Sukses

Entertainment

Editor Says: Menyertakan 'Kode' di Media Sosial untuk Asmara

Fimela.com, Jakarta Memasuki era digital, penggunaan media sosial untuk sebagian orang bukan lagi dipandang sebagai hiburan belaka, melainkan sudah sebagai kebutuhan. Mulai dari yang yang berbentuk chat, blog, jejaring sosial, forum dan lainnya.

Buat saya, jenis-jenis media sosial yang ada sekarang sangat membantu dalam hal pekerjaan. Untuk kehidupan pribadi, media sosial juga bisa menjangkau teman-teman yang ada di berbagai kota bahkan negara lain untuk tetap saling berkomunikasi.

Meski pada dasarnya, komunikasi interpersonal tetap dibutuhkan dalam menjalin pertemanan. Bukan yang setiap hari harus bertemu, tapi setidaknya bertatap wajah dan berkomunikasi secara verbal itu pernah dilakukan selama mengenal.

Wanita lebih sering menebar kode di media sosial ketimbang pria. Foto: via dailymail.co.uk

Lantas, seberapa besar media sosial berpengaruh terhadap kehidupan percintaan? Semua tentu kembali lagi ke pribadi masing-masing. Bagi sebagian orang, media sosial sangat berperan penting untuk mengetahui gerak-gerik pasangan dengan teman-temannya di jagat maya.

Tak jarang saat ingin menyampaikan sesuatu, manusia yang pada dasarnya selalu memiliki ruang 'gengsi' itu menebar 'kode' di media sosial pribadinya. Untuk apa?

"Biar orang yang dikodein lihat dan mengerti dengan sendirinya tentang kondisi kita atau kemauan kita," ungkap Lilis Desmawati (24), karyawati di Bogor.

Pernyataan di atas hanya sebagian kecil alasan orang untuk menebar kode di media sosial. Saat tengah meluncurkan kode, kamu tentu jangan langsung berekspektasi jika kode kamu tepat sasaran. Acap kali, kode yang ditebar itu melenceng, atau ironisnya berlalu begitu saja, tanpa dipedulikan.

Istilah "ladies first" selalu didengungkan sebagai bentuk penghormatan terhadap wanita. Foto: via slate.com

Kecewa? Tentu tak semudah itu. Untuk para 'pejuang kode' garis keras di media sosial, saat kodenya tak sampai, mereka akan terus berjuang. Parahnya lagi, 'kode' sudah jadi alat paling andalan untuk posting-an di media sosialnya.

Menurut riset, wanita memiliki tingkat gengsi yang lebih tinggi ketimbang pria. Walaupun, istilah "ladies first" selalu indah didengungkan sebagai penghormatan terhadap kaum Hawa. Tapi tetap saja, banyak wanita yang gengsi untuk memulai duluan. Alih-alih takut kecewa atau hanya dalih mengetes pasangannya.

"Cewek tuh ribet!" Kalimat singkat namun menggeneralilasi ini sudah sangat sering saya dengar dari banyak kaum Adam. Meski tak dapat dipahami, wanita memang memiliki kerumitannya sendiri dalam memandang satu hal. Aneh? Tapi seperti itulah fitrah dan keindahan makhluk Tuhan yang disebut wanita.

Andalkan 'kode' dalam hubungan, sehatkah?

Hal terpenting yang menjadi dasar dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Tanpa komunikasi, hubungan kamu dan pasangan tentu tak akan berjalan mulus. Terlebih saat kalian menargetkan jenjang yang serius dalam hubungan asmara.

Komunikasi yang sehat dengan pasangan itu seperti apa? Steven Agustinus seorang Potential Explorer dan Motivator menjabarkan empat poin penting yang harus dimiliki kamu dan pasangan agar komunikasi yang terjalin berjalan sehat.

Pertama, dalam komunikasi dibutuhkan kata-kata tepat untuk dapat mengekspresikan maksud hati. Kedua, nada suara ikut menentukan arti kata-kata yang kita ucapkan tersebut. Ketiga, sediakan waktu yang spesial agar komunikasi sehat itu terwujud. Dan yang terakhir, mulailah berbicara 'tentang kita' dalam komunikasi dan waktu spesial kamu dan pasangan.

Genggam Tanganku, Agar Kita Rasakan Jatuh Cinta. (Foto: lovelace-media.imgix.net)

Tak dapat dipungkiri, hidup di era digital membuat sebagian besar pasangan menyertakan peranan media sosial dalam jalinan asmaranya. Entah itu hanya untuk berbagi kebahagiaan serta momen bersama, atau sebagai 'lahan' menebar kode saat tengah menginginkan sesuatu terhadap pasangan.

Dari sudut pandang pria, seorang wanita yang menebar kode adalah suatu hal yang wajar. Begitu pun sebaliknya. Ada poin-poin penting dalam diri wanita yang menjadikannya pelakon ulung 'pengode' di media sosial.

"Wajar, sih. Karena cewek itu ditakdirin untuk menyampaikan hal-hal yang tersirat. Kode-kode itu ada untuk menguji kepekaan laki-laki," ujar Oki Sofian Hadi (23), karyawan di Jakarta.

Ikatan pernikahan sudah sewajarnya mampu meredam ego dan gengsi. Foto: via expertbeacon.com

Menurut saya, memberikan kode di media sosial adalah hal yang wajar dalam hubungan. Asalkan, 'fase' tebar kode ini tidak dilakukan setiap hari atau bahkan setiap saat kamu menginginkan sesuatu. Hubungan yang sehat berakar dari komunikasi yang kuat dan efisien. Tak peduli kuantitas, yang terpenting adalah kualitas dari komunikasi yang dibangun.

Muara agung dari jalinan asmara dalam tahap pengenalan atau yang biasa disebut banyak orang dengan pacaran adalah pernikahan. Saat kamu sudah memutuskan membangun mahligai pernikahan dengan pasangan, segala ego dan gengsi sudah sepatutnya diredam. Menebar kode sesekali sah-sah saja kok, tapi jangan keseringan, ya!


Regina Novanda,

 


Editor Kanal Film Bintang.com

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading