Anak Sering Mengeluh? Ini 7 Cara Menghadapinya dengan Bijak!

Virlia SakinaDiterbitkan 19 April 2025, 22:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Siapa yang tak kesal mendengar anak terus-terusan mengeluh? Sebagai orangtua, mendengar anak mengeluh bisa menjadi hal yang melelahkan. Terlebih jika keluhan tersebut terasa sepele dan sering terjadi. Mulai dari mainan yang tak kunjung didapat, makanan yang tak sesuai selera, hingga tugas sekolah yang dianggap terlalu berat. 

Mungkin orangtua merasa anak terlalu sensitif atau ingin “menguatkan” mereka dengan mengatakan, “Jangan cengeng, itu hanya hal sepele.” Namun, tahukah bahwa sikap ini justru bisa berdampak buruk pada hubungan dengan anak? Alih-alih langsung marah atau memarahi, penting untuk memahami mengapa anak sering mengeluh.

Anak yang sering mengeluh sebenarnya hanya ingin diperhatikan dan dipahami. Mereka ingin orangtuanya mendengarkan dan mengerti perasaan mereka. Ketika anak merasa didengarkan, mereka akan merasa lebih tenang dan bisa berpikir lebih jernih. Maka dari itu, daripada langsung memotong atau mengabaikan keluhan mereka, cobalah untuk lebih sabar dan empati.

Anak-anak, terutama yang masih dalam masa pertumbuhan, seringkali mengeluh sebagai cara untuk melepaskan emosi yang sedang mereka rasakan. Sebagai orangtua, tugas kita adalah membantu anak belajar mengelola emosi dan menemukan cara yang lebih positif untuk mengekspresikan perasaan mereka. Dilansir dari Big Life Journal, berikut beberapa tips yang dapat membantu menghadapi anak yang sering mengeluh.

What's On Fimela
2 dari 8 halaman

Dengarkan dengan Telinga Terbuka

Anak yang ingin mendapatkan perhatian dari ibunya (Foto dok : pexels/rdne).

Ketika anak mengeluh, jangan langsung memotong pembicaraan mereka. Berikan waktu untuk mereka bercerita dan luapkan perasaannya. Tunjukkan bahwa orangtua peduli dengan apa yang mereka rasakan. orangtua bisa berkata, “Kayaknya kamu lagi sedih, kalau kamu mau, ceritakan aja apa yang terjadi.”

Dengan mendengarkan dengan saksama, orangtua bisa memahami apa yang sebenarnya membuat anak tidak nyaman. Jika anak mengeluh tentang teman atau guru, jangan langsung menjustifikasi atau membela pihak lain. Coba tanyakan kepada anak, “Apa yang membuat kamu merasa tidak nyaman?” atau “Apa yang kamu harapkan dari situasi ini?”

3 dari 8 halaman

Berikan Pilihan dan Rasa Kontrol

Anak-anak sering mengeluh karena merasa tidak memiliki kendali atas situasi. Untuk mengatasi hal ini, berikan anak pilihan sejauh mungkin.

Misalnya, jika anak mengeluh karena tidak ingin makan sayur, kamu bisa menawarkan pilihan, “Kamu mau makan apa hari ini? Sop atau bubur bayam?”

Dengan memberikan pilihan, anak merasa memiliki kontrol atas situasi dan lebih bersedia menerima apa yang orangtua ajukan.

4 dari 8 halaman

Ajarkan Cara Mengatasi Perasaan Negatif

Anak yang sedang mengeluh tidak mau makan (Foto dok : pexels/mikhail nilov).

Anak yang sering mengeluh mungkin belum belajar cara mengelola emosi mereka dengan baik. Ajarkan mereka cara untuk mengatasi perasaan negatif seperti marah, sedih, atau kecewa.

orangtua bisa mengajarkan teknik relaksasi seperti bernapas dalam atau meditasi. Ajak mereka untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti bermain, melukis, atau membaca buku.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan emosi mereka. Jangan memaksa anak untuk bersikap tenang atau tidak boleh mengeluh.

5 dari 8 halaman

Berikan Dukungan dan Solusi

Setelah mendengarkan keluhan anak, berikan dukungan dan empati. Katakan, “Mama mengerti kamu sedang merasa tidak nyaman.”

Jika anak mengeluh tentang sesuatu yang bisa diubah, bantu mereka mencari solusi. Misalnya, jika anak mengeluh tentang makanan yang tidak disukainya, ajak mereka untuk memilih menu makan malam bersama.

Namun, jika keluhan anak berkaitan dengan hal yang tidak bisa diubah, seperti cuaca atau kemacetan, ajarkan mereka untuk menerima dan mencari sisi positif dari situasi tersebut. 

6 dari 8 halaman

Ubah Keluhan Menjadi Pelajaran

Anak yang sudah muak dengan ibunya (Foto dok : pexels/rdne).

Alih-alih menghukum anak yang mengeluh, manfaatkan situasi tersebut sebagai pelajaran bagi mereka.

Misalnya, jika anak mengeluh karena tidak bisa mengerjakan tugas sekolah, orangtua bisa mengajaknya bersama-sama mencari solusi.

“Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan tugas ini? Apakah kamu ingin meminta bantuan kakakmu atau mencari informasi di internet?”

Dengan mengajak anak mencari solusi, orangtua dapat mengajarkan mereka untuk berpikir positif dan mengatasi masalah dengan cara yang konstruktif.

7 dari 8 halaman

Mengenali Tanda-Tanda Bahaya

Terkadang, anak mengeluh sebagai tanda bahwa mereka mengalami masalah yang lebih serius, seperti bullying atau pelecehan. Perhatikan tanda-tanda seperti perubahan perilaku, penurunan prestasi, atau penolakan untuk bersekolah.

Jika orangtua curiga anak mengalami masalah serius, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Bicaralah dengan guru, konselor sekolah, atau psikolog anak.

8 dari 8 halaman

Ingat, Kesabaran adalah Kunci

Anak yang asik bermain gadget dan tidak memerdulikan omongan ibunya (Foto dok : pexels/karolina grabowska).

Menanggapi anak yang sering mengeluh memang membutuhkan kesabaran ekstra. Namun, dengan bersikap sabar, empati, dan mendengarkan dengan baik, orangtua bisa membangun hubungan yang lebih kuat dengan anak dan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Ingat, anak-anak belajar dari orangtua mereka. Jika orangtua ingin anak menjadi pribadi yang positif dan optimis, mulailah dari diri sendiri. Tunjukkan kepada mereka bahwa mengeluh bukanlah solusi, tetapi komunikasi dan empati adalah kunci untuk mengatasi masalah.

 

 

Penulis: Virlia Sakina Ramada

#Unlocking the Limitless