Sukses

Lifestyle

Perlukah Konsumsi Multivitamin untuk Era New Normal? Berikut Jawaban Ahli Kesehatan

Fimela.com, Jakarta Pandemi virus corona menuntut kita untuk menjalankan kehidupan new normal, di mana diharuskan untuk menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, hingga rajin mencuci tangan dengan sabun. Hal ini dilakukan agar masyarakat tetap bisa bekerja di luar rumah, demi menstabilkan perekonomian.

Saat menjalankan new normal masyarakatkan pun dihimbau untuk tetap mentaati protokol kesehatan. Selain protokol kesehatan, Dr. Budhi Antariksa Ph.(D), Sp. P (K), Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan menghimbau untuk meningkatkan daya tahan jadi penting pada kondisi saat ini.

"Daya tahan tubuh itu hubungannya erat dengan asupan dan makanan-makanan yang bergizi, dan pola istirahat. Kalau pola tidur kurang, lalu istirahat kurang, maka daya tahan tubuh akan menurun," paparnya dalam siaran pers IMBOOST.

Lalu perlukah multivitamin? Menurut Dr Budhi suplemen seperti immunomodulator dan multivitamin masih tetap diperlukan karena kita masih belum tahu virusnya ini akan sampai kapan. Begitu pula penemuan vaksin.

"Tidak semua virus RNA itu bisa dibuatkan vaksinnya. Contoh, HIV tidak ada vaksinnya, Hepatitis C juga tidak ada vaksinnya. Ada beberapa virus memang tidak ada vaksinnya. Dan kebetulan, corona itu masuk virus RNA, jadi belum tentu dia bisa dibentuk vaksinnya. Semoga sih bisa. Tapi, sampai sekarang belum ada buktinya," kata Dr Budhi.

DR (Cand) dr. Inggrid Tania, M.Si., Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan saat new normal dibutuhkan ektra peningkatakan daya tahan tubuh sebab tubuh memerlukan tambahan supemen dari luar. Salah satunya suplemen atau multivitamin immunomodulator.

Immununomodulator adalah zat atau substansi yang dapat mempengaruhi sistem imun. Artinya, sistem tubuh diaktivasi dan dimodulasi. Immunomodulator terbagi dua, yakni immunosupresan (yang berefek menekan) dan immunostimulan (berefek meningkatkan) respon imun.

Ketika tubuh membutuhkan peningkatkan daya tahan tubuh, maka dibutuhkan immunomodulator yang bersifat immuno stimulan atau imun booster. Jadi, dia akan meningkatkan aktivitas sel-sel imun tubuh. Misalkan, kemampuan sel makrofag dalam melakukan fagositosis terhadap bakteri atau virus. Kemudian, juga ada aktivitas anti peradangan dengan menghambat enzim siklo-oksigenase. Kemudian stimulasi dengan meningkatkan produksi sitokin. Seperti itu contoh-contoh mekanisme kerja dari immunomodulator.

"Saya menganjurkan, di masa new normal justru tetap perlu mengonsumsi suplemen immunomodulator. Walaupun new normal, kita tetap beraktivitas, tingkat stress tinggi baik stress fisik maupun stress mental. Ketika kita berada di luar rumah maka kita semakin tidak terlindungi sehingga potensi tertular Covid-19 juga tinggi," paparnya.

Suplemen immunomodulator

Dr Inggrid menjelaskan, Immunomodulator bisa dari subtansi yang natural atau subtansi yang sitentik. Kalau ingin mendapatkan perlindungan imun yang maksimal atau komplet, kita perlu mengonsumsi keduanya, baik yang immunomodulator yang natural contohnya Echinacea maupun yang sitentik.

"Contoh yang sitentik itu misalnya vitamin C, vitamin D. Kemudian, yang dari bahan natural, tentu saja akan lebih bagus, karena lebih friendly diterima oleh tubuh kita. Sehingga, kita berharap lebih mudah diabsorpsi," katanya. Dr Inggrid juga menjelaskan bahwa immunomodulator yang bersifat immuno stimulan kuat atau imun booster kuat, bisa di konsumsi setiap harinya antara 8 minggu sampai 16 minggu.

"Biasanya, jeda dua minggu sudah cukup. Setelah itu, kita bisa konsumsi kembali suplemen immunomodulator itu. Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya efek samping, seperti imuno supresan, dan sebagainya. Meskipun sebenarnya belum ada bukti-bukti kuat bisa memicu itu. Ini azas kehati-hatian saja," ujarnya.

DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research & Development and Regulatory SOHO Global Health mengatakan immunomodulator yang baik mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate.

Kandungan ekstrak Echinacea purpurea telah terbukti secara klinis dapat memodulasi atau mengatur sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem imun tubuh.

"Produk immunomodulator dari bahan natural yang berfungsi memodulasi sistem imun tubuh mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate bisa didapatkan pada IMBOOST," papar DR. Raphael

#Changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading