5 Cara Menghindari Overthinking dalam Hubungan dan Tetap Realistis

Vallerie Angelique EffendiDiterbitkan 25 Desember 2025, 07:15 WIB

Fimela.com, Malang Overthinking dalam hubungan sering terjadi ketika seseorang merasa tidak aman atau terlalu fokus pada kemungkinan terburuk. Pola pikir ini dapat menguras energi, menurunkan kepercayaan diri, dan mengganggu dinamika hubungan. Meski tampak sulit dihentikan, kebiasaan ini dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat dan konsisten.

Banyak individu tidak menyadari bahwa sumber overthinking biasanya berasal dari pengalaman masa lalu, ekspektasi pribadi, atau ketakutan yang belum terselesaikan. Ketika pikiran terus berputar tanpa kendali, hubungan menjadi penuh asumsi dan miskomunikasi. Oleh karena itu, memahami akar masalah adalah langkah penting sebelum mencoba mengubah pola pikir.

Dengan membiasakan diri untuk mengelola respons emosional secara sadar, kamu dapat menciptakan ruang aman untuk berpikir lebih jelas. Setiap perubahan kecil, seperti bernapas lebih dalam atau menunda reaksi spontan, dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang. Tujuan utamanya bukan menghilangkan pikiran negatif sepenuhnya, tetapi mengembangkan cara berpikir yang lebih seimbang dan realistis.

2 dari 5 halaman

Mengenali dan Menantang Pikiran Negatif

menantang pikiran negatif/copyright pexels/KATRIN BOLOVTSOVA

Banyak orang cenderung menerima pikiran negatif apa adanya tanpa mempertanyakan kebenarannya. Padahal, pola overthinking sering tidak berdasar dan hanya didorong oleh kekhawatiran internal. Mengajukan pertanyaan seperti “Apa bukti nyata yang mendukung pikiran ini?” dapat membantu melemahkan kecemasan. 

Studi dalam World Journal of Clinical Cases juga menekankan pentingnya cognitive reframing untuk mengurangi pikiran irasional. Dengan membiasakan diri untuk menilai pikiran secara lebih objektif, kamu dapat membangun respons yang lebih sehat dan terkontrol.

3 dari 5 halaman

Memahami Akar Emosi Melalui Refleksi Diri

ilustrasi overthinking karena hubungan/copyright freepik.com.benzoix

Proses refleksi membantu seseorang memahami penyebab di balik pola pikir yang berlebihan. Aktivitas seperti menulis jurnal, meditasi, atau berkonsultasi dengan profesional dapat membuka wawasan tentang luka lama yang memicu kecemasan dalam hubungan. 

Ketika penyebabnya mulai jelas, kamu dapat menyusun strategi yang lebih efektif untuk menghadapinya. Refleksi diri juga memperkuat kesadaran emosional sehingga kamu tidak mudah terjebak dalam pola yang sama. Kebiasaan ini memberikan fondasi kuat untuk membangun hubungan yang lebih stabil dan dewasa.

4 dari 5 halaman

Mengalihkan Fokus ke Masa Kini

ilustrasi overthinking karena masa lalu pasangan/copyright freepik.com/freepik

Memikirkan masa lalu atau masa depan secara berlebihan menjadi pemicu utama kecemasan. Mindfulness, latihan pernapasan, atau meditasi dapat membantu memusatkan perhatian pada apa yang benar-benar terjadi saat ini. 

Dengan menyadari detail kecil yang positif dalam hubungan, pikiran akan menjadi lebih tenang dan seimbang. Ketika pikiran mulai berputar, menarik napas dalam beberapa kali dapat menghentikan spiral kecemasan. Kebiasaan hadir di saat ini membantu pikiran tetap realistis dan tidak mudah terbawa kekhawatiran yang tidak perlu.

5 dari 5 halaman

Membuat Batasan untuk Pikiran Mengganggu

Pikiran berlebihan yang dapat mengakibatkan kelelahan mental./copyright. freepik/

Memberikan “waktu khusus” untuk memikirkan kekhawatiran dapat membantu mengurangi intrusi pikiran negatif sepanjang hari. Misalnya, menyediakan 10–15 menit untuk menghadapi kecemasan membuat pikiran lebih terstruktur. 

Jika pikiran tersebut muncul di luar waktu yang ditentukan, kamu dapat menundanya dengan lembut dan mengingatkan diri bahwa waktunya belum tepat. Teknik ini melatih otak untuk tidak bereaksi secara impulsif terhadap kecemasan. Dalam jangka panjang, kamu akan merasa lebih berdaya dan mampu mengelola pikiran dengan lebih tenang.

Menghindari overthinking bukan berarti menekan emosi, tetapi belajar memahami dan mengelola pikiran dengan cara yang lebih sehat. Dengan membangun kesadaran diri, menantang asumsi, dan berlatih hadir di masa kini, kamu bisa menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan realistis. Perubahan bertahap yang dilakukan secara konsisten akan membantu kamu merasa lebih aman, terkendali, dan percaya pada dinamika hubungan yang sedang dijalani.