Saling Menguatkan di Situasi Pandemi dengan Membuat Sabun dari Minyak Jelantah

Endah Wijayanti diperbarui 14 Okt 2021, 13:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.

***

Oleh: Siti Juhairiah

Pandemi covid-19 yang panjang menimbulkan kebosanan pada anak-anak yang menghabiskan waktu mereka sepanjang hari di rumah. Bagimana dengan para ibu? Tak jauh berbeda, ibu-ibu pun bosan. Seabrek-abrek tugas domestik yang sambung menyambung dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Di masa pandemi tugas itu masih ditambah pula dengan keharusan ekstra menjadi fasilitator dan pengawas sekolah daringnya si buah hati.

Ketika mendapat kesempatan bertemu dan ngobrol, kami sekelompok ibu, bersepakat untuk belajar membuat sabun. Kenapa sabun? Awalnya karena ada teman yang nyeletuk, “Banyak minyak jelantah di rumah bingung mau diapakan."  Spontan saya menyahut, "Yuk bebikinan bisa tuh sebagai bahan baku sabun batang. Kalau berhasil, bisa kita gunakan sendiri di rumah, bisa dijual, bisa sebagai buah tangan. Pokoknya kita bikin aja dulu dan tetap mematuhi prokes."

Akhirnya, seminggu setelah obrolan itu kami berkumpul kembali dan eksekusi rencana bikin sabun dari minyak jelantah. Berhasilkah? Sangat, sangat berhasil.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Membuat Sabun dengan Para Ibu dan Anak-Anak

Membuat sabun./Copyright Siti Juhairiah

Ibu-ibunya senang, anak-anak-anak pun antusias karena mereka dilibatkan dalam proses pembuatannya. Banyak informasi baru dan menarik yang anak-anak dapatkan saat pembuatan sabun.

Mereka jadi mengenal istilah soda api, air destilasi, trace, curing, saponifikasi, dan sebagainya. Tidak kalah pentingnya adalah, kami jadi tahu bahwa jelantah tidak baik untuk kesehatan tak bagus pula jika dibuang begitu saja karena mencemari tanah dan air.

Sedikit rasa bangga dan bersyukur karena dapat menanamkan kesadaran pada ibu-ibu dan anak-anaknya sekaligus akan pentingnya menjaga kesehatan dengan penggunaan minyak yang tidak berulang sekaligus menjaga lingkungan dari pencemaran. Ke depannya kami sepakat untuk menggunakan sabun berbahan dasar minyak jelantah ini sebagai keharusan dalam rumah kami.

Hal sederhana ini semoga menginspirasi para ibu dan anak-anak untuk mengisi kekosongan waktu dengan hal bermanfaat dan tak harus mahal. Banyak hal positif yang bisa kami lakukan bersama setelah ngobrol banyak. Saling menguatkan dalam pendanpingan anak dengan melakukan kegiatan bersama yang menarik. Bergandengan tangan dan saling support menghadapi kebosanan yang melanda.

Berikutnya, kami berencana membuat lilin aroma terapi dari minyak jelantah juga. Jadi, nantikan aksi kami berikutnya ya.

Terima kasih.

#ElevateWomen