Inilah Penyebab Kemunculan Jerawat di Wajah Berdasarkan Letaknya

Fimela.com, Jakarta Kita sering mendengar bahwa lokasi jerawat memiliki hubungan dengan kesehatan tubuh ataupun memiliki makna tersendiri. Misalnya, jerawat yang berada di pipi berarti memiliki masalah dengan hati. Makna-makna seperti ini sering menjadi diagnosis dari pengobatan tradisional kuno seperti Ayurveda asal India dan teknik pengobatan Tiongkok.

Faktanya metode tradisional yang mengubungkan jerawat yang muncul disebabkan oleh penyakit dalam secara ilmiah belum memiliki bukti valid. Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung teori bahwa kesehatan pada organ memiliki hubungan dengan tempat muncul jerawat di wajah. Meski begitu, beberapa penelitian ilmiah menemukan faktor-faktor yang tertentu yang dapat berhubungan dengan jerawat di area wajah tertentu.

Melansir dari medicalnewstoday.com, Jerawat berkembang di saat pori-pori kulit tersumbat oleh sel kulit mati dan minyak. Ketika hal ini terjadi muncullah whiteheads dan blackheads. Bakteri yang disebut Propionibacterium Acnes bertanggung jawab atas peradangan jerawat dengan menimbulkan benjolan merah khas dari jerawat. Beberapa area wajah lebih mungkin lebih rentan akan kemunculan jerawat dengan bermacam-macam alasannya. Simak lokasi jerawat dan penyebabnya dibawah ini!

TERKAIT: 8 Resep Ayam Bacem Jawa yang Empuk dan Enak

TERKAIT: 5 Resep Masakan Daging Kambing Bumbu Kecap

TERKAIT: 13 Resep Bolu Lapis Kukus Empuk dan Tidak Seret

Jerawat di Area Garis Rambut

Jerawat yang muncul di area pelipis dan garis rambut disebut dengan jerawat dahi. Jerawat jenis ini bisa muncul mungkin disebabkan oleh penggunaan rambut tertentu. Ketika produk rambut berminyak atau berlilin menyebar ke kulit wajah terdekat, mereka dapat menyebabkan penyumbatan pori-pori, sehingga muncullah jerawat.

Bahan-bahan tertentu dalam produk kosmetik, terutama yang menghaluskan rambut dapat menyebabkan jerawat. Bahan-bahan yang dimaksud seperti: siklopentasiloksan, dimetikon, PVT/DMAPA, akrilik, panthenol, silikon, kuarternium-70, minyak, dan petrolatum. Penggunaan formulasi produk untuk rambut yang lebih sederhana atau menghindari bahan-bahan tersebut dapat membantu mencegah timbulnya jerawat di sekitar garis rambut.

Area T-Zone

Apabila jerawat muncul di area hidung dan jidat, alasan kemunculannya kemungkinan besar adalah produksi minyak berlebihan atau stres. Sebuah penelitian terhadap 160 siswa menengah pria di Singapura menunjukkan bahwa stres tinggi tidak membuat produksi minyak wajah lebih banyak, namun dapat membuat jerawat lebih serius.

Penyebab selanjutnya bisa datang dari produksi minyak berlebihan. Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum yang merupakan zat dengan kandungan minyak dan berfungsi melindungi serta melembapkan kulit. Ketika produksi sebum berlebihan, akan menyebabkan jerawat. Terlalu sering menyentuh dahi sehingga menyebarkan kotoran dan minyak langsung ke pori-pori juga jadi penyebab jerawat di area T-zone. Rata-rata setiap orang menyentuh wajah mereka ratusan kali per hari.

Jerawat di Pipi

Gesekan yang terjadi pada kulit pipi sering kali menjadi penyebab muncul jerawat. Jerawat di pipi dapat terjadi sebagai akibat dari acne mechanicala yang berkembang karena gesekan di kulit. Misalnya, gesekan antara kulit pipi dengan ponsel ketika menelepon, gesekan dengan bantal saat tidur, atau gesekan menggunakan earphone dengan kabel. Meski menyebabkan jerawat di pipi, ance mechanicala tidak hanya terbatas ada di pipi.

Jerawat di Dagu

Dari area wajah lainnya, hanya jerawat di dagu yang dapat diidentifikasi dengan akurat penyebabnya. Jerawat di area ini sering disebabkan oleh fluktuasi hormon yang mengganggu sistem endokrin. Hal ini terjadi ketika kelebihan androgen, yang merangsang kelenjar minyak dan menyumbat pori-pori secara berlebihan.

Hormon juga mengalami pelonjakan ketika masa menstruasi atau masa penggunaan obat KB. Penelitian menunjukkan 39-85 persen wanita dengan jerawat memiliki jerawat lebih buruk di hari-hari menstruasi. Penelitian juga menyebutkan, jerawat di area dagu dipengaruhi oleh kesehatan usus karena mengubah kadar hormon, terutama apabila banyak mengonsumsi karbohidrat tinggi.

Penulis: Tasya Fadila

#Women for Women