Sukses

Fashion

5 Tren Fashion yang Ternyata Membawa Malapetaka bagi Kesehatan

Fimela.com, Jakarta Siapa yang tidak ingin terlihat anggun dan luar biasa saat mengenakan item fashion favoritnya? Apalagi item fashionmu masuk ke dalam tren terkini yang wajib dipakai di setiap kesempatan.

Namun jangan lupa untuk memikirkan aspek kesehatan saat memakainya. Ya! Ada beberapa tren fashion yang ternyata memberikan dampak buruk terhadap kesehatan, mengutip dari Brightside.

Penasaran ada apa saja?

 

1. Pakaian ketat

Banyak orang yang lebih suka mengenakan pakaian yang pas di tubuhnya. Namun kamu harus mewaspadai efek samping bagi kesehatan. Mulai dari gaun, kemeja, ataupun celana yang ketat bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Selain dalam beberapa kondisi membuat kamu merasa tidak nyaman, pakaian yang ketat juga menyebabkan kondisi terjepitnya syaraf. Sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, perih, dan mati rasa di area tertentu.

 

2. Pakaian kuning

Selain karena kuning menjadi warna yang trendi beberapa tahun terakhir, banyak orang mengidentikan warna ini dengan raut kebahagiaan. Sayangnya, warna kuning dalam pakaian bukanlah pewarna alami.

Ada beberapa pakaian berwarna kuning mungkin mengandung bahan kimia yang sudah lama dilarang. Adalah PCB11 yang dapat menyebabkan iritasi kulit, jerawat, kanker hati, kanker kantung empedu, kanker saluran pencernaan, hingga kanker otak. Dalam sebuah penelitian ditunjukkan kemungkinan hubungan antara pewarna dan kanker payudara.

 

3. Jeans ketat

Skinny jeans menjadi salah satu tren fashion yang bertahan cukup lama. Ia memperjelas lekuk tubuh terutama di bagian bawah namun memiliki dampak buruk bagi kesehatan, terutama di area kewanitaan.

Menurut penelitian pada 2019, perempuan yang mengenakan celana jeans ketat sering lebih mungkin mengalami vulvodynia. Ini merupakan suatu kondisi kronis yang ditandai dengan nyeri genital eksternal. Sebagai jalan keluar, kamu tetap bisa menggunakan skinny jeans favoritmu tidak lebih dari empat kali dalam seminggu.

 

4. Pakaian anti kerut

Jenis pakaian ini seolah menjadi penyelamat di kala terburu-buru karena tidak perlu disetrika. Serta membuat penampilan selalu fresh sepanjang hari. Namun diduga pakaian anti kerut ini mengandung formal dehida.

Kantor Akuntabilitas Pemerintah Amerika menemukan pakaian yang tahan kerut mengandung bahan kimia dalam kadar tinggi. Bagi sebagian orang mungkin bahan kimia ini tidak menyebabkan gangguan. Namun bisa menyebabkan dermatitis pada orang yang sensitif atau alergi ditandai dengan ruam, lepuh, kulit bersisik, kering, dan gatal.

 

5. Mengenakan sepatu tanpa kaus kaki

Ada banyak tren yang mempromosikan penggunaan kaus kaki, seperti menciptakan inovasi sepatu yang dinilai nyaman hingga tidak perlu pakai sepatu. Namun kaus kaki sendiri berfungsi sebagai sekat antara kaki dan sepatu. Mereka juga menyerap keringat dan menjaga kaki tetap kering.

Mengenakan sepatu tanpa kaus kaki akan membuat gesekkan antara kaki dan sepatu lebih besar sehingga menyebabkan kondisi yang disebut kaki atlet. Yakni peradangan kulit bakteri yang disebabkan oleh gesekan pada permukaan yang basah atau lembap.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading