Cara Mengelola Rasa Iri dalam Pertemanan agar Tidak Menyakiti Diri Sendiri

DreyandraDiterbitkan 16 Juli 2025, 13:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Perasaan iri bisa muncul kapan saja, bahkan dalam hubungan pertemanan yang paling dekat sekalipun. Saat sahabat sukses lebih dulu, memiliki pasangan ideal, atau tampak lebih bahagia, kita bisa saja merasa tidak nyaman secara diam-diam.

Meski merupakan emosi manusiawi, rasa iri perlu dikenali dan dikelola dengan baik. Jika tidak, perasaan ini bisa merusak persahabatan dan menghancurkan harga diri. Inilah cara-cara bijak untuk menghadapi rasa iri dalam pertemanan.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Sadari dan Akui Perasaan Iri Tanpa Menyalahkan Diri

ilustrasi mengakui rasa iri tanpa menyalahkan dir/copyright freepik.com/DC Studio

Langkah pertama untuk mengatasi rasa iri adalah dengan menyadarinya. Jangan langsung menyangkal atau merasa bersalah. Mengakui bahwa kamu merasa iri bukan berarti kamu orang jahat.

Dengan menerima emosi itu sebagai bagian dari proses manusiawi, kamu memberi dirimu ruang untuk memahami penyebabnya. Rasa iri sering kali muncul dari rasa kurang atau luka batin yang belum disembuhkan.

3 dari 4 halaman

Ubah Iri Jadi Motivasi untuk Berkembang

Seorang introvert memiliki kelebihan dalam berpikir sebelum mengatakan sesuatu/copyright freepik

Alih-alih membandingkan hidup dengan temanmu, cobalah melihat pencapaian mereka sebagai inspirasi. Ubah rasa iri menjadi dorongan untuk mengenali apa yang sebenarnya kamu inginkan dan butuhkan.

Tanyakan pada dirimu sendiri, “Apa yang membuatku merasa tidak cukup?” Dengan begitu, kamu bisa menyusun langkah-langkah nyata untuk berkembang tanpa harus menjatuhkan orang lain.

4 dari 4 halaman

Jaga Komunikasi dan Fokus pada Rasa Syukur

Jangan merasa sendiri (copyright Freepik)

Rasa iri bisa merenggangkan hubungan jika tak segera dikelola. Cobalah tetap menjaga komunikasi hangat dengan temanmu dan jujurlah secara perlahan bila perlu. Hubungan yang sehat dibangun atas dasar saling memahami.

Selain itu, praktikkan rasa syukur setiap hari. Fokus pada kelebihan dan berkat dalam hidupmu bisa memperkuat mental dan membantumu lepas dari lingkaran perbandingan sosial.

Rasa iri bukan musuh, melainkan sinyal yang bisa membawamu pada pemahaman diri yang lebih dalam. Yang penting adalah cara kita merespons dan menanganinya. Dengan pengelolaan yang bijak, perasaan ini bisa menjadi cermin untuk mengenal diri sendiri, memperbaiki hubungan sosial, dan membangun hidup yang lebih damai.