Sukses

Health

Kenali Bronkitis, Gangguan Pernapasan yang Tak Boleh Disepelekan

Fimela.com, Jakarta Batuk yang berlangsung lama sering kali dianggap sebagai hal yang biasa, terutama jika terjadi setelah flu atau pilek. Namun, jika batuk tak kunjung reda selama berminggu-minggu, bahkan disertai dengan dahak yang berlebihan, nyeri dada, atau sesak napas, Sahabat Fimela perlu waspada. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pernapasan yang lebih serius, salah satunya adalah bronkitis.

Bronkitis terjadi akibat peradangan pada saluran bronkial, yaitu saluran udara yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan. Peradangan ini menyebabkan produksi lendir berlebih, sehingga menimbulkan gejala utama berupa batuk berkepanjangan. Bronkitis dapat bersifat akut, yang biasanya terjadi akibat infeksi virus dan berlangsung dalam waktu singkat, atau kronis, yang umumnya disebabkan oleh paparan zat berbahaya seperti asap rokok dan polusi udara dalam jangka panjang.

Meskipun bronkitis sering kali dianggap sebagai penyakit ringan, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berujung pada gangguan pernapasan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting bagi Sahabat Fimela untuk mengenali penyebab, gejala, serta cara pencegahan dan pengobatan bronkitis agar kesehatan paru-paru tetap terjaga. Melansir my.clevelandclinic.org, dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap mengenai apa itu bronkitis, gejala, penyebab, serta hal yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Apa itu Bronkitis?

Bronkitis adalah peradangan pada saluran udara yang menuju ke paru-paru. Ketika saluran udara (trakea dan bronkus) mengalami iritasi, saluran tersebut membengkak dan dipenuhi lendir, yang menyebabkan batuk. Batuk ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu dan merupakan gejala utama bronkitis. Penyebab paling umum dari bronkitis akut adalah infeksi virus. Namun, paparan asap rokok, polusi udara, dan zat iritan lainnya juga dapat menjadi pemicu, baik untuk bronkitis akut maupun kronis.

Jenis-jenis Bronkitis

Saat membicarakan bronkitis, kebanyakan orang merujuk pada bronkitis akut, yaitu kondisi sementara yang menyebabkan batuk. Namun, ada juga bronkitis kronis yang sering kambuh dan berlangsung dalam jangka panjang.

Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Penyakit ini lebih sering terjadi pada musim dingin dan dapat menular melalui droplet atau percikan lendir saat batuk atau bersin. Pada umumnya, seseorang yang mengalami bronkitis akut tidak memerlukan pengobatan khusus dan hanya perlu beristirahat serta menjaga asupan cairan agar tubuh tetap terhidrasi.

Sementara itu, bronkitis kronis merupakan kondisi yang lebih serius dan terjadi ketika seseorang mengalami batuk berdahak hampir setiap hari selama tiga bulan dalam setahun, dan kondisi ini berlangsung setidaknya selama dua tahun berturut-turut. Jika Sahabat Fimela mengalami bronkitis kronis, maka ada kemungkinan besar juga mengalami penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Dalam kasus seperti ini, berkonsultasi dengan dokter menjadi langkah penting untuk mengetahui apakah perlu menjalani tes lebih lanjut guna memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Siapa yang Bisa Terkena Bronkitis?

Bronkitis bisa dialami oleh siapa saja, tetapi terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Orang yang merokok atau sering terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami bronkitis, terutama bronkitis kronis. Selain itu, individu yang memiliki asma, penyakit paru obstruktif kronis (COPD), atau gangguan pernapasan lainnya lebih rentan terhadap peradangan saluran udara.

Kondisi lain seperti refluks asam lambung kronis atau GERD juga dapat memperparah iritasi saluran napas dan meningkatkan risiko terkena bronkitis. Selain itu, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat penyakit autoimun atau kondisi medis tertentu cenderung lebih rentan terhadap infeksi yang bisa menyebabkan bronkitis. Paparan polusi udara, asap bahan kimia, dan debu dalam jangka panjang juga dapat memicu peradangan di saluran pernapasan, yang berkontribusi terhadap perkembangan bronkitis.

Bagaimana Bronkitis Memengaruhi Tubuh?

Ketika saluran udara mengalami iritasi akibat virus, bakteri, atau zat iritan, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan membuat dinding saluran udara membengkak dan menghasilkan lebih banyak lendir. Kondisi ini menyebabkan batuk yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir tersebut dari saluran napas. Selama masih ada lendir atau peradangan yang terjadi, batuk akan terus berlanjut sebagai bagian dari mekanisme perlindungan tubuh.

Pada beberapa kasus, peradangan yang terjadi dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyempitan saluran napas, membuat penderitanya merasa sulit bernapas. Selain itu, iritasi yang terus-menerus juga dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan komplikasi yang lebih serius, terutama bagi penderita bronkitis kronis atau mereka yang memiliki kondisi medis lain yang memengaruhi fungsi paru-paru. 

 

Gejala dan Penyebab

 

Gejala utama bronkitis adalah batuk yang berlangsung antara satu hingga tiga minggu. Batuk ini biasanya disertai dahak, meskipun ada juga yang mengalami batuk kering. Dalam beberapa kasus, penderita bronkitis juga mengalami mengi atau suara siulan saat bernapas akibat penyempitan saluran udara. Selain itu, beberapa gejala lain yang sering menyertai bronkitis antara lain sesak napas, demam ringan, pilek, serta rasa lelah yang berkepanjangan akibat proses peradangan dalam tubuh.

Penyebab utama bronkitis adalah infeksi virus yang sama dengan virus penyebab flu atau pilek. Beberapa virus yang sering dikaitkan dengan bronkitis meliputi influenza, virus pernapasan syncytial (RSV), adenovirus, rhinovirus, dan coronavirus. Selain virus, infeksi bakteri juga bisa menyebabkan bronkitis meskipun lebih jarang terjadi. Beberapa bakteri yang dapat menjadi penyebab bronkitis antara lain Bordetella pertussis, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae. Selain faktor infeksi, paparan polusi udara, asap rokok, dan zat kimia juga dapat memicu iritasi pada saluran napas yang berujung pada bronkitis.

Diagnosis dan Pengobatan

Untuk mendiagnosis bronkitis, dokter biasanya akan melakukan wawancara medis terkait gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan fisik akan dilakukan dengan mendengarkan suara paru-paru menggunakan stetoskop untuk mendeteksi adanya mengi atau suara tidak normal lainnya. Jika diperlukan, dokter juga bisa menyarankan tes tambahan seperti rontgen dada untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, tes darah untuk mendeteksi infeksi, atau tes dahak untuk memastikan ada tidaknya infeksi bakteri.

Dalam kebanyakan kasus, bronkitis akut dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan khusus. Perawatan di rumah dengan istirahat yang cukup, konsumsi cairan yang cukup, serta penggunaan pelembap udara dapat membantu meredakan gejala. Jika gejala cukup parah, dokter mungkin akan meresepkan obat batuk, bronkodilator untuk melebarkan saluran napas, atau obat antiinflamasi seperti kortikosteroid. Namun, antibiotik hanya diberikan jika ditemukan adanya infeksi bakteri.

Pencegahan

Mencegah bronkitis bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, menghindari paparan asap rokok dan polusi udara, serta mendapatkan vaksinasi untuk melindungi diri dari virus penyebab flu dan pneumonia. Menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, serta menjaga daya tahan tubuh, juga dapat membantu mengurangi risiko terkena bronkitis.

Bronkitis memang sering kali dianggap sebagai penyakit ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi pada beberapa kondisi tertentu, penyakit ini bisa berkembang menjadi lebih serius. Oleh karena itu, jika Sahabat Fimela mengalami batuk yang tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading