6 Hal yang Tidak Boleh Diucapkan kepada Seseorang yang Sedang Mengalami Putus Cinta

Vallerie Angelique EffendiDiterbitkan 11 Desember 2025, 08:15 WIB

Fimela.com, Malang Putus cinta adalah salah satu pengalaman emosional paling menyakitkan dalam hidup. Ketika hubungan berakhir, seseorang tidak hanya kehilangan pasangan, tetapi juga kebiasaan, rutinitas, serta harapan masa depan yang pernah dibayangkan bersama. Banyak orang mengalami masa sulit seperti sulit bangun dari tempat tidur, kehilangan nafsu makan, atau bahkan sebaliknya, makan berlebihan untuk mencari pelarian.

Beberapa orang menyalurkan perasaan mereka melalui musik sedih, menangis, atau merenungkan apa yang salah. Sementara itu, orang lain mungkin mengekspresikannya dengan kemarahan, melakukan analisis berlebihan, atau justru berpura-pura baik-baik saja. Setiap orang punya cara berbeda dalam menghadapi patah hati.

Sayangnya, ketika kita mencari kenyamanan pada orang terdekat, tidak jarang respons mereka justru membuat kita merasa semakin sendiri. Ini bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena masyarakat cenderung salah memahami bagaimana cara mendampingi seseorang yang sedang berduka.

2 dari 8 halaman

“Ya sudah, lupakan saja.”

kalimat yang dihindari saat teman putus./Copyright depositphotos.com/nnudoo

Kalimat ini mengurangi validitas perasaan seseorang. Padahal, rasa sedih setelah putus cinta adalah proses alami, bukan sesuatu yang bisa dihilangkan begitu saja. Ucapan seperti ini membuat orang merasa lemah atau berlebihan karena masih terluka.

3 dari 8 halaman

“Aku memang dari dulu nggak suka sama dia.”

Patah hati menyakitkan./Copyright Fimela - Risang Abel

Meskipun maksudnya ingin mendukung, ucapan ini justru membuat orang merasa salah memilih pasangan. Selain itu, mereka mungkin masih punya rasa terhadap mantan, sehingga komentar negatif terasa seperti serangan tambahan terhadap keputusan mereka.

4 dari 8 halaman

“Tenang, masih banyak ikan di laut.”

life after break up, (Foto dok: Freepik/EyeEm).

Ini meremehkan kehilangan yang dirasakan. Saat seseorang sedang berduka, mereka tidak butuh digurui bahwa ada orang lain. Yang mereka butuhkan adalah ruang untuk merasakan sakit dan dipahami, bukan diganti dengan kemungkinan baru.

5 dari 8 halaman

“Itu kan demi kebaikanmu.”

menghindari kalimat menyakitkan saat putus./copyright. pexels/

Walaupun mungkin benar, kalimat ini bisa terasa menyakitkan karena membuat seolah-olah penderitaan adalah hal yang harus dirayakan. Orang yang patah hati tidak butuh dianalisis, mereka butuh ditemani.

6 dari 8 halaman

“Kamu itu terlalu baik buat dia.”

ilustrasi perempuan sedih/Photo by Timur Weber/Pexels

Ini terdengar manis, tetapi justru membuat seseorang merasa hubungannya gagal karena mereka “terlalu sesuatu.” Bukannya menenangkan, ucapan ini bisa membuat seseorang lebih bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi.

7 dari 8 halaman

“Kamu butuh distraksi aja.”

Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta. (Photo by Artem Kovalev on Unsplash)

Distraksi bukan solusi jangka panjang. Mengalihkan perhatian justru sering membuat emosi tidak diproses dengan benar. Ucapan ini juga mengesankan bahwa kesedihan adalah sesuatu yang harus dihindari, bukan diterima.

8 dari 8 halaman

Mengapa Ucapan-Ucapan Ini Berbahaya?

Ilustrasi sedih, sendirian, kesepian, patah hati, putus cinta. (Photo by Riccardo Mion on Unsplash)

Setiap pernyataan di atas memperkuat mitos bahwa perasaan sedih harus ditutupi, diperbaiki, atau dihindari. Padahal, menghindari rasa duka justru membuat seseorang terjebak lebih lama dalam proses patah hati. Ketika perasaan tidak diberikan ruang untuk dirasakan, proses pemulihan menjadi jauh lebih sulit.

Jika kamu sedang patah hati, baik baru-baru ini atau sudah lama, ingatlah bahwa tidak ada yang salah dengan dirimu. Merasa sedih adalah reaksi yang wajar terhadap kehilangan. Yang menjadi masalah adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana cara mendampingi seseorang yang hatinya sedang hancur. Kamu tidak perlu mempercepat prosesnya. Kamu hanya perlu didengar, dipahami, dan diberi ruang untuk sembuh perlahan.