Sukses

Health

Mengenal Maladaptive Daydreaming, Risiko Kecanduan Melamun yang Berbahaya

Fimela.com, Jakarta Terkadang kita melamun secara tidak sadar dan hal itu terjadi alamiah begitu saja. Sayangnya, kebiasaan melamun yang dapat mengacaukan pikiran seseorang dapat menyebabkan masalah serius dalam menjalani hidup sehari-hari. Bukan berarti selama hidup manusia dilarang melamun, tapi penting ketahui efek negatif dari melamun bagi kehidupan.

Asal-muasal melamun ialah terputusnya pikiran seseorang dengan lingkungan sekitarnya yang menjadikan kontak diri dengan orang sekitarnya kabur sesaat, lalu digantikan oleh khayalan visual.

Beda hal dengan seseorang yang senang dengan kesendirian, melamun dijadikan sebagai bentuk pelarian individu tersebut untuk mencapai kebahagiaan yang tidak didapatkan dalam kehidupan nyata. Kondisi ini mampu mengantarkan seseorang kepada masalah psikis yang disebut dengan Maladaptive Daydreaming (MDD).

Lalu, apa yang menyebabkan seseorang terkena Maladaptive Daydreaming? Untuk lebih jelasnya, berikut Fimela.com telah merangkum sejumlah informasi mengenai Maladaptive Daydreaming yang dilansir dari beragam sumber. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini. 

 

Seputar Maladaptive Daydreaming yang Perlu Diketahui

Maladaptive daydreaming merupakan kondisi ketika seseorang terjebak dalam khayalan atau imajinasinya selama berjam-jam dengan cara melamun. Sehingga, ia mengabaikan hubungan dan kewajibannya di dunia nyata.

Berita baiknya, maladaptive daydreaming tidak termasuk ke dalam kategori gangguan mental. Akan tetapi, banyak ahli kejiwaan yang berpendapat, orang yang kecanduan melamun tetap memerlukan bantuan atau perawatan tertentu untuk mengurangi kebiasaan tersebut.

Khayalan yang dibuat oleh orang yang terlalu sering melamun biasanya memiliki ikatan kuat dengan perasaannya. Dalam keadaan tertentu, seseorang bisa menangis, sedih, dan tertawa saat masuk ke dalam dunia imajinasinya.

Berbeda dengan penderita skizofrenia, orang yang kecanduan melamun masih bisa membedakan mana dunia nyata dan dunia khayal. Hanya saja, karena dunia khayalnya lebih menyenangkan, mereka suka berlama-lama “di sana” dan refleks mengulanginya terus-menerus. 

 

Penyebab Seseorang Mengalami Maladaptive Daydreaming

Menurut pakar psikolog, perilaku terlalu sering melamun ini merupakan bentuk coping atau cara orang untuk mengatur stres mereka. Ini adalah cara bagi orang-orang untuk lari dari kenyataan hidup dengan menggunakan fantasinya dan membayangkan hal-hal yang tidak bisa dia lakukan atau capai di dunia nyata. 

Dengan kata lain, penyebab dari sering melamun adalah seseorang ingin melakukan sesuatu yang tidak bisa dia lakukan di dunia nyata dan untuk meminimalkan tekanan hidupnya. Sesimpel dan se-manusiawi itu alasannya. So, Ladies, apakah kamu salah satu orang yang sering melamun dan membayangkan hal-hal unik terjadi dalam kehidupanmu? 

Lalu, bagaimana pula dengan bahaya dari perilaku maladaptive daydreaming? Pada awalnya, dampak sering melamun ini mungkin tidak terlalu terasa. Namun, jika hal ini dilakukan untuk waktu yang lama, maka dikhawatirkan orang tersebut akan mengembangkan perilaku yang lebih parah.

Efek buruknya, ia tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang hanya imajinasi. Selain itu, kehidupan sehari-hari bisa jadi berantakan, perhatian kepada orang di sekitar pun jadi berkurang.

Alhasil, itu justru semakin memperburuk realitas atau kenyataan yang sudah ada. Ujung-ujungnya, ia bisa mengalami depresi dan gangguan mental lain.

Cara Mengatasi Maladaptive Daydreaming

Meskipun bukan termasuk sebagai penyakit mental yang kronis, namun kamu juga perlu tahu cara yang tepat untuk mengatasi maladaptive daydreaming. Disarankan untuk kasus yang sudah parah, dalam hal ini sudah sampai mengganggu aspek hidup, baik dari sisi sosial, pekerjaan, maupun kesehatan, maka kamu dianjurkan untuk segera menemui psikolog klinis.

Biasanya, untuk menghadapi kasus semacam ini, terapi kognitif perilaku bisa membantu. Adapun kebiasaan sehari-hari yang perlu dibangun untuk mencegah perilaku sering melamun ialah dengan memiliki waktu tidur yang cukup. Pasalnya, kurang tidur dan lelah bisa meningkatkan kemungkinan seseorang untuk sering melamun, lho!

Kenali juga pola-pola kemunculan kebiasaan melamun. Perilaku sering melamun kerap muncul sehabis menonton film, drama, atau habis bertemu dengan seseorang. Jika sudah kenal dengan faktor pemicunya, pasti kamu jadi lebih bisa menahan. Minimal, kamu bisa mengurangi durasi dan frekuensi mengkhayal.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading