Karena Gerd dan Anxiety, Erik Wibowo Bersama Anxiety Care Indonesia Mengembangkan Sayapnya

Nabila Mecadinisa diperbarui 09 Mar 2023, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Erik Wibowo sebagai founder dari Anxiety Care Indonesia mulai mengembangkan sayapnya untuk menjangkau masyarakat dengan lebih luas lagi. Pada ulang tahun Anxiety Care Indonesia (ACI) yang dirayakan tanggal 20 Februari 2023, beliau mengundang beberapa nara sumber yang menarik, mulai dari dokter, psikiater, psikolog sampai kepada ahli yoga dari Bali, agar dapat menjangkau dan menyembuhkan masyarakat Indonesia dari gangguan penyakit Gerd & Anxiety Disorder, secara menyeluruh baik dari medis maupun non medis. 

Hal ini dilakukan karena mulai marak nya penyakit ini terjadi di masyarakat. Dimulai dai penyakit lambung yang berbulan-bulan tidak kunjung sembuh, sampai munculnya perasaan cemas yang mengganggu keseharian penderita, dan minimnya pengetahuan masyarakat akan adanya penyakit ini, membuat penderita menghabiskan uang jutaan rupiah, namun tak kunjung membaik. 

Ahli Psikologi dan Ahli Yoga tertawa yaitu Yoginam dari Bali juga diundang untuk membuktikan bahwa sembuh dari penyakit mental harus dilakukan secara menyeluruh dan fleksibel , artinya bisa dilakukan dengan menjaga pola makan, kegiatan harian dan pola hidup sehat. 

Acara terakhir ditutup dengan menampilkan programme officer dari UNODC (united nation) yang membicarakan mengenai penyalahgunaan napza yang berhubungan dengan kemungkinan terganggunya mental mantan atau para pengguna narkoba aktif. Gangguan mental yang menghinggap para mantan 

atau pengguna napza seperti GAD (General Anxiety Disorder), OCD, Bipolar, maupun gangguan depresi major hingga sedang, membuat kesulitan dalam merehabilitasi pengguna napza atau mantan pengguna napza di Indonesia. 

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

KESEMBUHAN PARA MEMBER ACI

Anxiety Care Indonesia (ACI) memulai acara tersebut dengan menampilkan video-video testimoni kesembuhan dari para member mereka. Dari seluruh video testimoni, terhitung total sudah ada ratusan member dari 14 provinsi di Indonesia yang bertestimoni kesembuhan mereka dari gangguan GERD , dispepsia fungsional dan Anxiety Disorder, hanya dengan menggunakan metode 4P dari ACI. 

Video testimoni ini sangat menginspirasi para penderita gerd dan anxiety lainnya yang baru terkena maupun yang sedang berjuang dalam menjalani recovery kesembuhan mereka. Founder dari ACI yaitu Erik Wibowo selain mendirikan Yayasan Anxiety Care Indonesia , ia juga mempunyai channel youtube yang khusus berisi tentang gangguan gerd dan anxiety saja. “Semua yang subscribe di youtube saya hanyalah para penderita gerd dan anxiety di Indonesia saja, dan sekarang sudah mencapai hampir 100 ribu orang, sungguh angka yang tidak sedikit.” ujar Erik Wibowo saat menyampaikan pidatonya pada saat acara ulang tahun ACI kemarin. 

Dimulai dengan itikad baik, Erik Wibowo yang juga seorang penderita gerd & anxiety sejak tahun 2008, mengawali kegiatan sosialnya dengan membantu sesama penderita. Mulai dari menulis 3 buah buku (pada tahun 2014) tentang cara sembuh dari gerd & anxiety, dan sejak tahun 2018 dia memulai channel youtube pribadinya (YT : erikwibowo), yang hanya berisikan cara bagaimana dirinya bisa sembuh dari penyakit serius ini. Erik Wibowo sampai saat ini masih aktif sebagai narasumber, pembicara, dan mengajari cara sembuh dari masalah gerd dan anxiety di channel youtube dan sosial medianya. 

“Saya mulai dari menulis 3 buah buku, lalu membuat channel youtube khusus untuk para penderita gerd & anxiety. Lalu pada tahun 2020 saya mulai mendirikan sebuah Yayasan ANXIETY CARE INDONESIA (ACI) sebagai wadah untuk menampung para penderita Gerd & anxiety di seluruh Indonesia. Moto kita adalah we survive together, dimana disana kita bisa saling sharing, saling menguatkan, saling sembuh dan tumbuh bersama, agar bisa keluar dari penyakit ini dan hidup seperti orang normal pada umumnya. Tehnik yang kita gunakan untuk sembuh adalah metode 4P yang juga sudah saya jelaskan di buku saya dari tahun 2016,” ujar Erik Wibowo pada acara HUT ACI 2023. 

3 dari 4 halaman

YAYASAN ANXIETY CARE INDONESIA (ACI)

YAYASAN ANXIETY CARE INDONESIA (ACI)

YAYASAN ANXIETY CARE INDONESIA (ACI) yang bergerak khusus di gangguan kecemasan berlebih (anxiety) kini sudah memiliki ribuan member yang tersebar di 14 regional di Indonesia. Mereka semua tergabung dalam grup regional yang saling menguatkan antar sesama member. Para member dalam Yayasan mengggunakan metode 4P untuk membantu kesembuhan mereka yang dikenal sebagai (menjaga pola makan, pola hidup, pola pikir & pola sifat) yang terbukti ampuh dalam membantu kesembuhan para penderita gerd & anxiety. Metode inilah yang mengikat para member di komunitas Yayasan agar merasa memiliki keluarga dan teman seperjuangan. 

Yayasan ACI yang didirikan oleh Erik Wibowo bersama 4 orang mantan penderita anxiety & gerd lainnya bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan bahayanya penyakit ini, mereka fokus dalam membantu penyembuhan penderita, dan terus mengadakan riset agar menemuka formula yang pas untuk para penderita. Yayasan ACI diperkuat oleh komite dokter dan para ahli mental yang saat ini terdiri dari beberapa dokter dan psikiater, psikolog, ahli terapi dan hipnoterapi, membuat yayasan ini terus berkembang dan mempunyai banyak pendukung. Selain itu yayasan ini juga mempunyai beberapa mentor ahli yang juga merupakan mantan penderita, yang sudah kompeten membantu para penderita untuk menyembuhkan penyakitnya. 

“Kebanyakan dari member kami setelah ikut program ACI keadaannya semakin membaik, mereka saling menguatkan antara sesama member. Dan kita juga akif mengadakan kegiatan kemanusiaan seperti membantu korban banjir, Covid, Jumat Berkah, ataupun membantu korban bencana alam. Disitu member yang dulunya gak bisa keluar rumah kini bisa turun kejalan membantu sesama manusia untuk program kemanusiaan. Ini sungguh suatu keajaiban. Semua kegiatan kami dokumentasikan dan kami upload di Instagram kami.” ujar Erik Wibowo. 

4 dari 4 halaman

KESALAHAN MENDIAGNOSA

YAYASAN ANXIETY CARE INDONESIA (ACI)

Penderita awalnya hanya pernah terdeteksi masalah lambung, lalu setelah berbulan bulan kemudian penderita tiba-tiba muncul rasa ingin pingsan, disertai rasa takut yang luar biasa, disertai sesak nafas, 

ada juga yang merasakan jantung berdebar aneh, atau merasa lemas di kaki dan sebagainya. Hal ini terus membuat mereka menjadi tambah takut dan lama lama terjadi peristiwa yang dikenal dengang istilah panic attack, dimana sang penderita merasa seperti nyawanya akan dicabut saat itu juga. Keadaan panic attack yang sangat dramatis ini, dan ketidakmampuan kita untuk bergerak, mengendalikan tubuh, disertai rasa takut dan keringat dingin berlebih, membuat momen panic attack ini menjadi sangat traumatik, horor dan menteror penderitanya. Kebanyakan dari mereka lalu merasa cemas berlebih setiap harinya, yaitu cemas akan datangnya kembali serangan panic attack kembali. 

Dan rasa kecemasan berlebih tersebut menimbulkan gejala-gejala somatisasi dan gejala psikosomatis lainnya seperti detak jantung tak beraturan, tensi darah tinggi, sesak nafas, rasa ingin pingsan, dan puluhan gejala-gejala aneh di badan lainnya yang dirasakan penderita selama berbulan bulan. Dan semua itu biasanya di awali dengan keadaan lambung yang kosong, atau kebiasaan buruk pola makan penderita, ujar Erik Wibowo yang juga pernah merasakan sakit ini dari tahun 2008. 

“Gangguan (anxiety) atau kecemasan dan psikosomatik di Indonesia saat ini mulai bertambah dan menduduki urutan ke 2 terbanyak di Indonesia, dibawah gangguan depresi. Dan banyak dari masyarakat yang masih belum ahu itu penyakit apa, kenapa mengganggu dan tidak sembuh-sembuh dan beberapa mengira bahwa sakit ini adalah gangguan santet atau sejenisnya. Mereka masih minim pengetahuan akan adanya penyakit ini,” tambah Erik Wibowo selaku pendiri dari Yayasan Anxiety Care Indonesia. 

Yayasan Anxiety Care Indonesia saat ini masih bergerak mandiri, mereka membuka donasi di platform Kitabisa dan pada websitenya, namun masih sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah, sumbangan para donator, agar dapat lebih aktif lagi dalam membantu kesehatan mental masyarakat di Indonesia, terlebih lagi untuk menghadapi isu resesi ekonomi dan politik di tahun mendatang. 

 

 

 

#Breaking Boundaries