Dari Piyama ke Puffer Slippers, Sleepwear Items yang Resmi Jadi Zona Nyaman Baru Fashion 2025

Hilda IrachDiterbitkan 24 November 2025, 08:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Sleepwear kini resmi keluar dari kamar tidur. Tahun 2025 menjadi titik ketika piyama, robe, hingga slippers tidak lagi dianggap sebagai pakaian santai di rumah, melainkan bagian dari fashion sehari-hari. Pergeseran ini terlihat jelas di runway, kampanye brand global, hingga gaya selebriti yang mengutamakan kenyamanan tanpa menghilangkan sentuhan gaya.

Tren ini mencapai bentuk yang lebih serius ketika rumah mode besar mulai memberikan spotlight pada elemen-elemen yang identik dengan pakaian tidur. Michael Kors menampilkan slip dress sutra yang terasa seperti perpanjangan mimpi, sementara The Row menjaga identitas minimalisnya hingga terlihat seperti piyama ultra-luxurious. Miu Miu, dengan keberaniannya yang khas, membawa boxer pendek ke level fashion global.

Para selebriti seperti Kendall Jenner, Bella Hadid, dan Emma Chamberlain kemudian memvalidasi tren ini dengan tampilan kasual-lux mereka. Satin set yang longgar, robe lembut, hingga pajama top yang dipasangkan dengan kacamata hitam berbingkai tebal, semuanya memperkuat posisi sleepwear sebagai bahasa fashion baru.

Menurut stylist Hollywood Holly White, sleepwear menawarkan kebebasan styling yang tidak dimiliki kategori fashion lain. Sementara itu, Fabio Immediato menilai tren ini sebagai jalan pintas menuju tampil keren dengan effort minimal, efektif sekaligus ramah budget.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Akar Tren, Dari Era Sleeper hingga Kebangkitan Pasca Pandemi

Kolaborasi terbaru SHUSHU/TONG dengan HAUS NOWHERE milik Gentle Monster, dengan Ningning aespa sebagai wajah utama, menjadi salah satu momen paling menarik tahun ini. Koleksi ini menghadirkan sebelas set piyama dan enam neck pillow berdesain U dengan pita besar yang ikonik, lembut, dan penuh karakter. [@shushu_tong].

Meski booming di 2025, transformasi sleepwear menuju fashion dimulai sejak pertengahan 2010-an. Brand Sleeper mempelopori konsep “walking sleepwear”, piyama sutra yang memang diciptakan untuk tampil di luar rumah. Gaya ini dengan cepat dicintai fashion insiders, lalu menyebar ke kalangan selebriti seperti Rihanna hingga Emily Ratajkowski.

Tak lama berselang, Olivia von Halle memperkenalkan piyama sutra sebagai simbol kemewahan, dipakai Victoria Beckham hingga Kate Moss. High-end designers seperti Marc Jacobs, Prada, dan Fendi kemudian memvalidasi tren dengan memasukkan elemen piyama ke koleksi runway mereka.

Lalu pandemi mengubah segalanya. Ketika dunia berhenti, pakaian tidur mengambil alih lemari, bukan karena tren, tetapi karena kebutuhan. Data The NPD Group mencatat peningkatan dua persen untuk sleepwear pada 2020. Setelah dunia kembali bergerak, kenyamanan itu tidak menghilang. Justru berkembang menjadi estetika baru: day-jamas, gaya hidup yang produktif namun tetap lembut.

3 dari 4 halaman

Ningning aespa dalam SHUSHU/TONG x HAUS NOWHERE: Dreamy, Playful, High-Fashion

Kolaborasi terbaru SHUSHU/TONG dengan HAUS NOWHERE milik Gentle Monster, dengan Ningning aespa sebagai wajah utama, menjadi salah satu momen paling menarik tahun ini. Koleksi ini menghadirkan sebelas set piyama dan enam neck pillow berdesain U dengan pita besar yang ikonik, lembut, dan penuh karakter. [@shushu_tong].

Memasuki 2025, transformasi sleepwear tidak berhenti pada baju. Kini giliran sleepwear items—aksesori yang dulu hanya dipakai saat tidur atau perjalanan panjang, merebut perhatian fashion.

Kolaborasi terbaru SHUSHU/TONG dengan HAUS NOWHERE milik Gentle Monster, dengan Ningning aespa sebagai wajah utama, menjadi salah satu momen paling menarik tahun ini. Koleksi ini menghadirkan sebelas set piyama dan enam neck pillow berdesain U dengan pita besar yang ikonik, lembut, dan penuh karakter.

Neck pillow menjadi highlight yang paling difavoritkan. Bahannya plush, bentuknya fungsional, namun aksen pita besar menjadikannya fashion statement tersendiri. Dengan harga sekitar $75, item ini diprediksi menjadi salah satu best seller musim ini. Palet warnanya bermain di floral pastel, gingham manis, hingga navy yang edgy, membangun dunia mimpi yang melankolis namun stylish.

4 dari 4 halaman

Sandy Liang x Subu Tokyo: Puffer Slippers yang Menggemaskan dan Praktis

Kolaborasi terbaru SHUSHU/TONG dengan HAUS NOWHERE milik Gentle Monster, dengan Ningning aespa sebagai wajah utama, menjadi salah satu momen paling menarik tahun ini. Koleksi ini menghadirkan sebelas set piyama dan enam neck pillow berdesain U dengan pita besar yang ikonik, lembut, dan penuh karakter. [@sandyliang].

Jika SHUSHU/TONG memberi sentuhan dreamy, kolaborasi Sandy Liang dengan Subu Tokyo memberikan dosis playful yang berbeda. Tiga varian puffer slippers, MEOW MEOW, DUCKLING, dan PRINCESS  yang menghadirkan desain chunky, lembut, dan ramah dingin.

Diproduksi menggunakan material tahan suhu rendah dan dilapisi faux fur, slippers ini hadir bersama tas serut cantik dan dijual sekitar Rp2,14 juta. Menariknya, puffer slippers ini kini terlihat di bandara sebagai bagian airport fashion, hingga coffee shop sebagai alas kaki kasual yang tetap stylish. Sleepwear footwear telah resmi keluar rumah dan memenangkan hati.

Fenomena sleepwear fashion mencerminkan perubahan gaya hidup global. Setelah era tekanan dan ritme hidup cepat, banyak orang mulai memilih mode yang lebih lembut, personal, dan memanjakan diri. Sleepwear menawarkan rasa aman sekaligus estetika minimal yang memikat.

Tekstur plush, kain premium, palet warna pastel, siluet longgar yang semuanya kini dilihat sebagai bentuk ekspresi diri, bukan sekadar “baju tidur”.

Jika melihat arah pergerakan tren, masa depan sleepwear sebagai fashion tampak cerah. Puffer slippers dapat menjadi staple baru seperti sneakers. Neck pillow stylish berpotensi menjadi aksesori perjalanan yang chic. Satin pajamas bahkan mulai dilirik sebagai eveningwear alternatif.

Kenyamanan tidak lagi dibaca sebagai kemalasan, tetapi sebagai bentuk self-preservation. Cara baru untuk berkata: Aku ingin merasa baik, dan ini caraku memakainya.