Sukses

FimelaHood

Komunitas Jaringan Masyarakat Negeri Rempah: Kenalkan Sejarah Indonesia Lewat #JalurRempah

Fimela.com, Jakarta Ada yang tahu dengan sebuah program jalan-jalan yang bernama #JalurRempah? Bukan sekadar jalan-jalan biasa, tapi program tersebut juga mengangkat tema jalan-jalan jelajah budaya (cultural trip). Boleh dibilang kalau program #JalurRempah dibuat tidak hanya untuk memperlihatkan sejarah Indonesia yang kaya, tapi juga supaya masyarakat lebih peduli dengan sejarah bangsa ini.

Program #JalurRempah sendiri memang erat kaitannya dengan seorang perempuan bernama Kumoratih Kushardjanto yang sekarang menjabat sebagai ketua Yayasan Negeri Rempah. Ya, jauh sebelum Yayasan Negeri Rempah berdiri masyarakat lebih dulu mengenalnya dengan sebutan komunitas Negeri Rempah atau komunitas Jaringan Masyarakat Negeri Rempah.

“Program #JalurRempah ini pada mulanya adalah sebuah program traveling yang digagas sebagai salah satu tema jalan-jalan jelajah budaya (cultural trip) yang saya buat sejak 2007 bersama mitra saya,” jelas Kumoratih kepada Fimela.com. Mengapa jalur rempah? Semua berawal ketika ia tertarik membaca dan menonton serial dokumenter yang membahas tentang sejarah Indonesia.

“Dalam film dokumenter yang dirilis oleh BBC pada 2011 tersebut, Maluku sebagai daerah endemik penghasil pala dan cengkeh, memperoleh porsi yang signifikan dalam narasinya. Semuanya memperkuat niat dan ide untuk menelusuri #JalurRempah sebagai salah satu entry point untuk mengenal Indonesia,” ungkap Kumoratih. Dari situ Kumoratih semakin bersemangat untuk lebih memperlihatkan sejarah bangsa Indonesia dengan cara yang menyenangkan.

Kumoratih tentunya tidak sendirian karena kenyataannya banyak orang yang masih peduli dengan sejarah bangsa Indonesia, meskipun mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan sejarah atau humaniora. “Saya pernah melakukan penelitian kecil untuk thesis saya. Saya perhatikan, dalam satu dasawarsa terakhir tumbuh gerakan-gerakan sporadis dari komunitas-komunitas kecil yang memiliki kesamaan minat, untuk mengajak publik mengenal kembali wajah Indonesia dengan cara dan gayanya masing-masing,” jelasnya.

Komunitas Jaringan Masyarakat Negeri Rempah memiliki sejumlah kegiatan rutin, mulai dari mengadakan sesi berbagi, kumpul bulanan, bincang santai dengan arkeolog, sejarawan, ahli hukum tata negara, mencicipi kuliner rempah, bedah resep, masak bareng, pameran keliling di daerah dengan komunitas lokal, hingga jalan-jalan.

Mengajak Masyarakat Indonesia untuk Mengenal Negerinya Sendiri

Sebelum membahas hal yang berkaitan dengan #JalurRempah, pasti banyak yang penasaran mengapa dari komunitas Jaringan Masyarakat Negeri Rempah lalu berkembang menjadi Yayasan Negeri Rempah. Kumoratih Kushardjanto pun memberikan penjelasannya.

“Setelah kegiatan komunitas ini sudah jalan dengan aktivitas yang begitu beragam, timbul pertanyaan dari beberapa sahabat relawan yang kerap berbagi dengan kami di sharing session. Apa yang kemudian diharapkan dari gerakan komunitas ini? Apakah bisa berkesinambungan kalau komunitas ini sifatnya sangat cair, tidak ada organisasinya? Ini kan jadi OTB, dan resikonya, kalau pengurusnya bosan?” cerita Kumoratih.

Singkat cerita akhirnya Kumoratih dan teman-temannya memutuskan untuk membentuk sebuah yayasan yang didukung oleh para relawan sebagai pengurusnya. Semuanya berbasis volunteer. Selain dewan pembina, dewan pengawas dan dewan pengurus, Yayasan Negeri Rempah juga membentuk dewan pakar yang berisi para akademisi.

Lewat berbagai programnya Yayasan Negeri Rempah selalu berusaha untuk menawarkan sebuah perspektif baru dalam memahami Indonesia. Bahwa, #JalurRempah bukan hanya bicara tentang perdagangan rempah-rempah, tetapi yang lebih penting adalah memahami #JalurRempah sebagai gerbang pertukaran antarbudaya. Ada pertukaran ilmu, budaya, sosial, bahasa, keahlian-ketrampilan dan bahkan agama di antara manusia yang berasal dari berbagai tempat yang jauh.

“Harapan kami sederhana. Mengajak publik untuk mau belajar dan mengenal kembali keragaman Indonesia. Salah satunya dengan cara mengenal #JalurRempah. Karena kebhinnekaan kita salah satunya dibentuk melalui interaksi kita dengan berbagai bangsa dari masa ke masa. Melalui apa? Melalui jalur perdagangan,” pungkas Kumoratih.

“Mari kita belajar, agar kita bisa mengoptimalkan sumber daya alam yang dianugerahkan kepada kita. Nggak dimanfaatkan oleh bangsa lain, lalu ujung-ujungnya kita mengonsumsi produksi asing yang mengolah sumber daya alam kita sendiri.” - Kumoratih Kushardjanto Ketua Yayasan Negeri Rempah

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading