Kalung Jantung Berdetak Schiaparelli Viral, Bikin Merinding Sekaligus Terkagum-kagum

Fimela.com, Jakarta Paris Fashion Week Fall 2025 baru saja digelar, namun satu karya dari rumah mode Schiaparelli langsung mencuri perhatian dunia, sebuah kalung berbentuk jantung manusia yang benar-benar berdetak.

Karya ini ditampilkan dalam koleksi couture Fall 2025 Schiaparelli yang digarap oleh Daniel Roseberry. Begitu melangkah di runway, kalung ini langsung menyita perhatian. Dikenakan oleh model dengan gaun merah yang dikenakan terbalik, kalung tersebut tak hanya unik secara bentuk, tetapi juga mengejutkan karena dirancang bisa berdetak layaknya jantung manusia. Sentuhan dramatis sekaligus surealis yang menjadi ciri khas label ini pun kembali mengguncang panggung mode.

Tak butuh waktu lama, video yang diunggah Roseberry di Instagram langsung meledak, dalam 24 jam saja sudah ditonton lebih dari 5,7 juta kali. Di TikTok, para pencinta mode ramai membicarakan karya tersebut. Salah satu video dari akun @houseofhithesh bahkan meraih 2 juta views hanya dalam waktu singkat. Banyak yang menyebut kalung itu “beautiful” namun juga “haunting”, menawan tapi bikin merinding.

Terinspirasi dari Karya Ikonik Salvador Dali

Kalung ini bukan sekadar aksesori, melainkan seni wearable dengan referensi sejarah yang kuat. Roseberry menyebut desain tersebut terinspirasi dari karya ikonik Salvador Dalí, terutama “Royal Heart” tahun 1953, sebuah bros mekanik yang juga dapat berdetak dan kini dipajang di Dalí Theatre and Museum, Spanyol.

\Referensi ini bukan kebetulan, karena Elsa Schiaparelli, sang pendiri rumah mode, memang dikenal dekat dengan Dalí dan sering berkolaborasi menciptakan karya surealis di dunia fashion.

Dalam koleksi bertajuk Back to the Future ini, Roseberry juga memasukkan elemen lain yang terinspirasi dari Dalí, seperti dress dengan motif mata realistis yang mengacu pada bros “The Eye of Time” dari tahun 1949. Ia dengan sengaja menengok kembali era antara perang dunia, masa di mana Elsa Schiaparelli menciptakan desain-desain paling ikoniknya.

“Era itu terasa seperti penuh duka tapi juga dipenuhi kekuatan besar,” ungkap Roseberry, seperti yang dikutip dari WWD. Lewat koleksi ini, ia berhasil menyulap sejarah dan imajinasi menjadi sesuatu yang sangat relevan dengan zeitgeist hari ini, menggabungkan seni, teknologi, dan emosi dalam satu detak yang tak terlupakan.