Sukses

Health

3 Penyebab BAB Berdarah dan Obatnya

Fimela.com, Jakarta Berak darah adalah suatu penyakit yang harus diwaspadai. Pada umumnya berak atau buang air besar (BAB) yang normal memiliki warna cokelat muda hingga cokelat tua. Warna ini dihasilkan oleh pigmen yang disebut bilirubin.

Penyebab BAB darah yang pertama adalah karena adanya pendarahan pada sistem pencernaan. Munculnya darah pada berak terjadi karena darah dikeluarkan langsung melalui BAB, atau darah tersebut menempel pada dubur. Penyakit yang satu ini juga bisa disebabkan karena adanya infeksi virus.

Penyebab BAB darah dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup yang kurang sehat. Jika Sahabat Fimela sering mengonsumsi makanan yang kurang bergizi, maka sistem pencernaan akan mengalami gangguan dan menyebabkan peradangan. Berikut penyebab BAB berdarah dan obatnya, dilansir dari beberapa sumber:

Penyebab BAB Berdarah

1. Pendarahan Usus Besar

Penyebab BAB darah dapat terjadi karena adanya pendarahan pada usus besar. Dalam dunia media, kondisi ini disebut dengan istilah hematochezia. Darah yang keluar bersamaan dengan feses atau berak ini berwarna merah. Pendarahan ini bisa dijadikan sebagai pertanda atau akibat dari penyakit radang usus, polip usus besar, tumor usus, wasir, dan kanker kolon.

2. Pendarahan Pada Sistem Pencernaan Bagian Atas

Berbeda dengan pendarahan pada usus besar yang berwarna merah. Pendarahan yang terjadi pada pencernaan bagian atas akan menyebabkan BAB mengeluarkan darah berwarna hitam. Karena pendarahannya terletak jauh dari anus. Kondisi ini bisa terjadi karena tungkak lambung, kanker lambung, peradangan lapisan lambung, dan pelebaran pembuluh darah pada kerongkongan.

3. Efek Samping Obat-Obatan

Efek samping mengonsumsi obat-obatan juga dapat mempengaruhi warna feses. Terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan dapat melukai lambung dan menyebabkan pendarahan pada sistem pencernaan. Obat-obatan yang bisa menyebabkan berak berdarah adalah antibiotik, obat penurun tekanan darah, obat antiaritmia, obat kemoterapi, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan antasida.

Gejala BAB Darah

Saat seseorang mengalami BAB berdarah, gejala yang paling sering muncul adalah merasakan perut kembung, demam dan tubuh terasa sangat lemas. Bahkan ada beberapa orang yang mengalami gejala mual dan muntah. Kondisi ini biasanya dialami karena lapisan lambung mengalami infeksi.

Gejala BAB berdarah bisa ditandai dengan feses yang berwarna merah segar atau gelap, dan adanya darah yang menetes dari anus saat BAB. Frekuensi feses juga akan bertambah saat mengalami BAB berdarah ini. Tekstur feses akan menjadi lunak dan sangat lengket.

Bagi penderita BAB berdarah yang parah, akan ditandai gejala kehilangan kesadaran atau pingsan. Karena penyakit ini bisa mengakibatkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Sebaiknya segera konsultasi dengan dokter saat mengalami gejala ini.

Cara Mengobati BAB Berdarah

Sahabat Fimela dapat berkonsultasi dengan dokter saat merasakan diare dan feses mengeluarkan darah terus menerus. Karena jika tidak segera diperiksakan, penyakit ini bisa mengakibatkan komplikasi penyakit lainnya. Bahkan berak berdarah dapat dijadikan sebagai pemicu penyakit kronis yang bisa menghilangkan nyawa seseorang.

Saat periksa ke dokter, maka dokter akan memberikan pemeriksaan keseluruhan, mulai dari cek suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi vital pasien. Setelah itu, dokter akan mengambil sampel feses dan pemeriksaan lebih lanjut.

Cara mengobati BAB berdarah ini dapat melalui infus atau transfusi darah. Untuk memeriksa pendarahan pada sistem pencernaan, dokter dapat melakukan tindakan melalui endoskopi sesuai dengan kesepakatan pasien. Dalam pemberian obat-obatannya akan diberikan resep jika ditemukan penyakit serius dalam pasien.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading