharian dan hidup selalu memiliki perjuangannya sendiri. Melalui Lomba Change My Habit ini Sahabat Fimela berbagi kisah dan tulisannya tentang sudut pandang serta kebiasaan-kebiasaan baru yang dibangun demi hidup yang lebih baik.

***

Oleh: Ratna Novita

Pada saat menghadapi pandemi ini terasa ada beberapa keadaan yang membuat kita harus mengubah kebiasaan kita. Yang paling terasa adalah masalah Work from Home (WFH). Sejak pertengahan bulan Maret kemarin, ada banyak perudahaan yang melakukan WHF, belum lagi ada kebijakan dari Pemda DKI untuk PSBB, sehingga kantor-kantor menjalankan kebijakan WFH.

Biasanya saya pulang pergi kantor menggunajan jasa ojek online, karena selain murah, lebih praktis. Sebenarnya jarak antara kantor dan rumah saya cukup dekat, kira-kira hanya 10-15 menit dengan menggunakan sepeda motor, apalagi posisi kantor dan rumah saya itu melawan arah kemacetan lalu lintas. Jadi biasanya saya tidak terjebak kemacetan, kecuali ada keadaan luar biasa.

Pada masa PSBB ini, Pemda DKI melarang ojol beroperasi mengangkut penumpang, sehingga saya terpaksa beralih menggunakan angkutan mobil, masih yang berbasis online. Karena waktu itu kita tidak masuk kantor setiap hari, saya masih belum merasa terlalu berat. Tapi sejak akhir April kemarin, saya sudah masuk setiap hari, terasa juga biaya transportasi  ini menguras kocek juga. Akhirnya saya mencoba beralih menggunakan TransJakarta. Saya mulai mencari tahu rute TransJakarta yang bisa saya gunakan untuk pergi dan pulang kantor.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Perubahan Kebiasaan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Untuk menuju halte Transjakarta terdekat dari rumah saya, saya harus berjalan kurang lebih 10 menit. Lalu dari halte tempat saya turun menuju ke kantor saya juga harus menaiki jembatan penyeberangan dan berjalan kaki kurang lebih 10 menit juga. Untungnya sekali lagi, rute yang saya gunakan itu termasuk rute yang tidak terlalu ramai, jadi selama ini saya masih bisa cukup nyaman di TransJakarta.

Pada awalnya kebiasaan baru ini terasa merepotkan juga ya, apalagi saya juga harus membawa baju ganti. Selain karena lumayan berkeringat, juga untuk menjaga kebersihan, mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu saya juga harus menyesuaikan jam berangkat ke kantor menjadi lebih pagi, karena biasanya saya naik turun angkutan persis di tempat tujuan.

Saya ingat kata pepatah, "Ala bisa karena biasa." Setelah beberapa hari menjalani kebiasaan baru ini saya menjadi lebih terbiasa, mulai bisa menikmati, dan bisa mengikuti irama kebiasaan yang baru, seperti bangun lebih pagi. Saya berpikir ya sudah karena pademi ini saya tidak bisa berolahraga seperti biasa, maka lumayanlah jadi berjalan kaki setiap pagi dan sore, badan tetap bergerak. Selain lebih hemat, juga semoga menjadi lebih sehat.

Jadi walaupun sekarang ojek online sudah diperbolehkan lagi mengangkut penumpang, saya masih mencoba terus menjadi Sahabat TransJakarta saja sampai saat ini.

#ChangeMaker