Sukses

Food

5 Jajanan Legendaris khas Malang yang Masih Eksis hingga Sekarang

Fimela.com, Jakarta Kota Malang bukan hanya terkenal dengan suasana sejuk dan destinasi wisatanya, tetapi juga dengan ragam kulinernya yang menggugah selera. Di antara beragam makanan khas, jajanan tradisional Malang punya tempat istimewa di hati masyarakat. Meski zaman terus berubah dan tren kuliner datang silih berganti, beberapa jajanan khas ini tetap bertahan dan bahkan semakin digemari.

Dibuat dengan resep turun-temurun dan dijajakan di tempat yang sama selama puluhan tahun, lima jajanan ini bukan sekadar makanan—mereka adalah bagian dari sejarah kota. Mulai dari suara khas penjual kue putu di malam hari hingga aroma keripik tempe yang menggoda, semuanya menyimpan nostalgia dan rasa yang tak tergantikan. Yuk, kita kenali satu per satu!

1. Kue Putu Lanang

Kue putu Lanang adalah salah satu jajanan legendaris yang telah eksis sejak 1935. Disajikan hangat dengan isian gula merah dan taburan kelapa parut, kue putu ini biasa dijual di malam hari dengan suara khas uap dari kukusan bambu. Lokasi paling terkenal untuk mencicipinya adalah di Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Rasanya yang lembut, manis alami, dan aroma pandan yang harum membuat kue ini tak lekang oleh waktu. Meski terlihat sederhana, kue putu Lanang memiliki banyak penggemar, baik dari warga lokal maupun wisatawan yang penasaran dengan cita rasa tradisional khas Malang.

2. Mendol Tempe

Mendol adalah olahan tempe yang dibumbui rempah-rempah khas, kemudian digoreng hingga kering dan renyah di luar, namun tetap lembut di dalam. Cita rasanya gurih, pedas, dan sedikit asam, menjadikannya teman sempurna untuk nasi hangat atau camilan saat santai.

Mendol biasa ditemukan di warung nasi rawon atau pecel khas Malang. Meski hanya berbahan dasar tempe, kekayaan rasa dari mendol menunjukkan betapa kreatifnya kuliner tradisional dalam memaksimalkan bahan lokal menjadi sajian yang istimewa.

3. Keripik Tempe Sanan

Siapa yang tak kenal keripik tempe khas Malang? Daerah Sanan telah menjadi pusat produksi camilan ini sejak puluhan tahun lalu. Dibuat dari tempe tipis yang dibalut tepung berbumbu, lalu digoreng garing, keripik tempe menjadi oleh-oleh favorit dari kota Malang.

Keripik ini tersedia dalam berbagai varian rasa, mulai dari original, pedas, hingga keju. Selain rasanya yang nikmat dan tahan lama, keripik tempe juga dikenal karena nilai gizinya yang tinggi, menjadikannya pilihan sehat untuk camilan harian.

4. Cenil dan Lupis Pasar Oro-Oro Dowo

Cenil dan lupis adalah jajanan pasar yang masih eksis di beberapa pasar tradisional Malang, salah satunya Pasar Oro-Oro Dowo. Cenil dibuat dari tepung tapioka berwarna-warni, sedangkan lupis dari beras ketan yang dibungkus daun pisang. Keduanya disajikan dengan kelapa parut dan siraman gula merah cair.

Meski terkesan sederhana, jajanan ini selalu ramai diburu setiap pagi. Rasanya yang manis legit dan teksturnya yang kenyal membuat banyak orang kembali mengingat masa kecil mereka. Tak heran jika cenil dan lupis tetap bertahan sebagai favorit lintas generasi.

 

5. Cwie Mie Basah Khas Malang

Meski lebih dikenal sebagai hidangan utama, cwie mie juga sering dijadikan camilan karena porsinya yang bisa disesuaikan. Mi tipis khas Malang ini disajikan dengan topping ayam giling, pangsit goreng, dan sayur sawi, lalu disiram kuah bening yang ringan.

Cwie mie legendaris bisa ditemukan di berbagai warung tua di sudut kota, seperti di kawasan Klojen atau Kayutangan. Perpaduan rasa gurih dan tekstur mi yang lembut membuatnya tetap disukai dari generasi ke generasi. Bahkan, kini banyak variasi modern dari cwie mie yang tetap mempertahankan resep aslinya.

Jadi, mana yang menjadi favoritmu?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading