Sukses

Health

Penyebab Angina Pectoris yang Perlu Diwaspadai

Fimela.com, Jakarta Angina pectoris adalah kondisi yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapat pasokan darah yang cukup. Hal ini terjadi karena adanya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah yang memasok jantung. Gejala angina pectoris meliputi rasa nyeri, tekanan, atau sesak di dada, serta dapat terjadi pada leher, rahang, punggung, atau lengan atas.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan angina pectoris antara lain adalah merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, serta kurangnya aktivitas fisik. Emosi yang tidak stabil dan suhu ekstrem juga dapat memicu kondisi ini.

Angina pectoris dapat mempengaruhi siapa saja, namun ada beberapa kelompok yang lebih rentan. Orang dengan riwayat penyakit jantung atau stroke cenderung lebih berisiko terkena AP, serta orang dengan gaya hidup yang tidak sehat, terutama orang yang merokok.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala, penyebab, dan cara mengobati angina pectoris, serta faktor risiko dan cara pencegahannya. Berikut beberapa penyebab angina pectoris yang perlu diwaspadai.

Penyebab Angina Pektoris

Angina pectoris disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otot jantung, biasanya karena penyempitan atau penyumbatan arteri koroner. Angina pectoris disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan plak dalam arteri koroner yang menyebabkan penyempitan. Pada saat otot jantung membutuhkan oksigen tambahan, seperti selama aktivitas fisik atau periode stres, arteri, yang ukurannya sudah terbatas, tidak dapat mengalirkan darah dalam jumlah yang memadai. Hal ini mengakibatkan terjadinya gejala angina.

Aterosklerosis juga terkait erat dengan penyakit jantung koroner, di mana plak yang terbentuk dapat menyebabkan penyumbatan total arteri koroner dan mengakibatkan serangan jantung. Oleh karena itu, pengendalian faktor risiko dan pengobatan yang tepat sangat penting dalam mencegah terjadinya angina pectoris dan kondisi lebih serius seperti serangan jantung.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan angina pectoris:

  • Merokok.
  • Orang tersebut memiliki tekanan darah tinggi.
  • Kadar kolesterol tinggi.
  • Diabetes.
  • Obesitas.
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner.

Gejala Angina Pektoris

Gejala angina pectoris umumnya dapat dikenali dengan adanya nyeri atau tekanan di dada yang terasa seperti ada sesuatu yang menghimpit. Selain itu, gejala lain yang mungkin juga dialami oleh penderita angina pectoris termasuk sesak napas, rasa tidak nyaman di leher, rahang, bahu, punggung atau lengan, serta kelelahan yang tidak wajar. Gejala ini biasanya muncul saat seseorang sedang beraktivitas fisik atau dalam situasi stres, dan bisa mereda setelah istirahat atau setelah mengonsumsi obat nitrat.

Cara Mencegah Angina Pektoris

Salah satu faktor risiko utama untuk angina pectoris adalah kebiasaan merokok. Oleh karena itu, langkah pertama yang dapat diambil untuk mencegah angina pectoris adalah dengan berhenti merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan angina pectoris.

Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dan seimbang juga dapat membantu mencegah terjadinya angina pectoris. Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan gula, serta konsumsi makanan yang kaya akan serat, buah-buahan, sayuran, dan ikan.

Aktivitas fisik juga penting untuk mencegah angina pectoris. Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan melancarkan aliran darah ke jantung. Namun, sebelum memulai aktivitas fisik, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas-batas aktivitas yang aman.

Selain itu, penting juga untuk mengelola stres dan emosi yang tidak stabil. Stres dapat memicu terjadinya angina pectoris, oleh karena itu penting untuk belajar teknik relaksasi dan mengelola stres dengan baik.

Terakhir, penting untuk menjaga berat badan yang sehat. Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya angina pectoris, oleh karena itu penting untuk menjaga berat badan dalam batas yang sehat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading