Bahaya Gigi Berlubang bagi Ibu Hamil Bisa Picu Kelahiran Prematur

Nabila MecadinisaDiterbitkan 05 Desember 2025, 12:38 WIB

ringkasan

  • Gigi berlubang pada ibu hamil disebabkan oleh perubahan hormonal, pola makan, dan penurunan kekebalan tubuh, menciptakan lingkungan mulut yang rentan infeksi.
  • Bagi ibu, gigi berlubang dapat menyebabkan infeksi parah, gangguan nutrisi, hingga penyebaran bakteri ke organ lain, sementara bagi janin berisiko kelahiran prematur, BBLR, preeklampsia, bahkan keguguran.
  • Perawatan gigi rutin, kebersihan mulut yang optimal, dan penanganan yang aman pada trimester kedua sangat penting untuk mencegah komplikasi serius bagi ibu dan janin.

Fimela.com, Jakarta - Kesehatan gigi dan mulut seringkali terabaikan selama kehamilan, padahal aspek ini sangat krusial. Perubahan fisiologis pada ibu hamil membuat mereka lebih rentan terhadap masalah gigi. Salah satunya adalah gigi berlubang atau karies gigi yang dapat menimbulkan komplikasi serius.

Tahukah Sahabat Fimela, gigi berlubang pada ibu hamil tidak hanya menyebabkan nyeri, tetapi juga berisiko tinggi bagi janin. Infeksi gigi dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang mengancam kehamilan. Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari ibu hamil dan tenaga medis.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa gigi berlubang menjadi ancaman serius bagi ibu hamil. Kita akan membahas penyebab, risiko yang ditimbulkan, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang aman. Informasi ini penting untuk memastikan kehamilan yang sehat dan optimal.

2 dari 5 halaman

Penyebab dan Faktor Risiko Gigi Berlubang pada Ibu Hamil

Kehamilan membawa serangkaian perubahan signifikan dalam tubuh seorang wanita, termasuk pada kesehatan gigi dan mulut. Perubahan hormonal menjadi salah satu pemicu utama yang membuat ibu hamil lebih rentan terhadap gigi berlubang. Peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen memengaruhi respons jaringan periodontal, sehingga gusi menjadi lebih sensitif, bengkak, dan mudah berdarah.

Selain itu, komposisi air liur juga mengalami perubahan. Peningkatan sekresi hormon estrogen dan progesteron selama masa kehamilan menyebabkan penurunan pH saliva. Lingkungan mulut yang lebih asam ini sangat mendukung pertumbuhan bakteri kariogenik, yang merupakan penyebab utama gigi berlubang. Kondisi ini membuat enamel gigi lebih mudah terkikis dan rentan terhadap kerusakan.

Perubahan pola makan dan kebiasaan juga berkontribusi pada risiko gigi berlubang. Banyak ibu hamil mengalami "ngidam" makanan atau minuman manis, yang jika tidak diimbangi dengan kebersihan mulut yang baik, akan mempercepat pembentukan lubang. Mual dan muntah atau morning sickness juga sering terjadi. Paparan asam lambung akibat muntah dapat mengikis enamel gigi secara signifikan.

Penurunan kekebalan tubuh adalah faktor lain yang tidak kalah penting. Selama kehamilan, sistem imun tubuh ibu secara otomatis melemah untuk memastikan janin tidak dianggap sebagai benda asing. Meskipun penting untuk kelangsungan hidup janin, penurunan imunitas ini membuat ibu hamil lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi pada gigi dan gusi yang dapat memicu gigi berlubang.

3 dari 5 halaman

Dampak Serius Gigi Berlubang bagi Kesehatan Ibu Hamil

Gigi berlubang yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan serangkaian masalah kesehatan serius bagi ibu hamil. Infeksi dan peradangan adalah komplikasi paling umum. Jika gigi berlubang dibiarkan, infeksi dapat menyebar dan menyebabkan radang pada jaringan penyangga gigi atau periodontitis, yang ditandai dengan gusi berdarah dan bengkak parah. Kondisi ini bisa berkembang menjadi abses akut atau kronis yang sangat menyakitkan.

Gangguan asupan nutrisi juga menjadi kekhawatiran besar. Rasa sakit akibat gigi berlubang yang parah dapat mengurangi nafsu makan ibu hamil. Padahal, selama kehamilan, ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi yang optimal untuk mendukung pertumbuhan janin. Jika ibu kesulitan makan karena sakit gigi, kebutuhan nutrisi penting bagi ibu dan janin tidak akan terpenuhi, berisiko mengganggu perkembangan kehamilan.

Lebih lanjut, infeksi dari gigi berlubang berpotensi menyebar ke organ tubuh lain. Bakteri yang tumbuh berlebihan di mulut dapat masuk ke aliran darah. Dalam kasus yang ekstrem, penyebaran bakteri ini bahkan bisa memicu gangguan jantung pada ibu. Oleh karena itu, penanganan dini terhadap gigi berlubang sangat krusial untuk mencegah komplikasi sistemik yang lebih parah.

4 dari 5 halaman

Risiko Fatal Gigi Berlubang terhadap Janin dalam Kandungan

Infeksi gigi pada ibu hamil bukan hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga dapat membahayakan janin secara langsung. Salah satu risiko paling serius adalah kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Infeksi pada gusi dapat menyebabkan peradangan yang merangsang produksi zat kimia tertentu. Zat ini dapat memicu kontraksi rahim, menyebabkan persalinan terjadi sebelum waktunya.

Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan penyakit periodontal memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur atau BBLR. Bayi yang lahir dengan BBLR menghadapi risiko kesehatan yang signifikan, termasuk masalah pernapasan, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan yang terhambat. Bakteri dari infeksi gigi juga dapat mencapai plasenta, mengganggu suplai nutrisi dan oksigen esensial bagi janin.

Selain itu, ada hubungan yang ditemukan antara penyakit periodontal dan preeklampsia, sebuah komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ. Infeksi bakteri dari mulut, seperti Fusobacterium nucleatum, bahkan dapat mencapai janin, meningkatkan risiko keguguran atau kematian janin. Ini menunjukkan betapa krusialnya menjaga kesehatan mulut selama kehamilan.

Dampak gigi berlubang pada ibu juga bisa berlanjut pada anak setelah lahir. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa bayi yang terlahir dari ibu dengan gigi berlubang parah memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami karies ketika memasuki masa kanak-kanak. Ini menunjukkan adanya potensi penularan bakteri penyebab karies dari ibu ke anak.

5 dari 5 halaman

Pentingnya Perawatan Gigi Optimal Selama Kehamilan

pelembap yang mengandung cocoa butter, shea butter, atau vitamin E dapat membantu memudarkan. credits: freepik

Mengingat berbagai risiko serius yang telah disebutkan, menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan adalah suatu keharusan. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi sangat disarankan, bahkan sebaiknya dilakukan sejak sebelum kehamilan atau pada awal trimester pertama. Pemeriksaan ini memungkinkan deteksi dini masalah dan penanganan yang tepat sebelum berkembang menjadi lebih parah.

Waktu paling aman untuk melakukan perawatan gigi invasif, seperti tambal gigi atau perawatan saluran akar, adalah pada trimester kedua kehamilan. Pada periode ini, kondisi fisik ibu hamil cenderung lebih stabil, dan risiko terhadap janin relatif lebih rendah dibandingkan trimester pertama yang sangat rentan. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter gigi dan obgyn mengenai rencana perawatan.

Praktik kebersihan mulut yang baik harus menjadi prioritas setiap hari. Sahabat Fimela disarankan untuk menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride. Pilihlah sikat gigi dengan bulu yang lembut untuk menghindari iritasi pada gusi yang mungkin lebih sensitif selama kehamilan. Rutinitas ini sangat efektif dalam mencegah penumpukan plak dan bakteri penyebab gigi berlubang.

Selain menyikat gigi, perbanyak minum air putih untuk menjaga kelembaban mulut dan membantu membersihkan sisa makanan. Batasi konsumsi makanan dan minuman manis yang dapat mempercepat pembentukan karies. Jika mengalami morning sickness dan muntah, berkumurlah dengan air putih setelahnya. Hindari menyikat gigi langsung setelah muntah karena asam lambung dapat melunakkan enamel, membuatnya rentan terhadap abrasi sikat gigi. Dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut secara optimal, ibu hamil dapat mengurangi risiko komplikasi yang tidak diinginkan dan mendukung kehamilan yang sehat bagi diri sendiri dan janin.