Fimela.com, Jakarta - Bagi banyak Sahabat Fimela, secangkir kopi adalah ritual pagi yang tak terpisahkan, pendorong semangat untuk memulai hari. Minuman ini seringkali diandalkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan energi, serta memperbaiki suasana hati.
Namun, pernahkah Anda merasa jantung berdebar, gelisah, atau sulit tidur setelah hanya satu cangkir kopi, padahal dulu Anda bisa mengonsumsi beberapa cangkir tanpa masalah? Jika ya, Anda tidak sendirian dalam mengalami perubahan ini.
Para ahli mengungkapkan bahwa perubahan ini bukanlah imajinasi semata, melainkan fenomena umum yang terkait erat dengan proses penuaan tubuh kita. Sensitivitas kafein adalah seberapa kuat tubuh kita bereaksi terhadap kafein, dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk genetik, usia, dan kebiasaan konsumsi kafein.
Metabolisme Melambat: Kunci Perubahan Sensitivitas Kafein
Penyebab utama di balik peningkatan sensitivitas kafein ini adalah melambatnya metabolisme tubuh seiring bertambahnya usia. Nichola Ludlam-Raine, seorang ahli diet terdaftar dan juru bicara British Dietetic Association (BDA), menjelaskan bahwa banyak orang memang menjadi lebih sensitif terhadap kafein seiring bertambahnya usia karena metabolisme mereka cenderung melambat.
Kafein dimetabolisme di hati, dan proses ini sangat bergantung pada enzim tertentu, terutama CYP1A2. Seiring bertambahnya usia, jumlah enzim ini berkurang dan aktivitasnya menurun, membuat hati kurang efisien dalam memproses kafein. Akibatnya, kafein tetap berada di dalam tubuh lebih lama, sehingga efeknya terasa lebih kuat dan tidak menyenangkan.
Tingkat pembersihan kafein yang lebih lambat ini berarti jumlah kopi yang sama yang biasa diminum seseorang akan memiliki efek yang diperkuat. Hal ini dapat menciptakan sensasi tidak menyenangkan seperti kegelisahan, kecemasan, detak jantung cepat, sakit kepala, hingga insomnia.
Peran Genetik dan Hormonal dalam Toleransi Kopi
Selain metabolisme yang melambat, faktor genetik juga memainkan peran penting dalam bagaimana tubuh seseorang memproses kafein. Variasi genetik memengaruhi seberapa cepat hati memetabolisme kafein dan seberapa sensitif sistem saraf pusat terhadap efek stimulasinya. Mutasi genetik dapat menjelaskan mengapa beberapa orang dapat minum lebih dari lima cangkir kopi tanpa konsekuensi, sementara yang lain hanya bisa satu cangkir per hari.
Penuaan juga memiliki dampak fisik yang nyata terkait kopi, dengan peningkatan sensitivitas kafein yang paling jelas terlihat pada orang berusia pertengahan enam puluhan ke atas. Sebuah studi menemukan bahwa peminum kopi berusia antara 65 dan 70 tahun membutuhkan waktu 33 persen lebih lama untuk memetabolisme kafein dibandingkan rekan-rekan mereka yang lebih muda. Namun, peningkatan sensitivitas ini berpotensi muncul pada usia yang lebih muda.
Perubahan hormonal juga dapat menjadi faktor signifikan, terutama bagi wanita. Estrogen dapat memperlambat metabolisme kafein, sehingga selama masa fluktuasi hormon seperti perimenopause atau saat mengonsumsi kontrasepsi oral, kafein mungkin bertahan lebih lama di dalam tubuh. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan efek samping seperti kecemasan, palpitasi, atau masalah tidur. Banyak Sahabat Fimela mulai merasakan perubahan ini sejak usia empat puluhan dan seterusnya.
Mengelola Sensitivitas Kafein: Tips untuk Tetap Menikmati Kopi
Sayangnya, peningkatan sensitivitas kafein ini tidak dapat sepenuhnya dibalikkan karena sebagian besar disebabkan oleh genetika, usia, dan perubahan hormonal. Namun, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengelola gejalanya dan tetap menikmati kopi.
Ini termasuk mengurangi asupan kafein secara bertahap, memberi jeda antar dosis kafein, dan menghindari konsumsi kafein di sore hari (setelah jam 2 siang adalah larangan bagi sebagian besar orang). Membatasi jumlah kopi maksimal satu cangkir sehari atau memilih kopi dengan kadar kafein lebih rendah juga bisa menjadi pilihan.
Selain itu, menjaga hidrasi tubuh dengan minum banyak air, makan teratur, dan mendapatkan tidur yang cukup juga dapat membantu mengurangi efek "gelisah" dari kafein. Dengan memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap kafein, Sahabat Fimela dapat menyesuaikan kebiasaan dan tetap menikmati minuman favorit dengan cara yang lebih sehat.