Cerita Cinta, Faank Wali - Sari Rahmani

Meski hubungan Faank dan Sari makin dekat, tapi keluarga Sari tak mengenal istilah pacaran. Lantaran keluarga Sari berasal dari keluarga yang sangat Islami. Pertemuan mereka lebih banyak berlangsung di kampus selama empat tahun. Kadang-kadang Faank menunggu di bawah sebuah pohon dan kemudian mengantarkan Sari ke kampus.

"Kalau kangen, kami menuliskannya di buku tulis. Buku itu kemudian diserahkan ke Kak Faank. Begitu pun sebaliknya. Kami saling membaca curhat masing-masing. Selama berhubungan empat tahun, sudah menghabiskan enam buku tulis," kata Sari tergelak.

Awalnya, orang tua Sari sendiri sebenarnya awalnya tak terlalu suka dengan Faank. Selain anak band, Orang tua penampilan Faank yang gondrong. Orang tua Sari sempat kaget melihat penampilan Faank saat itu.

"Tapi saya berhasil meyakinkan orang tua saya. Saya bilang, Kak Faank itu ngajinya bagus dan sosok yang bertanggung jawab," jelas Sari.

Alasan Sari ternyata tak begitu saja diterima orang tuanya. Untuk lebih meyakinkan, orang tua Sari kemudian sengaja mengetes Faank.  Tesnya ada dua; azan dan jadi imam salat berjamaah.

"Dia akhirnya mampu melewati tes itu. Setelah mendengarkan suara Kak Faank orang tua saja setuju. Sejak itu hubungan kami terus berjalan dan mendapat restu dari orang tua," ucap Sari.

Sebulan sebelum ayah Sari meninggal dunia, Faank dipanggil ke kediaman orang tua Sari di bilangan Pondok Gede, Bekasi. Ia 'diinterogasi' oleh orang tua Sari tentang keseriusannya dengan putrinya itu. Karena jika tidak, beberapa cowok yang sedang antre. Mereka juga siap-siap untuk melamar Sari.

"Saya serius dengan Sari," kata Faank, seperti ditirukan Sari. "Kalau begitu, silakan lamar, karena banyak yang juga mau melamar Sari," jawab orang tua Sari ketika itu.

Selang beberapa saat kemudian, didampingi orang tuanya, Faank akhirnya melamar Sari di rumahnya pada 2006. Saat itu Faank pun sudah lulus dari Jurusan Bahasa Inggris, UIN Syarif Hidayatulah.

Selama dua bulan, baik Faank dan Sari makin disibukkan dengan berbagai persiapan untuk pernikahan mereka. Bertempat di rumah orang tua Sari, Faank menikahi Sari, pada 31 Maret 2006. Dua hari kemudian, mereka menggelar resepsi pernikahan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

"Kami melangsungkan resepsi pernikahan dengan menggunakan adat Gorontalo. Itu permintaan ayah saya sebelum meninggal dunia. Sebagai anak, saya pun mengikuti permintaan terakhirnya itu," kata Sari, yang kini sibuk mengurus bisnis travel.

Sari sangat bersyukur saat kelahiran anak pertamanya, Muhammad Farabi Fachriansyah, band Wali diterima di sebuah label terkenal.  Setelah itu, Wali makin terkenal dan tawaran untuk mengisi acara makin banyak. Nama suaminya pun makin dikenal oleh publik. 

"Kalau ada waktu saya ikut suami manggung. Kalau tempatnya nyaman dan anak-anak bisa ikut, kami tentu ikut, seperti di Ancol. Jadi, kalau saya pengen aja ikut Kak Faank," jelas perempuan yang sedang menanti kelahiran anak keempatnya.

Meski tak selalu menemani sang suami manggung, komunikasi tetap berjalan sangat baik. Perkembangan teknologi membuat mereka sering berkomunikasi, meski Faank sedang manggung di luar kota.  Ia  selalu mengingatkan Faank untuk ingat Allah dan tetap menjaga salat. 

Pernikahan Sari dan Faank telah dikaruniai tiga orang anak; Muhammad Farabi Fachriansyah, Sarah Amira Shabreen, dan Dzaky Miftahul Mubarok. Sejak dini mereka selalu dipupuk dengan nilai-nilai keagamaan.  Selain mengajak salat bersama, Faank juga mengajarkan anak-anaknya mengaji, dan memasukkan anak ke pesantren. Ada satu yang mereka ingin wujudkan ke depan, mereka ingin menunaikan ibadah haji.

"Anak kami ketagihan saat umrah. Saya berharap kami beserta istri band Wali ingin berangka haji bersama pada 2017 mendatang. Doakan ya," kata Sari Rahmani.