Sukses

Info

Jarak Antara Bumi Dan Matahari Semakin Menjauh, Apa Penyebabnya?

Fimela.com, Jakarta Dari Bumi, Matahari terlihat secara normal bergerak melintasi langit dengan cara yang bisa diprediksi. Nyatanya, hubungan antara Bumi dan Matahari tidak sesimpel itu. Manusia tidak menduga bahwa hubungan antara Bumi dan Matahari berubah sepanjang waktu karena jarak antara Bumi dan Matahari berubah setiap tahun.

Melansir dari Liputan6.com, Live Science menjelaskan Matahari bergerak menjauhi Bumi dari waktu ke waktu. Menurut NASA, rata-rata Bumi bergerak sekitar 150 juta kilometer dari Matahari. Namun, orbit Bumi tidak melingkar sempurna, melainkan sedikit oval. Ini berarti jarak Bumi dari Matahari dapat berkisar antara sekitar 147,1 juta hingga 152,1 juta km.

Namun, bentangan jarak antara Bumi dan Matahari makin meningkat seiring waktu. Jarak yang semakin jauh ini memiliki dua penyebab utama. Salah satunya adalah bahwa Matahari kehilangan massa. Yang lainnya melibatkan kekuatan yang sama yang menyebabkan pasang surut di Bumi.

Dari Waktu Ke Waktu Matahari Kehilangan Massa

Pernahkah bertanya skeptis, hal macam apa yang bisa menghidupkan dan menggerakkan matahari? Jawabannya, reaksi fusi nuklir yang menggerakkan matahari mengubah massa menjadi energi mengikuti persamaan Albert Einstein yang terkenal, E=MC2.

Simpelnya, Matahari mengolah massa yang dimilikinya untuk menghasilkan energi. Karena Matahari terus menerus memproduksi energi, ia juga kehilangan massanya. NASA pun menghitung perkiraan usia Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Perkiraan usia ini mungkin dihitung berdasarkan model bagaimana bintang-bintang  berevolusi dari waktu ke waktu. Dan berdasarkan model tersebut, diprediksikan Matahari akan kehilangan sekitar 0,1 persen dari total massanya sebelum mati, begitu penjelasan Brian DiGiorgio, seorang astronom di University of California, Santa Cruz.

Seberapa Banyak 0,1 Persen Massa Matahari?

DiGiordio menekankan bahwa walau 0.1 persen terdengar sedikit, namun jika konteksnya pada Matahari, ini adalah jumlah massa yang amat besar. Jumlah tersebut kira-kira sama dengan massa Jupiter. Dan Jupiter memiliki sekitar 318 kali massa Bumi, menurut Exploratorium.

Kekuatan tarikan gravitasi suatu benda sebanding dengan seberapa banyak massa  yang dimilikinya. Karena matahari kehilangan massa, tarikannya ke Bumi melemah, menyebabkan planet kita menjauh dari bintang kita sekitar 6 cm per tahun, kata DiGiorgio. 

"Tapi kita seharusnya tidak mengadakan pesta bon voyage dulu. Ini cukup diabaikan, terutama dibandingkan dengan variasi normal dalam jarak orbit Bumi yang terjadi karena orbitnya yang sedikit elips - sekitar 3persen," kata DiGiorgio.

Efek Pasang Surut

Sama seperti tarikan gravitasi bulan yang menciptakan pasang surut di Bumi, tarikan gravitas Bumi juga menarik Matahari. Sisi Matahari yang menghadap Bumi akan menghasilkan “tonjolan pasang surut”, begitu tulis Britt Scharringhausen, seorang profesor fisika dan astronomi di Beloit College di Wisconsin, menulis untuk Cornell University's Ask an Astronomer.

Matahari berotasi pada porosnya setiap 27 hari sekali, jelas jauh berbeda dengan waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengorbit mengelilingi matahari. Massa tonjolan pasang surut memiliki tarikan gravitasi yang terkait dengannya, menarik Bumi ke depan pada orbitnya dan melemparkannya lebih jauh dari matahari, kata Scharringhausen. 

Namun, gaya pasang surut ini memiliki efek yang sangat lemah pada orbit Bumi: Mereka menyebabkan Bumi bergerak sekitar 0,0001 inci (0,0003 cm) dari matahari setiap tahun.

Apa Dampak Bumi Makin Menjauh dari Matahari?

Sekarang muncul pertanyaan, apakah jarak Bumi yang makin menjauh dari Matahari ini mempengaruhi Bumi? DiGiordio menjawab saat Bumi menjauh dari Matahari, cahaya matahari akan menjadi lebih redup.

Mengingat bahwa jarak Bumi dari matahari dapat tumbuh sebesar 0,2% selama 5 miliar tahun ke depan, peredupan ini sesuai dengan pengurangan 0,4% energi matahari yang mengenai permukaan bumi.

"Ini relatif kecil dibandingkan dengan variasi normal dalam kecerahan matahari yang terjadi karena orbit elips Bumi, jadi tidak perlu terlalu dikhawatirkan,” papar DiGiordio.

*Penulis: Tasya Fadila

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading