Sukses

Health

Serba-Serbi Diet DEBM, Efek Samping yang Harus Diperhatikan sebelum Menerapkannya

Fimela.com, Jakarta Memiliki badan yang ideal adalah impian hampir seluruh perempuan. Di tengah gempuran macam-macam jenis diet di media sosial, orang-orang berlomba-lomba untuk menjalani diet sampai mencapai berat badan yang diimpikan. Bahkan mereka rela untuk tidak mengonsumsi nasi sama sekali demi mendapatkan tubuh ramping. Jenis diet seperti apa itu?

Diet tinggi lemak dan protein atau populer disebut dengan diet DEBM adalah diet ekstrem dengan mengurangi jumlah karbohidrat lalu diganti dengan mengonsumsi lemak. Mereka tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan karbohidrat, seperti nasi, kentang, roti, oat, ubi, dan lebih banyak lagi. DEBM membolehkan mengonsumsi apa saja asalkan hanya makanan dengan tinggi protein dan lemak. Meski telah terbukti dapat menurunkan berat badan dengan waktu yang cukup singkat, bukan berarti cukup sehat untuk dijalani. 

Pada dasarnya, lemak tidak sepenuhnya berbahaya untuk tubuh. Kita tetap membutuhkan lemak untuk berfungsi. Namun, jika mengonsumsi lemak secara berlebihan, ini akan menimbulkan risiko penyakit kronis jantung atau stroke. Selain itu, tubuh juga membutuhkan karbohidrat untuk memberikan tenaga.

Lantas dari mana kita mendapatkan energi jika tubuh kehabisan karbohidrat dan hanya tersisa lemak saja? Mungkin beberapa orang sudah pernah mencoba menjalani diet DEBM, dan apa yang terjadi? Makanan apa saja yang boleh dikonsumsi? Bagaimana dengan efek sampingnya?  Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, simak penjelasan mengenai diet DEBM di bawah ini. 

Makanan yang diperbolehkan diet DEBM

Sesuai dengan namanya diet DEBM atau kepanjangan dari Diet Enak Bahagia dan Menyenangkan, jenis diet ini memperbolehkan kamu untuk mengonsumsi apa saja termasuk makanan kesukaan. Mereka mengklaim bahwa mampu menurunkan berat badan dengan waktu yang singkat. Menyenangkan bukan? Jangan berbahagia dulu, karena ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan sebelum memulai diet DEBM. Makanan yang diperbolehkan hanya yang mengandung lemak dan protein tinggi saja, tidak diperkenankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan gula tinggi. Ini termasuk nasi, roti, kentang, dan kawan-kawannya. Lalu, makanan apa saja yang diperbolehkan? Beberapa makanan yang disarankan antara lain:

  • Telur, mengandung protein tinggi.
  • Daging merah, yakni daging sapi, ayam.
  • Ikan, ikan laut atau ikan air tawar.
  • Alpukat, mengandung lemak tinggi.
  • Produk dairy, seperti keju, margarin, susu, yogurt.
  • Sayuran rendah karbohidrat dan tinggi serat, seperti brokoli, bayam, kembang kol, asparagus, dan sebagainya.
  • Buah rendah kalori dan gula, yakni seperti strawberry, blueberry, anggur, jeruk dan sebagainya.

Makanan yang menjadi pantangan DEBM

Setelah mengetahui makanan apa saja yang boleh dikonsumsi selama menjalani diet DEBM, saatnya Fimela jabarkan apa saja yang menjadi pantangan diet DEBM. Bisa dikatakan diet DEBM ini hampir serupa dengan diet keto. Keduanya sama-sama menghindari konsumsi karbohidrat. Perbedaannya, diet keto lebih memberikan takaran yang pasti untuk masing-masing nutrisi. Sementara diet DEBM hanya fokus kepada makanan tinggi lemak dan protein tanpa adanya takaran yang jelas. Untuk diet DEBM, mereka memberikan beberapa pantangan makanan, antara lain:

  • Nasi putih, nasi merah, nasi hitam, dan jenis nasi lainnya. 
  • Pasta, mengandung tinggi tepung.
  • Sereal, karena mengandung tinggi gula dan karbohidrat.
  • Roti, mulai dari roti tawar hingga gandum karena mengandung karbohidrat tinggi.
  • Makanan tinggi gula, yakni kue tart, brownies, kue kering, biskuit.
  • Minuman kemasan tinggi gula. Ini termasuk jus, karena cenderung tinggi kalori dan gula.  Air putih adalah minuman yang paling baik. 

Hati-hati dengan efek samping dari diet DEBM

Seseorang yang baru pertama kali menjalani diet, jenis diet yang satu ini bukanlah pilihan yang tepat. Dibalik keefektifan Diet DEBM, ada efek samping yang banyak didapatkan. Alih-alih menurunkan berat badan secara sehat, justru menambahkan kondisi penyakit lain. Penurunan karbohidrat yang drastis bisa menyebabkan efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Karbohidrat adalah sumber nutrisi penting yang diperlukan untuk tubuh. Mereka membantu memberikan energi untuk melakukan aktivitas sepanjang hari. Jika tidak ada karbohidrat yang masuk, daripada datangnya energi? 

Dikutip dari Mayo Clinic, pembatasan karbohidrat yang besar dapat menyebabkan tubuh memecah lemak menjadi keton untuk energi. Ini disebut ketosis. Ketosis dapat menyebabkan efek samping seperti bau mulut, sakit kepala, kelelahan dan kelemahan. Mereka juga bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan. Beberapa penelitian juga menyebutkan mengonsumsi banyak lemak dan protein dari sumber hewani meningkatkan risiko penyakit jantung atau kanker. 

Terlepas dari semua kontroversial pro dan kontranya, diet DEBM juga bisa membantu menurunkan kadar gula darah bagi yang mengidap penyakit diabetes. Hal ini karena semua makanan yang dikonsumsi adalah makanan rendah gula dan karbohidrat, sehingga membantu untuk menurunkan kadar gula darah dengan efektif. 

 

*Penulis: Balqis Dhia. 

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading