29% Wanita Mengalami Hot Flashes Pascapersalinan, Ini Fakta yang Perlu Para Ibu Baru Tahu

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, setelah melahirkan, tubuh mengalami banyak perubahan signifikan. Salah satu kondisi yang seringkali mengejutkan dan membuat tidak nyaman adalah hot flashes pascapersalinan, atau yang dikenal juga sebagai keringat malam pascapersalinan. Kondisi ini ditandai dengan sensasi panas yang tiba-tiba melanda, seringkali disertai keringat berlebihan, dan dapat mengganggu kualitas tidur.

Kondisi ini sangat umum terjadi; penelitian menunjukkan bahwa sekitar 29% wanita mengalami hot flashes di malam hari dalam beberapa minggu dan bulan setelah melahirkan. Perubahan hormonal drastis setelah persalinan menjadi pemicu utama, di mana tubuh berusaha menyeimbangkan kembali sistem internalnya. Memahami penyebab dan cara mengelola kondisi ini dapat membantu Sahabat Fimela melewati masa pemulihan pascapersalinan dengan lebih nyaman.

Fenomena ini bukan sekadar ketidaknyamanan biasa, melainkan respons alami tubuh terhadap fluktuasi hormon yang besar. Mari kita telusuri lebih lanjut mengenai apa itu Hot Flashes, mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana Sahabat Fimela bisa mengatasinya agar tetap merasa tenang dan nyaman.

Hot flashes pascapersalinan utamanya disebabkan oleh perubahan hormonal yang signifikan serta upaya tubuh untuk menghilangkan cairan berlebih yang menumpuk selama kehamilan. Faktor-faktor ini bekerja sama memicu sensasi panas dan keringat berlebihan yang sering dialami oleh ibu baru.

Selama masa kehamilan, tubuh memproduksi hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah yang sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun, setelah melahirkan, terutama setelah plasenta dikeluarkan, kadar kedua hormon ini menurun drastis. Fluktuasi hormonal yang tajam ini memengaruhi hipotalamus, bagian otak yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, sehingga otak salah mengira bahwa tubuh terlalu panas dan memicu respons pendinginan berupa keringat berlebihan. Penurunan kadar estrogen ini sangat mirip dengan kondisi yang dialami wanita selama menopause, yang juga sering menyebabkan hot flashes dan keringat malam.

Selain perubahan hormon, tubuh juga berupaya membuang cairan berlebih yang terakumulasi selama kehamilan. Selama sembilan bulan, volume darah dan cairan tubuh dapat meningkat hingga sekitar 50% untuk mendukung kebutuhan bayi. Setelah persalinan, tubuh secara alami akan melepaskan cairan ekstra ini melalui proses berkeringat dan buang air kecil. Oleh karena itu, keringat malam menjadi salah satu mekanisme penting bagi tubuh untuk mengeliminasi kelebihan cairan tersebut. 

Bagi Sahabat Fimela yang menyusui, hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI juga dapat berkontribusi pada terjadinya hot flashes. Prolaktin memiliki efek menjaga kadar estrogen tetap rendah, yang pada gilirannya dapat memperpanjang durasi dan intensitas hot flashes. 

Gejala hot flashes pascapersalinan memiliki kemiripan dengan hot flashes yang dialami selama menopause, dan dapat sangat bervariasi intensitasnya pada setiap individu. Mengenali tanda-tandanya dapat membantu Sahabat Fimela mempersiapkan diri dan mencari cara untuk meredakan ketidaknyamanan.

Beberapa gejala umum yang mungkin Sahabat Fimela alami meliputi sensasi panas yang tiba-tiba muncul di wajah, bahu, leher, dan dada. Sensasi ini seringkali digambarkan sebagai rasa panas yang datang dari dalam tubuh. Selain itu, keringat berlebihan, kemerahan pada kulit di area yang disebutkan, dan bahkan menggigil setelah sensasi panas mereda juga merupakan tanda-tanda umum. Keringat malam dapat menjadi sangat parah hingga membuat pakaian dan seprai basah kuyup. Gejala lain yang mungkin menyertai adalah iritabilitas, kelelahan, gangguan tidur, bau badan yang lebih kuat, sering terbangun di malam hari, dan perasaan dehidrasi.

Biasanya, hot flashes pascapersalinan mulai muncul dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Kondisi ini cenderung mencapai puncaknya dan paling parah pada sekitar dua minggu pascapersalinan. 

Meskipun sebagian besar hot flashes akan mereda dengan sendirinya dalam beberapa minggu, beberapa wanita mungkin mengalaminya selama beberapa bulan. Jika Sahabat Fimela menyusui, kadar estrogen yang rendah akibat prolaktin dapat menyebabkan hot flashes bertahan lebih lama. Setelah siklus menstruasi kembali normal, kadar hormon cenderung stabil dan gejala hot flashes biasanya akan berkurang secara signifikan.

Meskipun hot flashes pascapersalinan akan hilang seiring waktu, ada beberapa strategi yang bisa Sahabat Fimela terapkan untuk meredakan ketidaknyamanan dan meningkatkan kualitas hidup. Mengelola suhu tubuh dan gaya hidup dapat membuat perbedaan besar.

Salah satu cara paling efektif adalah dengan menjaga suhu tubuh tetap dingin, terutama saat tidur. Sahabat Fimela bisa menggunakan kipas angin, membuka jendela, atau menurunkan termostat di kamar tidur agar suasana tetap sejuk. Pilihlah piyama yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat dan longgar seperti katun atau sutra, serta gunakan seprai katun yang lebih sejuk dan bernapas. Pertimbangkan juga untuk berinvestasi pada kasur, bantal, atau seprai pendingin.

Hidrasi yang cukup juga sangat penting untuk mencegah dehidrasi akibat keringat berlebihan. Pastikan Sahabat Fimela minum banyak air sepanjang hari. Minum segelas air dingin sebelum tidur juga dapat membantu mencegah terjadinya keringat malam. 

Beberapa makanan dan minuman tertentu dapat memperburuk gejala hot flashes. Sahabat Fimela bisa mencoba mencatat gejala dan asupan makanan untuk mengidentifikasi pemicu pribadi. Pemicu umum yang sebaiknya dihindari meliputi kafein, alkohol, makanan pedas, makanan atau cairan panas, dan porsi makan yang terlalu besar. 

Selain itu, teknik relaksasi seperti latihan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan gejala saat hot flashes terjadi. Menempatkan handuk di bawah tubuh saat tidur untuk menyerap keringat, menggunakan pelindung kasur tahan air, atau mandi air dingin sebelum tidur juga bisa menjadi perawatan tambahan yang membantu. Penting untuk diingat bahwa setiap tubuh bereaksi berbeda, jadi temukan apa yang paling cocok untuk Sahabat Fimela.

Meskipun hot flashes pascapersalinan umumnya merupakan bagian normal dari proses pemulihan, ada beberapa situasi di mana Sahabat Fimela sebaiknya segera menghubungi penyedia layanan kesehatan. Ini penting untuk memastikan tidak ada kondisi medis lain yang mendasari gejala yang dialami.

Sahabat Fimela perlu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala berikut:

• Demam atau menggigil yang tidak kunjung reda.
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan tanpa alasan yang jelas.
• Batuk produktif atau nyeri dada yang mengganggu.
• Sakit kepala yang persisten dan tidak membaik.
• Sesak napas atau kesulitan bernapas.
• Adanya benjolan nyeri di payudara.
• Kemerahan dan nyeri di payudara, terutama jika disertai puting pecah-pecah.
• Nyeri rahim di perut bagian bawah yang tidak biasa.
• Keputihan dengan bau tidak sedap.
• Nyeri saat buang air kecil.
• Kehilangan nafsu makan yang signifikan.
• Kecemasan dan masalah emosional, atau gejala depresi pascapersalinan yang berlangsung lebih dari dua minggu.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa kondisi lain seperti tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme atau tiroiditis pascapersalinan), hipoglikemia (gula darah rendah), atau apnea tidur obstruktif juga dapat menyebabkan keringat malam yang parah. Dokter dapat membantu mendiagnosis penyebab yang mendasari dan merekomendasikan penanganan yang tepat. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Sahabat Fimela merasa khawatir atau gejala yang dialami sangat mengganggu.