Angka Stunting di Jember yang Tertinggi di Jawa Timur, Pernikahan Dini Jadi Faktor Utama

Anisha Saktian Putri diperbarui 31 Okt 2023, 12:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Presiden Joko Widodo mengalokasikan Rp186,4 trilliun atau 5,6 persen untuk sektor kesehatan dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) Tahun 2024. Salah satu fokus utamanya adalah mencapai target penurunan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Untuk mendorong pencapaian target penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024 tersebut, Dexa Medica berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menggelar program Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur pada Jumat, 27 Oktober 2023.

Ahli Utama Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN RI Ibu Dwi Listyawardani mengemukakan, stunting menjadi permasalahan yang cukup genting. Terjadinya stunting akibat asupan nutrisi yang kurang dan bisa juga terjadinya infeksi berulang saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Stunting menjadi ancaman kualitas generasi muda. Tidak hanya mengalami terganggunya pertumbuhan fisik. Melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif,” jelas Ibu Dwi Listyawardani.

Lebih lanjut dikemukakan, angka stunting di Karisidenan Besuki yakni Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember, dan Situbondo, ditambah Lumajang dan Probolinggo, masih cukup tinggi.

“Persoalannya di Jawa Timur ini, terutama karena menikah di usia dini. Angkanya di atas 50%,” kata Ibu Dwi Listyawardani.

2 dari 2 halaman

Angka Stunting tertinggi di Jember, edukasi Bidan menjadi penting

Angka Stunting tertinggi di Jember. dok. Dexa

Ketua IBI Jawa Timur Ibu Lestari mengungkapkan bersama 38.698 bidan di seluruh Indonesia, pihaknya berkomitmen untuk membantu dalam menurunkan angka stunting dan mengejar target penurunan stunting menjadi 14% pada tahun 2024.Salah satu peran bidan dalam menurunkan angka stunting tidak hanya di Jember, tetapi juga secara nasional adalah memaksimalkan peran bidan.

“Kita selalu intervensi. Kita selalu melakukan pendampingan terhadap ibu hamil yang risiko itu penting sekali. Jadi temen-temen yang ada di lapangan, selalu kita beri support bahwa kalau memang ada pemeriksaan kehamilan mereka berisiko tinggi, kita sudah punya catatan. Tidak hanya itu, sebagai upaya penurunan stunting kami juga memberikan edukasi penyuluhan,” paparnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Bapak dr. Hendro Soelistijono mengatakan bahwa berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kabupaten Jember tahun 2022 sebesar 34,9%, paling tinggi di provinsi Jawa Timur.

“Saya berharap kasus stunting di Kabupaten Jember bisa ditekan lagi sehingga bisa mencapai target 14% di tahun 2024,” ujar Bapak Hendro.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Bapak Sandy Hendrayono mengemukakan, pihaknya memberikan fokus penurunan angka stunting di Kabupaten Situbondo pada 20 desa di wilayah Situbondo.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan melakukan inovasi kelompok Pendukung ASI, yang berperan menciptakan lingkungan mendukung menyusui di pedesaan. Ada 48 kelompok yang terbentuk, tugasnya mencegah stunting melalui asupan ASI. Upaya lainnya untuk peningkatan ASI eksklusif, kami menggunakan suplemen ASIMOR,” papar Bapak Sandy.

Executive Director DLBS Prof. Raymond Tjandrawinata terkait bahan baku Obat Modern Asli Indonesia yakni HerbaAsimor untuk membantu meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI. Bahan baku yang berasal dari alam Indonesia, yaitu daun katuk, daun torbangun, dan ikan gabus.

“Kami memahami bahwa banyak ibu-ibu di Indonesia yang sudah hamil produksinya ASI nya susah atau volumenya sedikit, sehingga kami mencari bahan-bahan yang baik dari Indonesia yang bisa tidak hanya meningkatkan volume ASI tetapi juga kualitas ASI. HerbaAsimor terdiri dari daun torbangun, ekstrak daun katuk, dan juga ekstrak ikan gabus. Inilah kegunaan daripada biodiversitas alam Indonesia untuk obat-obatan," ujarnya.

“Jember tidak sendiri berupaya untuk mengatasi penurunan prevalensi ini. Kami dari Dexa Group, berdasarkan keahlian kami, turut mendukung Program Percepatan Penurunan Stunting, sesuai dengan landasan perusahaan “Expertise for the Promotion of Health,” kata Bapak Tarcisius  Corporate Affairs Director Dexa Group

Inovasi lainnya yakni di bidang teknologi, melalui aplikasi Teman Bumil dengan sekitar 3,7 juta pengguna di Indonesia sejak tahun 2017. “Aplikasi ini memfasilitasi para bidan agar mudah memberikan edukasi seputar pencegahan stunting kepada ibu hamil melalui kolaborasi para bidan,” kata Chief Operations Officer Ibu Ruth Retno Dewi.