Studi: Dilema Perempuan Antara Punya Bisnis atau Mengurus Rumah Tangga

Vinsensia Dianawanti diperbarui 02 Des 2020, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebagai seorang perempuan sudah sepatutnya kita memiliki sifat yang mandiri dalam segala hal. Meski masih banyak anggapan perempuan sukses itu adalah perempuan yang ambisius, kamu harus membuktikan bahwa anggapan itu salah.

Kemandirian seorang perempuan tidak hanya penting dalam aspek sosial. Dalam aspek finansial pun sebisa mungkin perempuan harus mandiri, baik dengan cara bekerja di kantor maupun memiliki bisnis sendiri.

Baru-baru ini Google merilis hasil penelitian yang berjudul Advancing Women in Entrepreneuship" menunjukkan 49% dari 990 perempuan yang disurvei menyatakan diri sebagai pewirausaha dengan bisnis yang mereka jalani. Sementara 45% menyatakan baru ingin merintis bisnis.

Dengan demikian 8 dari 10 perempuan Indonesia memiliki keinginan untuk meningkatkan keterampilan dalam menjalankan bisnis. Google sendiri melalui program Women Will memberikan pelatihan dan peningkatkan keterampilan perempuan pemilik bisnis.

 

2 dari 4 halaman

Riset menurut studi

Ilustrasi bisnis di bidang fashion./Copyright shutterstock.com/g/bluedogroom

“Ada peluang untuk menggunakan pelatihan online sebagai cara memenuhi keinginan belajar keterampilan tambahan dan mendukung kesuksesan pewirausaha perempuan,” jelas Veronica Utami, Marketing Director, Google Indonesia.

Meski keterlibatan perempuan Indonesia di dalam dunia bisnis cukup tinggi, mereka masih dianggap seharusnya berfokus pada rumah tangga. Apalagi jika pendapatan yang diperoleh terbilang sendiri. Ini menjadi tantangan bagi perempuan Indonesia untuk bertahan di industri bisnis.

Kini, berkembang sebuah tren baru dalam keluarga di mana suami dan istri memiliki peranan yang sama dalam mengurus rumah tangga. Meski proporsinya masih lebih tinggi perempuan untuk mengurus rumah tangga, laki-laki kini cukup terbuka untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

 

3 dari 4 halaman

Tantangan yang dihadapi perempuan

Ilustrasi membuka bisnis./Copyright shutterstock.com/g/PRImageFactory

Perempuan yang saat ini sudah berwirausaha menyatakan hambatan mereka adalah kurangnya jaringan bisnis dan keterampilan pemasaran, sedangkan mereka yang baru ingin memulai menyebutkan kurangnya rasa percaya diri, ketakutan akan kegagalan, dan kurangnya pemahaman tentang cara memulai sebagai tantangan terbesar.

Sekitar 59% pewirausaha perempuan saat ini mengatakan bahwa akses ke kelompok sosial yang suportif perlu diperbaiki. Sehingga penting bagi anggota keluarga untuk memberikan dukungan moril di saat perempuan sedang mengembangkan dirinya di dunia bisnis.

"Melalui Women Will, kami ingin membangun komunitas perempuan yang merasa cukup percaya diri dalam berwirausaha untuk membantu menopang dan mencukupi kebutuhan keluarga, yang kita tahu sangatlah penting bagi perempuan Indonesia," kata Veronica

4 dari 4 halaman

Simak video berikut ini

#changemaker