Apakah First Impression Memengaruhi Hubungan? Ini Jawaban Psikolog

Anisya FandiniDiterbitkan 12 Desember 2025, 07:15 WIB
his list has 450 of the best rizz lines to help you break the ice and make a great first impression.

Fimela.com, Jakarta Banyak orang mengatakan bahwa kesan pertama bukanlah segalanya, tetapi faktanya, otak manusia bekerja sangat cepat dalam menilai seseorang di detik-detik awal pertemuan. Menurut psikolog, otak kita secara otomatis memproses ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara untuk menentukan apakah seseorang bisa dipercaya atau tidak. Proses ini terjadi tanpa sadar, dan sering kali membentuk dasar dari bagaimana kita memperlakukan orang tersebut selanjutnya.

Hal inilah yang membuat first impression terasa begitu kuat dan sulit diubah. Bahkan ketika kita sudah mengenal seseorang lebih lama, sisa-sisa kesan pertama dapat tetap tertanam di pikiran kita. Ini bukan sekadar penilaian spontan, tetapi respons biologis yang dirancang untuk melindungi diri dari ancaman sosial. Itulah sebabnya, kesan pertama memegang peran penting dalam hubungan baru.

Namun, bukan berarti kesan pertama selalu akurat. Banyak faktor seperti situasi, mood, atau kecemasan sosial dapat memengaruhi bagaimana seseorang tampil di awal pertemuan. Karena itu, memahami bagaimana otak bekerja dapat membuat kita lebih bijak menilai orang lain di perjumpaan awal.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Pengaruh First Impression dalam Hubungan Menurut Psikolog

ilustrasi pasangan kencan/Image by freepik

Psikolog menjelaskan bahwa kesan pertama dapat membentuk harapan dalam hubungan, baik itu hubungan pertemanan, profesional, maupun romantis. Ketika seseorang memberikan kesan positif, kita cenderung lebih mudah percaya, lebih terbuka, dan memberikan ruang untuk hubungan berkembang. Sebaliknya, kesan negatif di awal bisa membuat seseorang menjaga jarak, lebih kritis, atau enggan memberi kesempatan kedua.

First impression juga memengaruhi cara kita menafsirkan perilaku berikutnya. Jika kesan awalnya baik, kita cenderung memaklumi kekurangan kecil dan melihat orang tersebut secara lebih positif — fenomena ini dikenal sebagai halo effect. Sebaliknya, jika kesan pertama kurang bagus, hal kecil pun bisa terlihat sebagai masalah besar.

Meskipun begitu, psikolog menegaskan bahwa kesan pertama bukanlah akhir dari segalanya. Hubungan yang sehat tumbuh dari interaksi berulang, komunikasi yang jujur, dan waktu. Kesan pertama hanya “pintu masuk,” bukan penentu akhir.

3 dari 3 halaman

Bisakah Kesan Pertama Diubah? Psikolog Bilang: Bisa!

ilustrasi pasangan kencan/Photo by OG Productionz/Pexels

Banyak orang khawatir karena merasa tampil kurang maksimal di pertemuan pertama. Kabar baiknya, psikolog menyatakan bahwa kesan pertama bisa diubah melalui interaksi konsisten dan perilaku positif yang berulang. Semakin sering seseorang menunjukkan karakter yang sebenarnya, otak akan memperbarui penilaian awal yang mungkin salah.

Kunci mengubah kesan pertama adalah konsistensi. Sikap ramah, komunikasi yang baik, dan menunjukkan ketulusan dapat perlahan mematahkan kesan awal yang kurang menguntungkan. Waktu juga berperan besar — semakin lama seseorang mengenal kita, semakin akurat penilaiannya.

Artinya, kamu tidak perlu khawatir jika suatu pertemuan berjalan kurang lancar. Yang terpenting adalah bagaimana kamu bersikap setelahnya.

First impression memang memengaruhi hubungan, tetapi bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Psikolog menegaskan bahwa hubungan terbentuk dari proses panjang, bukan hanya dari beberapa detik pertama. Memahami cara kerja kesan pertama dapat membantu kita bersikap lebih terbuka, tidak cepat menghakimi, dan memberi ruang bagi hubungan untuk tumbuh secara alami.