Fimela.com, Jakarta Setiap tanggal 8 Mei, dunia memperingati Hari Palang Merah—sebuah momen penting untuk merayakan semangat kemanusiaan lintas batas. Perayaan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga menjadi pengingat akan jutaan relawan yang tanpa pamrih membantu sesama di tengah konflik, bencana, dan krisis kesehatan. Di balik tanggal ini, tersimpan sejarah panjang yang bermula dari nurani seorang pria yang tak tega melihat penderitaan di medan perang.
Hari Palang Merah Sedunia diperingati bertepatan dengan hari lahir Henry Dunant, yakni pendiri Gerakan Palang Merah Internasional. Ia adalah sosok yang mengubah empati menjadi aksi nyata—mendorong lahirnya sistem bantuan kemanusiaan yang terorganisir dan netral. Kisah Dunant membuktikan bahwa satu tindakan kecil dapat menyalakan perubahan besar, bahkan hingga level global.
Yuk, simak seputar asal-usul, makna, serta pendiri Palang Merah—yang dilansir dari beberapa sumber termasuk britannica.com berikut ini!
Advertisement
Advertisement
Awal Mula: Dari Medan Perang ke Gerakan Global
Semua bermula pada tahun 1859, saat Henry Dunant secara tak sengaja menyaksikan Pertempuran Solferino, salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah Italia. Ribuan tentara terluka parah dan tidak ada cukup tenaga medis atau perawatan yang memadai. Terpukul oleh pemandangan mengerikan itu, Dunant pun mengambil inisiatif—ia menggerakkan warga setempat, membeli peralatan medis, dan membantu merawat para korban—tanpa memandang seragam atau asal mereka.
Pengalaman itu begitu membekas hingga ia menulis buku "A Memory of Solferino" (1862). Dalam bukunya, Dunant menyarankan pembentukan organisasi sukarela di masa damai untuk membantu korban perang dan menciptakan hukum internasional untuk melindungi mereka. Buku ini mengguncang hati banyak orang dan membuka jalan bagi lahirnya Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada tahun 1863 di Jenewa, Swiss.
Palang Merah Menjadi Gerakan Dunia
Pada tahun 1864, 12 negara menandatangani Konvensi Jenewa pertama, yang menjadi dasar hukum humaniter internasional. Konvensi ini menjamin perlindungan terhadap tenaga medis, korban perang, dan fasilitas medis dalam konflik bersenjata. Palang Merah menjadi simbol netralitas dan perlindungan.
Seiring berjalannya waktu, gerakan ini berkembang menjadi jaringan global yang kini dikenal sebagai Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional yang terdiri dari:
- ICRC (Komite Internasional Palang Merah).
- IFRC (Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah).
- 190+ Perhimpunan Nasional, termasuk PMI (Palang Merah Indonesia)
Advertisement
Peran Palang Merah di Masa Kini
Mungkin sebagian dari kita mengenal Palang Merah sebagai penyelenggara donor darah atau penolong di tengah bencana alam. Namun, peran mereka jauh lebih luas, seperti:
- Menangani pengungsi dan korban konflik bersenjata di daerah rawan perang.
- Memberikan bantuan medis di daerah yang terdampak epidemi atau krisis kesehatan.
- Menjadi garda depan saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran hutan.
- Menyediakan pelatihan tanggap darurat dan edukasi kebencanaan kepada masyarakat.
Semua itu dilakukan dengan prinsip netralitas, kemanusiaan, kesukarelaan, dan universalitas.
Sahabat Fimela, Hari Palang Merah Sedunia bukan hanya milik para relawan di garis depan. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa rasa peduli, kebaikan hati, dan solidaritas masih menjadi kekuatan terbesar dalam menghadapi penderitaan manusia.
Karena selama masih ada orang yang bersedia menolong sesamanya tanpa pamrih, denyut kemanusiaan akan terus berdetak—setiap 8 Mei, dan setiap hari setelahnya.