Fashion Stylist Gadis Kretek, Ungkap Makna Mendalam Kebaya Hitam dan Putih Jeng Yah yang Diperankan Dian Sastrowardoyo

Anisha Saktian Putri diperbarui 07 Nov 2023, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Serial Gadis Kretek telah rilis di Netflix pada (2/4). Bahkan, menduduki posisi pertama serial terpopuler di Netflix Indonesia. Selain jalan ceritanya yang menarik, busana yang dikenakan para pemain juga mencuri perhatian, terutama Dian Sastrowardoyo sebagai ‘Jeng Yah’ atau ‘Dasiyah’.

Jika diperhatikan, di setiap episodenya, Jeng Yah selalu mengenakan kebaya dengan warna-warna monokrom, hitam dan putih. Biasanya, atasan tersebut dipadukan dengan bawahan kain batik yang memukau.

Hagai Pakan, Fashion Stylist Gadis Kretek berhasil membuat para penonton terkesima melihat kebaya-kebaya yang membalut Jeng Yah. Ternyata bukan sembarang ia memilih warna-warna kebaya tersebut.

Dalam akun Instagramnya, Hagai Pakan pun menjelaskan makna dari kebaya hitam dan putih yang dikenakan Jeng Yah. Padahal, ia mengatakan jika menghindari warna hitam untuk kostum sebuah film.

“Hitam, Putih, dan Dasiyah Sejujurnya, warna hitam adalah warna yang paling saya hindari untuk kostum sebuah film. Saya paling tidak suka hitam,” tulisnya di Instagram. 

Namun setelah banyak mengobrol bersama sang Sutradara Kamila Andini, tentang sentra cerita Gadis Kretek. Hagai Pakan Tidak Bisa membayangkan warna lain selain hitam yang menjadi ciri nya. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Alasan penggunaan kebaya hitam

Kebaya Hitam Jeng Yah yang Diperankan Dian Sastrowardoyo di Gadis Kretek, dok. [Instagram/@hagaipakan]

Ia menjelaskan jika warna hitam adalah warna yang paling mendasar, selain putih. Berkebaya hitam di tengah dunia yang bergerak maju adalah bentuk keteguhan seorang Dasiyah. Warna hitam tak akan berubah warna walau tersiram berbagai warna, begitupun Dasiyah. 

Demikian dengan pemilihan kebaya yang sangat spesifik, gabungan surjan, kebaya janggan, dan kebaya klasik merupakan simbol kompleksitas jiwa Dasiyah yang setia pada akar namun siap merubah dunia. 

“Ini merupakan bentuk interpretasi saya terhadap konsep "lady boss" di Indonesia era itu, powerful (bukan maskulin), karena menjadi perempuan kuat bukan berarti menjadi maskulin. Begitu pula dengan pemilihan motif batik parang yang melambangkan perlawanan (batin) Dasiyah,” katanya. 

3 dari 3 halaman

Pemilihan warna putih kebaya Jeng Yah

Kebaya Hitam Jeng Yah yang Diperankan Dian Sastrowardoyo di Gadis Kretek, dok. [Instagram/@hagaipakan]

Hagai Pakan juga mengatakan ada masanya hitam berubah menjadi putih, seperti matahari terbit dari gelapnya malam, seperti lahir baru. Putih adalah kanvas kosong yang siap dilukis, atau lembaran kosong yang akan disi cerita baru. Seperti pengantin yang berbalut warna putih yang melambangkan babak baru kehidupan. 

“Berbicara soal pengantin, memakai baju putih ke acara pernikahan adalah sebuah statement yang cukup tegas, dan kami memakai momen pernikahan Raja sebagai titik balik dalam hidup Dasiyah,” katanya. 

Bagi Dasiyah, kebaya putih mengingatkan nya pada ibu-ibu pelinting yang sangat la cintai dulu, la seperti pulang ke rumah.