Pahami Gejala Cacar Air, Pengobatan dan Pencegahannya

Gejala cacar air pada anak-anak biasanya muncul dalam dua fase utama, dimulai dengan tanda-tanda awal yang samar sebelum ruam karakteristik muncul. Gejala awal ini, yang sering disebut prodromal, dapat berlangsung 1 hingga 2 hari sebelum ruam terlihat jelas.

Pada fase prodromal, anak mungkin mengalami demam ringan, kelelahan, iritabilitas, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, sakit perut, nyeri otot atau sendi, serta batuk atau pilek. Setelah itu, ruam cacar air akan mulai muncul sebagai tanda klasik dari penyakit ini.

Ruam cacar air sangat gatal dan berisi cairan, biasanya muncul pertama kali di dada, punggung, dan wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini berkembang melalui tiga tahap: papula (benjolan merah), vesikel (lepuh berisi cairan yang pecah), dan keropeng (koreng yang mengering). Tahap-tahap ini dapat muncul secara bersamaan di tubuh, dan dibutuhkan sekitar satu minggu agar semua lepuh menjadi keropeng. Seseorang dengan cacar air dapat memiliki hingga 500 lepuh.

Penyakit ini sangat menular dan menyebar melalui kontak langsung dengan lepuh, air liur, atau melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Anak yang terinfeksi dapat menularkan virus 1 hingga 2 hari sebelum ruam muncul, hingga semua lesi cacar air telah mengering dan menjadi keropeng.

Bagi anak-anak yang sehat, cacar air seringkali tidak memerlukan perawatan medis khusus dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, ada beberapa langkah perawatan di rumah yang dapat membantu meredakan gejala dan mencegah infeksi kulit sekunder.

Untuk meredakan gatal, Sahabat Fimela bisa memandikan anak dengan air dingin yang ditambahkan soda kue, aluminium asetat, atau oatmeal koloid. Mengoleskan losion kalamin pada bintik-bintik yang gatal juga sangat membantu. Jika gatal sangat mengganggu, antihistamin seperti difenhidramin dapat digunakan, namun selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu.

Dalam mengatasi demam, gunakan obat non-aspirin seperti asetaminofen (Tylenol). Penting untuk diingat, jangan pernah memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja yang menderita cacar air karena dapat menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius yang memengaruhi hati dan otak. American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan untuk menghindari ibuprofen jika memungkinkan, karena dikaitkan dengan infeksi kulit bakteri yang mengancam jiwa.

Untuk mencegah infeksi kulit, potong kuku jari anak pendek dan minimalkan garukan. Jika lepuh tergaruk, cuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik. Mandi secara teratur dan menjaga kebersihan pakaian juga direkomendasikan. Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Jika ada luka cacar air di mulut, berikan diet lunak dan hambar.

Obat antivirus, seperti acyclovir atau valacyclovir, direkomendasikan untuk orang dengan cacar air yang berisiko tinggi mengalami penyakit parah, seperti orang sehat di atas 12 tahun, penderita penyakit kulit atau paru-paru kronis, wanita hamil, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Obat ini paling efektif jika diberikan dalam waktu 24 jam setelah ruam pertama kali muncul. Namun, penggunaan rutin antivirus pada anak-anak sehat tidak direkomendasikan karena sifat penyakit yang umumnya jinak pada kelompok usia ini.

Segera hubungi dokter jika demam berlangsung lebih dari 4 hari atau di atas 38,9°C, ruam menjadi sangat merah, hangat, nyeri, atau mengeluarkan nanah. Gejala lain yang memerlukan perhatian medis termasuk kesulitan bangun, perilaku bingung, kesulitan berjalan, leher kaku, muntah sering, kesulitan bernapas, batuk parah, nyeri perut parah, ruam dengan pendarahan atau memar, atau luka di mata.

Cara terbaik dan paling efektif untuk mencegah cacar air adalah melalui vaksinasi. Vaksin cacar air (varicella vaccine) telah terbukti sangat efektif dalam mencegah hampir semua kasus penyakit parah.

Sejak program vaksinasi cacar air dimulai di Amerika Serikat, terjadi penurunan lebih dari 97% kasus cacar air. Dua dosis vaksin cacar air direkomendasikan untuk anak-anak sebagai perlindungan terbaik. Jadwal vaksinasi rutin di AS biasanya mencakup dosis pertama antara usia 12 dan 15 bulan, dan dosis kedua antara usia 4 dan 6 tahun.

Ada dua jenis vaksin utama: Varivax, yang hanya mengandung vaksin cacar air, dan ProQuad, yang menggabungkan vaksin cacar air dengan vaksin campak, gondong, dan rubella (MMRV). CDC merekomendasikan anak-anak di bawah usia 4 tahun untuk menerima suntikan varicella terpisah daripada vaksin MMRV gabungan, karena sedikit peningkatan risiko kejang demam saat digunakan sebagai dosis pertama pada balita muda.

Sebagian besar orang yang mendapatkan vaksin akan terlindungi seumur hidup dan tidak akan terkena cacar air. Jika seseorang yang divaksinasi terkena cacar air (disebut cacar air terobosan), gejalanya biasanya jauh lebih ringan, dengan lebih sedikit atau tanpa lepuh, serta demam ringan atau tanpa demam.

Cacar air sangat menular, sehingga menghindari kontak langsung dengan penderita juga penting jika belum divaksinasi atau belum pernah menderita cacar air. CDC sangat tidak merekomendasikan "pesta cacar air" (sengaja mengekspos anak-anak yang tidak divaksinasi kepada anak yang menderita cacar air) karena cacar air dapat menyebabkan komplikasi parah bahkan kematian, bahkan pada anak-anak yang sehat.