Sukses

Entertainment

Thailand dan Myammar Bersitegang Karena Sinetron

Fimela.com, Jakarta Sinetron produksi Thailand berjudul A Lady's Flames atau Bahasa Thailand disebut Plerng Phra Nang membuat warga Myammar marah. Pasalnya sinetron ini menggambarkan politik berdarah di kalangan dalam istana sebuah kerajaan di Asia Tenggara pada Abad ke-19. Namun, sebagian orang menganggap tayangan itu menggambarkan situasi kerajaan di Myanmar.

Sebenarnya, kerajaan Myanmmar sudah tak lagi berkuasa sejak 1885. Namun budaya mereka masih dipegang erat. Kemarahan warga Myanmmar dipicu karakter Ananthip, karakter perempuan dalam drama itu digambarkan menjalankan skema untuk merebut kerajaan.

Sejumlah orang menduga, karakter itu mirip Hsinbyumashin, seorang istri raja yang merencanakan pembantaian puluhan bangsawan agar Thibaw bisa naik takhta. Selain itu alur cerita, kostum dan setting dalam drama tersebut dianggap mirip dengan situasi istana Myanmar.

Salah satu pengguna Facebook, Cho Lay mengunggah serangkaian gambar karakter opera sabun tersebut, mengeluhkan bahwa tayangan tersebut adalah penghinaan pada Kerajaan Myanmar.

Keturunan raja terakhir Myanmar juga tak senang. Soe Win, cicit Raja Thibaw meminta tayangan sinetron itu dihentikan karena dianggap menghina. "Kami bertanya pada pihak Thailand, akankah mereka menerima jika salah satu perusahaan (hiburan) kami di sini melakukan hal yang sama?," kata Soe Win.

Soe Win menilai, drama itu menjijikan. Apalagi dengan adegan anggota keluarga kerajaan saling menampar. "Sungguh merupakan penghinaan, seakan-akan kami ini liar." Ia meminta pihak Thailand menghentikan penayangan drama itu. "Untuk memperbaiki hubungan kita sebagai tetangga yang baik." Namun, seperti dikutip dari BBC, produser drama sejarah yang berjudul A Lady's Flames bersikukuh tayangan itu fiksi belaka.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading