Mindful Break: Kunci Jaga Fokus dan Tenang di Tengah Stres Kerja

Alyaa Hasna HunafaDiterbitkan 24 Desember 2025, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tengah ritme kerja yang serba cepat, stres menjadi hal yang hampir tak terhindarkan bagi banyak karyawan. Tuntutan untuk selalu produktif, menyelesaikan deadline, hingga mengatur berbagai tanggung jawab sering kali membuat pikiran terasa penuh. Tekanan semacam ini jika dibiarkan, tidak hanya menguras energi tetapi juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental maupun fisik. 

Melansir laman startmywellness.com ada cara sederhana yang bisa membantu mengurangi tekanan tersebut, yaitu dengan mindfulness. Mindfulness adalah latihan untuk menyadari pikiran, emosi, dan tubuh tanpa terburu-buru bereaksi. Dengan melatih kesadaran, kita bisa mengambil jarak dari stres dan merespons situasi sulit dengan lebih tenang dan jernih. 

Mindful break, atau jeda penuh kesadaran, bisa menjadi solusi praktis untuk diterapkan di sela pekerjaan. Hanya dengan beberapa menit berhenti dari rutinitas, kita dapat memberi ruang bagi tubuh dan pikiran untuk pulih. Seperti halnya baterai yang perlu diisi ulang, pikiran pun membutuhkan waktu rehat agar tetap berfungsi optimal. 

Salah satu cara paling mudah untuk memulai mindfulness adalah dengan latihan pernapasan. Tarik napas dalam lewat hidung, rasakan dada dan perut mengembang, lalu hembuskan perlahan lewat mulut. Saat menghembuskan napas, bayangkan beban dan ketegangan ikut terlepas. Ulangi beberapa kali hingga tubuh terasa lebih rileks. 

2 dari 3 halaman

Body scan hingga aktivitas sederhana sebagai latihan mindful break

Aktivitas sederhana seperti menikmati secangkir kopi adalah salah satu bentuk mindful break. (foto: diana.grytsku/freepik)

Selain pernapasan, teknik body scan juga bisa dicoba untuk menenangkan diri. Caranya dengan memusatkan perhatian pada bagian tubuh, mulai dari ujung kaki hingga kepala. Rasakan sensasi yang muncul, apakah itu tegang, hangat, atau nyaman. Teknik ini membantu kita lebih peka terhadap kondisi tubuh sendiri, sehingga kita tahu kapan harus istirahat. Body scan juga bisa menjadi pengingat bahwa tubuh dan pikiran saling terhubung.

Tidak hanya latihan formal, aktivitas sederhana sehari-hari pun bisa menjadi sarana mindfulness. Misalnya, menikmati secangkir kopi dengan benar-benar memperhatikan aroma, rasa, dan hangatnya di tangan. Atau berjalan sambil merasakan langkah kaki menyentuh lantai. Hal kecil seperti ini bisa menjadi momen jeda dari pikiran yang berputar tanpa henti. Dengan memberi perhatian penuh, kita belajar menikmati detail kecil yang sering terlewat.

Mindfulness juga dapat diterapkan dalam interaksi sehari-hari di kantor. Saat rapat, misalnya, tarik napas dalam beberapa kali sebelum dimulai untuk menenangkan diri. Selama diskusi, cobalah mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa terburu-buru menyela. Dengan begitu, komunikasi menjadi lebih jernih dan suasana lebih kondusif. Kebiasaan ini tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga meningkatkan kualitas kerja tim.

3 dari 3 halaman

Dampak jangka panjang mindful break di dunia kerja

Mindful break memberikan banyak manfaat positif bagi lingkungan kerja. (foto: tirachardz/freepik)

Manfaat mindful break akan lebih terasa jika dilakukan secara konsisten. Seiring waktu, latihan ini dapat membantu menurunkan tingkat stres, meningkatkan pengendalian emosi, dan memberi rasa tenang meski berada di tengah tekanan. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa mindfulness dapat memengaruhi struktur otak, membuat kita lebih tangguh dalam menghadapi tantangan. 

Lebih dari sekadar mengurangi stres, mindful break juga membuat kita lebih puas dengan pekerjaan. Karyawan yang terbiasa berlatih mindfulness cenderung lebih terlibat, lebih betah di lingkungan kerja, dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik dengan rekan kerja. Kebiasaan ini juga bisa mempererat kerja sama tim, karena semua orang belajar untuk hadir dengan penuh kesadaran dan empati. 

Agar manfaatnya berkelanjutan, penting bagi perusahaan untuk mendukung praktik mindfulness. Misalnya dengan menyediakan waktu jeda singkat, ruang tenang, atau bahkan program pelatihan mindfulness bagi karyawan. Para pemimpin juga bisa memberi contoh dengan menerapkan mindful break dalam keseharian. Dengan begitu, budaya mindfulness dapat tertanam kuat di lingkungan kerja. 

 

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa