Karena Cinta, Kita Rela Menunggu tapi Bukan Berarti Digantung tanpa Kepastian

Endah Wijayanti diperbarui 09 Mar 2021, 15:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua pernah punya pengalaman atau kisah tentang cinta. Kita pun bisa memaknai arti cinta berdasarkan semua cerita yang pernah kita miliki sendiri. Ada tawa, air mata, kebahagiaan, kesedihan, dan berbagai suka duka yang mewarnai cinta. Kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Februari 2021: Seribu Kali Cinta ini menghadirkan sesuatu yang baru tentang cinta. Semoga ada inspirasi atau pelajaran berharga yang bisa dipetik dari tulisan ini.

***

Oleh: J

Saat aku sedang mengalami kegalauan, tiba-tiba hadir sosok dari salah satu kerabat jauh yang kukira menawarkan keindahan seperti warna-warni pelangi tapi ternyata bagai arus sungai penuh liku. Kita sebut dia Mas Rey disini.

Sebetulnya kami hampir selalu bertemu tiap lebaran, keluarganya datang ke rumah eyangku, ya, eyang paling tua di keluarga. Namun tak pernah sekalipun aku dan dia terlibat obrolan, mungkin jarak usia kami yang cukup jauh menjadikan  kecanggungan untuk memulai percakapan.

Mas Rey selalu memilih membisu ketika kakak laki-lakinya beberapa kali terlibat percakapan dengan keluarga kami. Kami sepupu dengan hubungan kekerabatan yang lumayan jauh. Jadi, saat lebaran dua tahun lalu ketika mama Papanya berkunjung kerumah Eyang, Papa Mas Rey menanyakan apakah aku sudah punya kekasih. Awalnya kupikir itu hanya pertanyaan wajar  yang dilontarkan om terhadap keponakan yang beranjak dewasa. Ternyata itu hanyalah awal dari cerita tentang aku dan dia.

Setelah pertanyaan papanya yang awalnya kuanggap sebagai angin lalu itu, di Agustus tahun kemarin Mas Rey dan keluarganya datang ke rumah. Terkejut bukan main, saat itu aku benar-benar tidak mengira tenyata pertanyaan omku itu serius. Lagi-lagi Mas Rey hanya membisu di samping mamanya, membuatku kian bingung.

Sebenarnya Mas Rey sudah punya orang spesial atau belum? Bahkan ketika mamanya meminta kami untuk menemani cucunya untuk main diluar ia tak beranjak. Akhirnya kakak ipar Mas Rey, Mba Ela yang menemaniku mengobrol di beranda sambil main dengan si kecil. Sampai pulang pun tak ada sepatah kata yang kudengar. Sedikit aneh juga kupikir.

Malam harinya, om mengirimkan kontak Mas Rey, kakaknya, dan juga kakak iparnya, mungkin ingin kami berkomunikasi. Namun kutunggu sampai 3 hari sebelum keberangkatannya kembali ke tempat kerja, tak kunjung kuterima pesannya. Papanya bilang bahwa Mas Rey cenderung pendiam tapi tidak mungkin perempuan yang mengontak duluan bukan?

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Menunggu tapi Tak Bisa Selamanya Begini

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Mas Rey bekerja di luar kota. Dua setengah bulan baru mendapat jatah cuti. Karena tak kunjung menghubungiku, ibu memintaku untuk memulai percakapan dengannya. “Biar nggak canggung, anggap aja kontak dengan sepupu sendiri," begitu kata ibuku. Baiklah, aku akhirnya mengirim pesan pertamaku yang menanyakan kondisi dan keadaannya setelah sampai di kota tempatnya bekerja.

Sepertinya benar bahwa Mas Rey sosok yang pendiam, jadi begitulah… aku yang lebih banyak menciptakan obrolan hangat dan topik pembicaraan. Awalnya sedikit sulit juga untuk aku dapat berkomunikasi dengan baik dan nyaman denganya karena kepribadian kami yang berbeda jauh, aku yang senang mengobrol dan banyak yang ingin diobrolkan bersama dan dia yang terkadang kurang peka. Namun aku tahu dia sedang berusaha untuk menjadi lebih komunikatif dan menyenangkan, dan aku menghargai itu.

Naik-turunnya komunikasi kami, jarak yang jauh, jarak usia yang cukup jauh adalah beberapa hal yang tadinya memberatkan untukku. Setelah kurang lebih 6 bulan sampai saat ini kami menjalin komunikasi, aku perlahan mulai paham bahwa Mas Rey mungkin saja sudah lama tidak memiliki hubungan dengan wanita yang menjadikannya kurang peka.

Sejatinya, Mas Rey orang yang baik, sopan, dan peduli dengan orang lain dan lingkungan dari sikap yang ditunjukkannya meski tak banyak kata yang dia ungkap. Kini aku merasa bahwa dia sudah membawa cukup banyak perubahan, lebih menyenangkan, tidak sependiam saat awal-awal kami berhubungan. Namun aku juga bingung, karena selama hampir 6 bulan ini belum ada kalimat apa pun yang pasti darinya.

Mas Rey, mungkin aku bisa menunggu, tapi tak selamanya.

#ElevateWomen