Perbedaan Gaya Pakaian Taliban 2.0 Pakai Merek Streetwear Mewah Total Puluhan Juta Rupiah

Stop Killing Afghan Protest in London (Ilustrasi Photo by Ehimetalor Akhere Unuabona on Unsplash)

Fimela.com, Jakarta Taliban 2.0 sepertinya meninggalkan penampilan para pendahulunya dengan pakaian tradisional berganti hypebeast dengan merek streetwear mewah

Beberapa hari setelah mengambil alih Afghanistan, Taliban memastikan jika citra global mereka adalah pelindung yang telah belajar dari kesalahan masa lalu dan mereka ada untuk melindungi negara dari kekuasan asing. Dengan mengingat hak-hak perempuan, minoritas, dan negara-negara tetangga, seperti ditulis news18.com.

Sehingga kelompok ekstermis sekarang dijuluki sebagai Taliban 2.0 karena menggunakan media sosial yang terampil untuk mengubah cita organisasi militan. Termasuk perubahan pakaian yang disebut sebagai Taliban baru.

Taliban 2.0 tampaknya telah meninggalkan penampilan keras para pendahulunya dulu (dari tahun 1996 sampao 2001) dengan pakaian tradisional. Kini para anggotanya tampil dengan kacamata hitam, topi baseball, sepatu kets rilisan merek streetwear mewah.

Gaya Hypebeast Taliban 2.0

Seperti foto-foto yang diambil di Kabul dalam beberapa hari terakhir. Bahkan beberapa pejuang Taliban mencukur bersih janggutnya yang membuat pengguna media sosial mengejeknya sebagai korban mode 'avant-garde' yang bekerja dengan desainer untuk mengubah penampilan mereka.

Steal Taliban’s look pic.twitter.com/XtzIQuhtcG
— Ragıp Soylu (@ragipsoylu) August 19, 2021

Sebuah laporan New York Times yang diterbitkan awal tahun ini juga menyatakan "tren gaya baru di kalangan pejuang Taliban tampaknya sepatu kets high-top putih". Dijuluki 'cheetah', sepatu itu adalah salah satu model kets terlaris yang diproduksi oleh perusahaan alas kaki berbasis Pakistan, Service Shoes dan didukung oleh atlet dan ikon olahraga.

White leather high-top sneakers with green-and-yellow trim have become a frightful symbol of Afghanistan’s unending violence. The popular shoes, known as Cheetahs, are often found on the feet of Taliban fighters. https://t.co/75pITHjYJF
— The New York Times (@nytimes) January 29, 2021