Ragam Komplikasi Diabetes Melitus yang Perlu Diwaspadai

Hilda Irach diperbarui 23 Agu 2021, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Diabetes Melitus adalah penyakit metabolic kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Penderita Diabetes Melitus harus disiplin menjaga dan memantau kadar gula darahnya. Tanpa pengobatan dan penyesuaian gaya hidup, diabetes melitus dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit serius lainnya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Wismandari Wisnu mengatakan, ada dua jenis potensi komplikasi pada pengidap diabetes, yakni makrovaskular atau gangguan kesehatan pada pembuluh darah besar, dan mikrovaskular atau gangguan kesehatan pada pembuluh darah kecil.

Komplikasi makrovaskular di antaranya bisa terjadi pada organ otak yang berujung menyebabkan stroke. Selain itu juga, pembuluh darah jantung yang mengakibatkan penyakit jantung koroner (PJK), serangan jantung, hingga gagal jantung.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Sebabkan luka sulit sembuh

Berikut beberapa ragam komplikasi diabetes melitus yang perlu diwaspadai. (Pexels/Olya Kobruseva).

Kemudian, terjadi juga pada pembuluh darah kaki biasanya menyebabkan luka sulit sembuh pada pasien diabetes hingga berujung menyebabkan amputasi.

"Ketiga penyakit itu terjadi jika ada sumbatan plak aterosklerosis di pembuluh darah. Kemudian menyebabkan aliran ke jaringan terganggu dan menyebabkan kerusakan hingga kematian jaringan," jelas dr. Wisma dalam Webinar Jakarta Endocrine Meeting 2021, Kamis (12/8/2021).

Sementara pada komplikasi mikrovaskular bisa terjadi pada mata, ginjal, dan saraf tepi. Ketiga komplikasi itu berisiko timbulkan penyakit lain seperti katarak, glaukoma, hingga spot hitam pada mata. 

3 dari 4 halaman

Diabetes penyebab kematian terbanyak di Indonesia

Berikut beberapa ragam komplikasi diabetes melitus yang perlu diwaspadai. (Pexels/rogerbrown).

Menurut estimasi WHO tahun 2016, Diabetes merupakan salah satu dari penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dimana menyebabkan 6% dari seluruh total kematian. Bahkan, Indonesia menempati peringkat ke-7 kasus Diabetes tertinggi di Dunia. Diperkirakan, Diabetes ini juga akan menyebabkan hilangnya luaran ekonomi Indonesia sebesar 0,2 triliun dolar dari tahun 2012 hingga 2030.

Meski begitu, ternyata hanya seperempat pengidap diabetes di Indonesia yang menyadari bahwa kadar gula darahnya terlalu tinggi. Data Riskesdas 2007 menunjukkan 75% kasus Diabetes Melitus adalah tidak terdiagnosis.

Artinya, hanya sekitar 25% penyandang diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes. Padahal tatalaksana komplikasi Diabetes Melitus akan menyebabkan biaya yang sangat tinggi.

Biaya pengelolaan yang lebih tinggi pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi vaskular (31,4 juta rupiah/pasien) dibandingkan pasien Diabetes Melitus tanpa komplikasi (8,6 juta rupiah/pasien).

4 dari 4 halaman

Penanganan Diabetes yang tepat

Berikut beberapa ragam komplikasi diabetes melitus yang perlu diwaspadai. (Pexels/danielreche).

Oleh karena itu, Diabetes juga merupakan penyakit yang perlu pengelolaan tepat agar mengurangi risiko komplikasi penyakit-penyakit, terutama kardiovaskular.

Selain mengatur pola makan melakukan serangkaian aktivitas fisik pemantauan mandiri, pasien diabetes bisa melakukan pengobatan dengan suntik insulin. Pemberian insulin lebih awal untuk mencapai kontrol akan mencegah komplikasi diabetes.

Menurut dr. Wisma, penggunaan insulin pada pasien diabetes berperan penting khususnya ketika penggunaan obat-obatan tidak lagi memberikan respons adekuat untuk mengontrol gula darah atau kondisi khusus pada penyakit akut, tindakan pembedahan, atau kehamilan.

“Berdasarkan durasi kerja, insulin terbagi menjadi insulin kerja panjang dan insulin kerja pendek. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi, saat ini dimungkinkan adanya kombinasi insulin kerja panjang dan insulin kerja pendek dalam satu sediaan," terangnya

Menurut dr.Wisma, terobosan baru insulin tersebut memungkinkan pasien diabetes untuk menyuntikan insulin jadi lebih jarang dengan kondisi gula darah yang lebih stabil tanpa disertai adanya kondisi hipoglikemia atau gula darah terlalu rendah.

 

#Elevate Women