Fimela.com, Jakarta F1 Las Vegas Grand Prix 2025 mencatatkan diri bukan hanya sebagai panggung kecepatan, tetapi juga panggung mode paling sensasional tahun ini. Sorotan kamera dari berbagai media internasional bukan hanya tertuju pada mobil-mobil yang melesat 300 km/jam, melainkan pada tiga sosok ikonik yang mengubah paddock menjadi runway global. Yakni Beyoncé, Naomi Campbell, dan Cynthia Erivo.
Ketiganya hadir sebagai definisi glamor dan kekuatan. Mereka membuktikan bahwa dunia kini tak lagi hanya menantikan siapa yang memimpin klasemen F1, tetapi juga siapa yang menapaki paddock sebagai ratu mode. Dari analisis The Cut, fenomena ini menunjukkan bahwa F1 semakin memantapkan diri sebagai arena fashion dan budaya pop.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia fashion internasional mulai memperhatikan estetika balap sebagai inspirasi desain. Business of Fashion mencatat bahwa sejak F1 memasuki era entertainment global, tren circuit couture mengalami lonjakan perhatian, kolaborasi rumah mode besar dengan tim balap pun meningkat.
Circuit look menciptakan gaya yang memadukan tiga elemen utama, yakni estetika balap yang mengedepankan leather, zip industrial, patch sponsor., Streetwear futuristik dengan visor, bodysuit, boots struktural, dan High couture dengan siluet arsitektural, metallic accents, engineered fashion. Tren ini kini berada di puncak, didorong oleh kolaborasi fashion–motorsport yang digerakkan brand seperti Louis Vuitton, Balmain, Prada, hingga Diesel.
Kehadiran Beyoncé, Naomi, dan Cynthia memperkuat narasi bahwa circuit couture telah menjadi bahasa visual baru dalam industri fashion—sebagaimana disebutkan Vogue Runway, “F1 paddock is becoming the new front row.” Penasaran seperti apa penampilan Beyonce, Naomi Campbell, dan Cynthia Erivo?
Beyoncé tampil dengan gaya Afrofuturism, Power, dan Dominasi Siluet Kulit Hitam
Menurut Harper’s Bazaar US, Beyoncé selalu menjadi trendsetter yang memadukan kekuatan visual dengan narasi budaya. Di paddock Las Vegas, ia tampil dalam racing suit kulit dari Louis Vuitton yang memeluk tubuh, dilengkapi visor futuristik dan platform boots yang memberikan kesan cyber-queen.
Estetika ini sejalan dengan semangat Afrofuturism yang kerap muncul dalam karya visual Beyoncé, seperti yang pernah dibahas W Magazine,: futuristik, berani, dan menempatkan perempuan kulit hitam sebagai pusat kekuatan estetika.
Penampilannya memanifestasikan tiga hal, yakni Control, Empowerment, dan Afrofuturism. Tidak heran jika penampilannya menjadi salah satu yang paling banyak dibagikan di media sosial dan diulas oleh Vogue Australia sebagai salah satu interpretasi paling kuat dari circuit couture tahun ini.
Tak hanya satu busana, Beyonce mengganti busananya dengan vibes ala racer diva ketika kembali ke paddock F1 dengan bodysuit merah berlapis long coat leather yang merah menyala dari Ferrari. Melengkapi tampilannya, sang diva kenakan snapback hitam dengan stocking jaring-jaring dan heels merah.
Naomi Campbell: Warisan Supermodel dan Glamour dengan Animal Print
Naomi Campbell selalu berada di garis depan setiap gelombang fashion baru. British Vogue bahkan menyebutnya sebagai “the eternal authority of runway presence”—dan itu tampak jelas saat ia memasuki paddock Las Vegas.
Dengan jumpsuit leather dari Zimmermann, dilapis dengan long coat animal print dari Elie Saab untuk koleksi Spring/Summer 2026. Hadirkan perpaduan antara couture klasik dan teknologi aerodinamika, Naomi membuktikan bahwa supermodel legendaris tidak pernah kehilangan kemampuannya mencuri perhatian. Outfit ini dilengkapi dengan leather boots cokelat yang senada dari Le Silla.
Gayanya yang edgy menciptakan harmoni antara glamor dan kecepatan yang tegas. Dalam analisis The Cut, aura Naomi membawa kredibilitas tinggi bagi tren circuit couture, menempatkannya bukan hanya sebagai gaya selebritas, tetapi sebagai estetika serius yang pantas masuk panggung mode dunia.
Cynthia Erivo: Avant-Garde, Teatrikal, dan Magnetik
Cynthia Erivo dikenal sebagai artis yang tidak pernah takut bereksperimen. W Magazine pernah menuliskan bahwa Cynthia adalah “the new frontier of theatrical high fashion,” dan penampilannya di F1 Las Vegas mengonfirmasi reputasi itu.
Kali ini, ia memilih jaket bomber leather dari Ferrari navy dan deep red yang mencolok. Dilapis dengan dengan setelan jaket dan baggy pants cokelat shady dari Ferrari.
Dengan diberikan sentuhan race-inspired. Hasilnya adalah tampilan yang memadukan seni performatif dan estetika balap masa depan. Cynthia menghadirkan lapisan emosional dalam gayanya yang dramatis, namun presisi. Ia menafsirkan circuit couture sebagai pernyataan identitas artistik yang penuh ekspresi.