Penyebab Perokok Sulit Berhenti Meski Sudah Coba Berkali-Kali

Nikotin adalah zat adiktif utama dalam rokok yang bekerja dengan merangsang pelepasan dopamin di otak. Dopamin ini menimbulkan rasa senang, nyaman, dan tenang sehingga membuat perokok merasa sulit melepaskan diri dari kebiasaan tersebut. Inilah yang menjadikan rokok bukan sekadar kebiasaan, melainkan sebuah kecanduan yang kuat.

Saat berhenti merokok, tubuh akan mengalami gejala putus nikotin seperti gelisah, sulit tidur, hingga perubahan mood yang drastis. Kondisi ini sering membuat perokok merasa tidak nyaman dan akhirnya kembali merokok untuk meredakan gejala tersebut. Itulah sebabnya proses berhenti merokok membutuhkan strategi khusus dan dukungan yang konsisten.

Bagi sebagian orang, merokok menjadi cara untuk mengatasi stres, kecemasan, atau emosi negatif lainnya. Ketika merasa tertekan, rokok seakan menjadi “teman” yang menenangkan. Ketika mereka mencoba berhenti, tekanan emosional yang tak lagi ditampung oleh rokok membuat mereka kembali pada kebiasaan tersebut. Tanpa strategi coping yang baru, keinginan untuk merokok akan terus muncul.

Merokok sering menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari: setelah makan, saat bekerja, ketika berkumpul dengan teman, atau sambil minum kopi. Rutinitas ini melekat kuat dan menciptakan pemicu. Meski sudah berhenti, otak mengenali situasi tertentu sebagai momen merokok, sehingga godaan muncul otomatis.

Berada di lingkungan perokok membuat proses berhenti merokok semakin berat. Ajakan teman, melihat orang lain merokok, atau hanya mencium aroma asap saja bisa memicu keinginan. Tekanan sosial seperti rasa tidak enak menolak tawaran rokok juga berperan besar pada kegagalan berhenti.

Merokok sering dijadikan mekanisme coping untuk mengatasi stres, rasa cemas, maupun kebosanan. Kebiasaan ini memberikan ilusi ketenangan sehingga perokok merasa lebih mampu menghadapi tekanan sehari-hari. Akibatnya, rokok menjadi bagian dari rutinitas yang sulit dilepaskan.

Ketika berhenti merokok, perokok kehilangan kebiasaan yang selama ini dianggap menenangkan. Kondisi ini membuat mereka merasa tidak memiliki cara lain untuk mengendalikan emosi atau stres. Dorongan untuk kembali merokok pun muncul setiap kali menghadapi tekanan psikologis yang berat.

Sahabat Fimela, berhenti merokok memang penuh tantangan, karena melibatkan kecanduan fisik, psikologis, dan pengaruh lingkungan. Meski begitu, setiap usaha untuk mengurangi atau menghentikan rokok adalah langkah penting menuju hidup yang lebih sehat. Dengan dukungan dan komitmen yang kuat, peluang untuk benar-benar bebas dari rokok akan semakin besar.