Sukses

Beauty

10 Bahaya Asap Rokok Bagi Kulit Wajah, dari Jerawat hingga Kanker

Fimela.com, Jakarta Tembakau yang biasanya ada pada rokok mengandung nikotin, bahan kimia yang sangat adiktif. Asap rokok juga mengandung ribuan zat berbahaya yang bersifat racun bagi sel tubuh, termasuk sel pada kulit.

Bukan hanya berbahaya untuk paru-paru, tubuh juga menyerap nikotin ke dalam mukosa usus, kulit, dan saluran pernapasan.

Asap rokok dapat menyebabkan kematian sel, merusak pembuluh darah di kulit, dan mengurangi aliran darah.

Selain itu, nikotin mengubah struktur dan fungsi fibroblas kulit (jenis sel kulit yang mengandung protein kolagen). Selain itu, ada banyak efek negatif asap rokok untuk kulit, melansir Medical News Today, berikut penjelasannya.

1. Anting aging atau Penuaan kulit

Merokok memengaruhi kolagen dan elastin, yaitu serat elastis yang menjaga kulit tetap montok dan kencang. Asap rokok menyebabkan stres oksidatif pada fibroblas kulit, merusak pembentukan kolagen, dan meningkatkan ekspresi enzim yang mendegradasi kolagen.Perokok memiliki lebih sedikit vitamin D yang bersirkulasi.

Vitamin D berperan dalam menjaga pelindung kulit dan membantu perbaikan jaringan. Merokok juga mempersempit pembuluh darah ke kulit, mengurangi jumlah darah dan nutrisi yang mencapai kulit. 

Suplementasi kolagen dapat membantu mengembalikan hidrasi kulit, elastisitas, dan kepadatan kolagen. 

2. Keriput

Asap rokok dapat terjadi pembentukan kerutan, terutama di sepertiga bagian tengah hingga bawah wajah.  Hal ini menyebabkan kerutan yang lebih jelas dan fitur wajah lainnya, termasuk: redundansi kulit, kelopak mata, kerutan dahi, lipatan nasolabial, dan kerutan bibir atas.

Dalam sebuah studi tahun 2017 yang berfokus pada pasangan kembar di mana satu kembar merokok dan satu lagi tidak, para peneliti mencatat bahwa orang menganggap bukan perokok lebih menarik berdasarkan penampilan.

Selain itu, Studi 2019 menemukan bahwa kulit di lipatan nasolabial lebih padat dan lebih tebal pada perokok dibandingkan bukan perokok. Mengerucutkan bibir dan menyipitkan mata karena asap mengiritasi mata saat menghirup kemungkinan juga meningkat pembentukan kerutan di area mata dan mulut.

3. Warna kulit dan pigmentasi

Asap rokok menyebabkan pembentukan melanosit di kulit, yang dapat menyebabkan bintik-bintik penuaan dan bintik hitam.Orang yang merokok juga cenderung memiliki kulit kusam dan pucat yang tampak kebiruan atau abu-abu. 

Ini bisa disebabkan oleh aliran darah yang terbatas ke kulit, yang dapat menghilangkan oksigen dan nutrisi lainnya.  Ini dapat menyebabkan pigmentasi kulit yang tidak merata pada beberapa orang.

4. Kulit kendur

Bahan kimia dalam asap rokok meningkatkan kehilangan air transepidermal dan degenerasi kolagen dan serat elastis.  Hilangnya bahan penyusun ini, yang memberi kekuatan dan elastisitas pada kulit, menyebabkan kulit terkulai dan kendur.

Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 juga menemukan bahwa kulit orang yang merokok lebih kaku dibandingkan kulit orang yang tidak merokok. 

5. Sulit menyembuhkan luka 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, merokok mendorong pembukaan luka dan memperlambat penyembuhan dengan mengurangi proses inflamasi tubuh dan fungsi kekebalan tubuh. 

6. Infeksi

Sel kekebalan di kulit membantu mencegah infeksi dan mendorong pembangunan kembali jaringan. Merokok menghambat kekebalan adaptif dan bawaan tubuh.  Ini juga dapat menekan aktivitas makrofag — komponen penting dari sistem kekebalan tubuh — dan berkontribusi terhadap disregulasi, yang menyebabkan kerusakan jaringan dan peradangan berlebihan. 

Merokok meningkat risiko infeksi seseorang dan cenderung memperburuk perkembangan dan prospek penyakit menular.

7. Kanker kulit

Perokok aktif dan berat memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan karsinoma sel skuamosa.  Selain itu, perokok dengan melanoma 40% lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup dibandingkan bukan perokok. 

8. Psoriasis

Asap rokok meningkatkan risiko seseorang terkena psoriasis dan dapat memengaruhi tingkat keparahan kondisi dan respons terhadap pengobatan. Perokok saat ini dan masa lalu lebih kecil kemungkinannya dibandingkan bukan perokok untuk mengalami perbaikan gejala dengan pengobatan biologis. Pelajari lebih lanjut tentang kemungkinan hubungan antara merokok dan psoriasis. 

9. Eksim 

Para ahli menghubungkan paparan asap aktif dan pasif dengan peningkatan risiko dermatitis atopik. Selain itu, Studi tahun 2020 menemukan bahwa paparan asap rokok merupakan faktor risiko independen namun dapat dimodifikasi untuk eksim atopik dan eksim tangan pada remaja. 

10. Jerawat

Asap rokok erat kaitannya dengan dengan jerawat.  Sebuah studi tahun 2017 menunjukkan bahwa ketergantungan nikotin yang lebih tinggi dapat memperburuk jerawat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading