Gempuran Rusia ke Ukraina Renggut Nyawa Perempuan dan Bayi yang Dikandungnya

Vinsensia Dianawanti diperbarui 15 Mar 2022, 21:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak sedikit jumlah korban yang berjatuhan akibat gempuran Rusia ke Ukraina yang merupakan perempuan dan anak-anak. Di awal gempurannya, Rusia membuat sebuah rumah sakit anak kewalahan dalam merawat pasien-pasien mereka akibat kawasan rumah sakit yang ikut jadi sasaran.

Kabar terbaru, seorang ibu hamil turut menjadi korban atas gempuran pasukan Rusia yang mengarah ke sebuah rumah sakit bersalin di Ukraina. Pasca pengeboman, tim penyelamat membawa perempuan hamil tersebut dengan menggunakan tandu.

Associated Press melaporkan perempuan hamil tersebut dinyatakan meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya.

Dalam sebuah foto yang beredar cepat di media sosial, perempuan tersebut terlihat berlumuran darah di dekat pinggang. Ia nampak terlihat pucat saat lima pekerja garis depan membawanya pergi dari rumah sakit anak-anak dan bangsal bersalin Mariupol yang sudah hancur, tempatnya melahirkan.

 

2 dari 3 halaman

Tim dokter berusaha

Seorang perempuan dan bayinya menjadi korban pengeboman yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina (instagram/evgenymaloletka)

Perempuan yang tidak diketahui identitasnya itu ditinggalkan dengan panggul hancur dan pinggul yang terlepas akibat serangan itu.

Ketika dipindahkan ke rumah sakit lain, dokter bekerja keras untuk membuatnya bertahan hidup. Namun wanita itu menyadari bahwa dirinya telah kehilangan bayinya dan meminta tim dokter untuk mengakhiri hidupnya.

Ahli bedah Timur Marin menyebut bahwa dokter sudah berusaha menyelamatkan sang bayi dengan melahirkannya melalui operasi caesar darurat. Namun, bayi itu tiba dengan tidak adanya tanda-tanda kehidupan.

 

3 dari 3 halaman

Meninggal bersama sang buah hati

Tim dokter pun akhirnya berusaha untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Sayang, lebih dari 30 menit resusitasi, sang ibu tidak menunjukkan respon dan akhirnya keduanya meninggal.

Tidak ada identitas yang ditemukan petugas medis. Namun sang suami mendatangi Mariupol untuk mengambil jenazah sang istri dan bayinya di rumah sakit. Sang suami berusaha keras untuk mencegah agar istri dan bayinya tidak dikuburkan secara massal di Mariupol.