Mengenang Karya Pertama yang Awali Sukses Seventeen

Fimela.com, Jakarta Sahabat sepanggung semati, kalimat tersebut menjadi bentuk apresiasi Ifan Seventeen terhadap ketiga rekannya, Herman, Bani dan Andi. Ketiganya menjadi korban Tsunami Anyer yang juga menelan ratusan korban lainnya.

Tak ada yang menyangka grup asal Yogyakarta ini akan mendapat cobaan yang sedemikian berat. Bertahun-tahun menjalani profesi sebagai musisi, mereka pun terpisah di panggung musik.

 

 

 

View this post on Instagram

SWEET SEVENTEEN Formasi ke 1 . Cikal bakal @seventeenbandid Inilah awal formasi Drumm: @andi_seventeen Bass : @baniseventeen Gitar : yudhy n @hermanseventeen Vocal : doni gembor . Kami mulai belajar membuat lagu, dan sering mmebawakan lagu lagu dari @oasis , dll karena sang alm vocalis doni sangat suka oasis . mengumpulkan alat alat pinjaman ( kecuali gitar ) di lantai 2 rumahku kami membuat bising suasana kampung . Bapakku memperbolehkan kita latihan disini “ silahkan latihan dan bermusik lakukan aja tapi ingat waktu untuk berhenti ketika adzan “ kata alm bapakku. . Semua sodaraku yg ada di foto ini udah ga ngeband lagi sama aku 😭, mereka bertemu di surga dan bisa jadi ngeband disana . Will miss you guys 😘 #sweetseventeen Photo by : @resabombom

A post shared by ROCK N ROLL IS DAD (@joddie_rose) on Dec 25, 2018 at 6:52pm PST

Seventeen telah memulai karier mereka sejak 1999 dengan nama Sweet Seventeen. Mereka pun mencoba peruntungan di Jakarta dan menggarap sebuah lagu yang menjadi titik awal kesuksesan merekadi industri musik.

Sebuah lagu berjudul Jibaku dipilh sebagai soundtrack sinetron remaja saat itu, Inikah Rasanya. Sejak itu nama Seventeen mulai membuat penasaran para penikmat musik dan pemirsa televisi.