Sukses

Entertainment

Editor Says: Lipsync di Industri Musik, Haramkah?

Fimela.com, Jakarta Belakangan sebagian masyarakat Indonesia sedang ramai membahas tentang lipsync. Ujaran kata-kata yang berbau negatif diarahkan kepada Via Vallen dan sejumlah penyanyi yang turut memeriahkan opening ceremony Asian Games 2018.

Ya, karena melakukan lipsync Via Vallen dan Rossa mendapat berbagai pertanyaan dari netizen. Tak sedikit dari mereka yang nyinyir dan mencibir performance mereka.

Sebagai satu dari 250 juta penduduk Indonesia, rasanya cukup miris dengan gerakan jempol sebagian orang yang terlampau gesit. Tanpa ba bi bu, mereka langsung melontarkan kata-kata yang sedikit, agak, dan sangat menohok.

Melalui media sosial dan rekan media, Via Vallen sempat menjelaskan perihal keputusan lipsync tersebut. Bahkan Via sempat meminta maaf karena terlalu banyak tekanan dari netter.

Hampir semua penyanyi yang tampil di GBK 18 Agustus malam melakukan lipsync. Hal itu dilakukan karena faktor teknis, terutama soal alur tarian dan lagu yang dimedley nyaris tanpa jeda. Tentunya lebih baik bermain aman ketimbang memberi peluang untuk kendala teknis.

Lantas, apakah lipsync jadi sesuatu yang haram bagi pertunjukan musik apapun? Apakah karena masyarakat merasa ditipu ketika seorang penyanyi melakukan lipsync?

Lipsync di Industri Musik

Lipsync mungkin terkesan seperti sang penyanyi membohongi para penontonnya. Tapi secara sadar atau tidak, hal itu sebenarnya sangat bisa diterima.

Alasan penyanyi melakukan lipsync bukan hanya karena teknis, ada juga beberapa lainnya. Seperti yang dilakukan musisi/band baru ketika membawakan lagunya untuk pertama kali, biasanya mereka melakukan lipsync. Alasannya karena ingin memperkenalkan lagu versi aslinya, tanpa ada perubahan apapun.

Kedua, seperti yang terdapat di video klip, orang tahu bahwa sang vokalis atau penyanyi tidak benar-benar bernyanyi. Tapi kita tidak mempermasalahkan itu, bukan? Kita tahu realitanya, dan kita sama-sama menerima.

Seorang diva sekelas Mariah Carey, atau para boyband dan girlband K-pop, mereka juga pernah melakukan lipsync. Jadi rasanya fatwa haram untuk lipsync sebaiknya dilupakan saja.

Yang terpenting adalah mempertimbangkan kemungkinan baik dan buruk di balik seorang artis memilih 'berpura-pura' nyanyi. Yang paling umum adalah ketika penyanyi harus memenuhi kontrak, sementara suaranya yang sedang serak atau habis tidak bisa berkompromi.

Lagi-lagi harus pandai mengontrol jempol dan jar jemari agar tidak bergerak terlalu cepat di social media. Sabar aja.

Nizar Zulmi

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading