Sukses

Entertainment

Spirit Entertainment, Silat Bawa Hannah Al Rashid ke Indonesia

Fimela.com, Jakarta Hannah Al Rashid, telah menjadi salah satu selebriti yang menggeluti bela diri pencak silat sejak dirinya berusia belia. Diakui Hannah, pencak silat telah mewujudkan salah satu impiannya, yaitu mengunjungi Indonesia.

Bercerita tentang dirinya dan pencak silat, rupanya seni bela diri tradisional asal Indonesia ini telah menjadi warisan turun temurun dari keluarganya. Ya, tak heran jika pencak silat menjadi warisan keluarga Hannah mengingat ayahnya, Aidinal Hamzah Al Rashid adalah seorang pendekar pencak silat yang berasal dari Sulawesi Utara.

Hannah Al Rashid mengungkapkan pencak silat sebagai warisan keluarga. (Fotografer: Adrian Putra, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up & hair do by @indahapsari.mua, Styled by Indah Wulansari, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

“Jadi pencak silat itu udah semacam warisan keluarga deh. Bapak belajar dari bapaknya sendiri. Saya, adik dan abang saya juga diajarin sama papa. Jadi emang one in the blood,” ujar Hannah Al Rashid dalam wawancara eksklusif bersama Bintang.com.

Selain menjadi warisan turun temurun, pencak silat pun telah menjadi salah satu hal yang membuat Hannah berhasil mewujudkan keinginannya menginjakkan kaki di tanah Indonesia, di mana ia harus mendalami pencak silat sebagai syaratnya.

Hannah Al Rashid menerima tantangan ayahnya untuk mengikuti kejuaraan pencak silat agar dirinya bisa ke Indonesia. (Fotografer: Adrian Putra, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up & hair do by @indahapsari.mua, Styled by Indah Wulansari, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

“Niat awalnya cuma biar bisa ke Indonesia aja. Terus kata bokap kalau mau ke Indonesia harus masuk timnas (Inggris) dulu, harus ikut latihan, harus ikut kejuaraan, baru bisa liburan (ke Indonesia). Terus dengan begonya aku langsung jawab ‘Okay, challenge accepted’,” tutur Hannah sambil tertawa mengenang bagaimana pencak silat bisa membawanya ke Indonesia untuk berlibur.

Tak sampai disitu, pencak silat pun telah membawa banyak hal dalam diri Hannah, hingga membuatnya mampu mengubah diri orang lain lewat pencak silat. Berikut adalah petikan wawancara ekslusif Spirit Entertaiment Hannah Al Rashid dengan Bintang.com tentang pencak silat dan kariernya.

Menggeluti Pencak Silat Hingga ke Indonesia

Banyak yang tak mengetahui bahwa Indonesia menjadi salah satu motivasi Hannah Al Rashid untuk mendalami pencak silat. Aktris berusia 31 tahun ini pun menuturkan bagaimana perjuangannya bisa menikmati waktu di Indonesia setelah membuktikan kemampuan dirinya lewat pencak silat, yang membuat orangtuanya merasa bangga.

Bagaimana awalnya Hannah menggeluti pencak silat?

Dari kecil udah kenal pencak silat, karena papa membuka kelas pencak silat pertama di Inggris tahun 1970-an. Jadi pencak silat itu udah semacam warisan keluarga deh. Bapak belajar dari bapaknya sendiri. Saya, adik dan abang saya diajari sama papa melatih orang Inggris.

Kapan mulai serius menggeluti pencak silat?

Waktu kecil itu udah sering ikut lari-lari, tapi baru diseriusin waktu umur 16 tahun. Niat awalnya cuma biar bisa ke Indonesia aja, karena ada kejuaraan di Malaysia pas liburan Natal, jadi bilang ke papa sekalian liburan deh. Terus kata bokap kalau mau ke Indonesia harus masuk timnas (Inggris) dulu, harus ikut latihan, harus ikut kejuaraan, baru bisa liburan (ke Indonesia). Terus dengan begonya aku langsung jawab ‘Okay, Challenge accepted’.

Jadi yang membuat Hannah mendalami pencak silat karena ingin ke Indonesia?

Iya.

Hannah Al Rashid membuktikan pada sang ayah bahwa dirinya mampu menuntaskan tantangan yang diberikan. (Fotografer: Adrian Putra, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up & hair do by @indahapsari.mua, Styled by Indah Wulansari, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bagaimana dengan kejuaraan yang harus diikuti sebagai syarat ke Indonesia waktu itu?

Jadi aku ikut kejuaraan pertama cuma latihan tiga bulan, kejuaraan pertama itu kejuaraan dunia tahun 2002 dan gagal segagal-gagalnya, tapi dengan dikelilingi oleh peminat silat dari seluruh dunia ada energi luar biasa yang bikin jadi pengen latihan terus, jadi jatuh cinta sama silat dari situ.

Apa yang membuat Hannah begitu ingin ke Indonesia?

Waktu itu sih sebenarnya ada sepupu yang mau nikah di Sulawesi, makanya momennya kayak pas. Kan kalau berangkat dari London ke Indonesia tiketnya mahal, jadi harus ada alasan yang kuat, gak bisa yang cuma karena acara kawinan doang, dan mungkin itu cara bokap dengan halus memaksa saya untuk latihan dan ikut juga, dan itu mungkin menjadi suatu kebanggaan bokap, karena akhirnya anak-anaknya pernah ikut silat dan semuanya pernah jadi juara, walaupun mulainya dengan itu, menipu anaknya.

Hannah Al Rashid mengakui bahwa pencak silat telah mengajarkan banyak hal untuk dirinya. (Fotografer: Adrian Putra, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up & hair do by @indahapsari.mua, Styled by Indah Wulansari, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Apa manfaat yang dirasakan Hannah setelah mendalami pencak silat?

Belajar pencak silat itu manfaatnya banyak banget. Belajar tentang disiplin, brotherhood, sportmanship, respect, banyak banget deh, dan itu juga yang sering saya lihat dari diri orang lain. Ada banyak manfaat sih dari silat dan tentunya buat saya sendiri belajar dan ikut kompetisi segala macem, saya bisa keliling dunia dan bisa keliling dunia dengan mempromosikan bela diri Indonesia yang saya banggakan banget, ada banyak manfaatnya banget sih.

Punya waktu khusus untuk menjalani olahraga ini?

Saya usahakan tetap latihan sendiri di rumah. Jadi pokoknya pelajaran yang didapet dari papa, dari pelatih nasional, sekarang silatnya lebih ke kardio aja biar sehat, masih ada rutinitas olahraga aja. Tapi kalau ada project action kayak sekarang makin intens, karena harus latihan koreo dan itu yang paling saya senang sih kalau dapat peran di mana saya harus latihan silat lagi, itu kayak 'Its finally!’.

Hal Besar yang Dilakukan Hannah Al Rasyid Lewat Pencak Silat

Apa hal yang sudah Hanna lakukan lewat pencak silat?

Dulu juga saya pernah ngajar silat anak SD sampai SMA di satu sekolah di Inggris, yang sekolah itu juga cukup terkenal anak-anak yang nakal dan bandel segala macem. Nah waktu belajar silat itu, biasanya mereka yang tukang berantem kemungkinan pakai ilmunya buat berantem, tapi ternyata enggak. Mereka belajar disiplinnnya, justru mereka menghindari beranten-berantem yang gak jelas dan justru malah muncul ikatan saudara diantara mereka semua.

Pengalaman paling menarik dan berkesan dari pencak silat?

Yang paling berkesan itu melihat murid sendiri menang dan jadi juara dengan teknik-teknik yang kita ajarin. Mungkin itu sih yang paling bikin 'waaaah'. Karena dulu, apalagi untuk melihat yang cewek-cewek ya, di Inggris atau di Eropa atlet perempuannya masih sedikit, dan dengan melihat makin banyak cewek yang mau berolahraga, tentunya partisipasi dalam olahraga yang cukup terkesan 'lelaki berantem' ini, itu saya seneng banget.

Wanita kelahiran 1986 ini telah menjadi inspirasi wanita muslim di Eropa yang ingin menggeluti seni bela diri tradisional ini. (Fotografer: Adrian Putra, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up & hair do by @indahapsari.mua, Styled by Indah Wulansari, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bagaimana tentang pengalaman Hannah sebagai seorang perempuan muslim yang menggeluti pencak silat?

Saya sempat ikut demonstrasi untuk Festival Islam di Inggris, dimana kita mendemonstrasikan bela diri yang ada ketertarikan juga di negara Islam. Dan waktu itu saya demo sengaja pake jilbab karena ini kan Islamic Festival jadi sengaja pake, karena tahu begitu banyak orang muslim di Eropa atau Inggirs yang menganggap perempuan muslim gak boleh ikutan olahraga seperti ini.

Jangankan olahraga in general, seperti ini (pencak silat) apalagi! Jadi saya pake dan setelah itu disamperin sama banyak banget 'sisters' yang mereka tuh 'Oh Masya Allah sisters, you are amazing! Kita gak nyangka kalo perempuan bisa melakukan itu', mungkin itu yang bisa gue buktikan kalo perempuan muslim itu bisa dan bisa menjadi inspirasi bagi perempuan muslim yang lain yang ikut olahraga ini itu pilihan yang tepat.

Bagaimana dengan pengaruh pencak silat dengan karier Hannah sebagai aktris?

Iya, itu sangat membantu banget, jadi mungkin sekarang, mungkin ada beberapa PH yang sedang fokus dengan film action di Indonesia, mungkin ada film yang seperti The Raid yang udah menduniakan pencak silat lewat film The Raid itu makin banyak orang yang menyukai olahraga ini, dan mungkin semua pelatihan yang saya terima jaman sma dulu berguna untuk saat ini, di mana kalau ada film action, Alhamdulillah saya punya basic sedikit, jadi lebih membantu untuk seni peran, atau lebih membantu untuk latihan koreo.

Pencak silat memiliki pengaruh dalam karier Hannah Al Rashid. (Fotografer: Adrian Putra, Wardrobe by @apparelafterdark, Make up & hair do by @indahapsari.mua, Styled by Indah Wulansari, DI: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Mau seriusin karier silatnya lagi kah?

Dulu sempet berpikir untuk ikut kejuaraan lagi, cuma mungkin karena udah cukup tua, jadi gausah dulu. Soalnya batas jadi atlet 34, sekarang saya udah 31, tapi pengen banget tetep jadi pelatih atau kalau bisa, ambil kursus jadi juri, jadi setidaknya saya masih bisa mewakili Inggris tetapi sebagai wasit juri aja dan pelatih, gitu.

Planning terkedekat apa?

Jalanin sebuah produksi (film) action, jadi masih akan selesaikan project itu dulu, semoga tayang tahun depan, dan baru kelar film Critical 11 yang akan tayang Mei 2017, mungkin untuk semetara akan istrirahat, karena baru aja menyelesaikan film yang dibuat sejak Sepember 2016 lalu, karena project ini sudah cukup menguras energi dan pikiran.

Ya, pencak silat telah membawa begitu banyak warna dalam kehidupan seorang Hannah Al Rashid. Bukan hanya berpengaruh pada kesehatan fisiknya, pencak silat telah mampu mewujudkan impian Hannah, juga membuatnya menjadi salah satu sosok yang turut mempopulerkan seni bela diri tradisional Indonesia ini hingga ke berbagai penjuru dunia.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading